Parade Hari Kebaya Nasional Pecahkan Rekor MURI Dunia: Aisyiyah DIY Hadir Warnai Candi Borobudur - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Magelang, Suara ‘Aisyiyah – Matahari sudah condong ke sisi barat ketika pada Rabu sore (24/7), lebih dari 1500 wanita memadati area Concourse Candi Borobudur dengan mengenakan busana kebaya dalam beragam model dan warna. Mereka berasal dari beragam organisasi wanita di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan sekitarnya.

Kegiatan bertema “Bangga Berkebaya untuk Perempuan Indonesia” itu adalah momen Hari Kebaya Nasional yangg dirayakan untuk pertama kalinya setelah keluarnya Keputusan Presiden (Keppres) No 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.

Gegap gempita aktivitas itu apalagi mendapatkan penghargaan Rekor MURI Dunia atas wanita bangga berbusana kebaya terbanyak di Candi Borobudur.

Dalam sambutannya, Wiendu Nuryanti selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa terdapat kurang lebih 42 organisasi wanita yangg turut hadir. Selain itu, terdapat pula perwakilan dari beberapa organisasi yangg diikuti anak-anak dan remaja putri.

Di antara organisasi yangg hadir, terdapat rombongan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY yangg termasuk berada pada barisan paling depan. Para ibu rombongan ini mengenakan kebaya dengan beragam kreasi dan tampak begitu antusias membawa properti gunungan bertuliskan “‘Aisyiyah DIY” dan “Bangga Berkebaya”.

Baca Juga: Menggebrak Kecantikan Perempuan Lewat Keteladanan R.A Kartini 

Hetty Herawati, selaku perwakilan dari PT Taman Wisata Candi (TWC) alias Injourney Destination mengungkapkan emosi bahagianya memandang para peserta yangg tampak antusias mengenakan kebaya. “Berkebaya tidak lagi menjadi sesuatu yangg berat lantaran dinikmati,” serunya.

Irini Dewi Wanti, selaku Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, selanjutnya menjelaskan bahwa harapannya momen Hari Kebaya Nasional ini dapat menguatkan upaya Indonesia yangg sedang mengusung kebaya sebagai salah satu warisan bumi ke UNESCO.

Penetapannya diprediksi bakal dilakukan pada akhir tahun nanti. Meski begitu, dia menegaskan, “Bukan sertifikat yangg kita kejar, tapi malah pasca penetapan itu. Setelah ditetapkan, baru saat itulah tanggung jawab kita mulai, kita kudu menjaga keberlanjutan kebaya.”

Di samping berbentuk seremoni dengan beberapa sambutan dan tampilan, aktivitas ini juga diwarnai spirit sosial dengan adanya sesi pembagian kebaya untuk para pedagang di Candi Borobudur dan sekitarnya. Para peserta dan pedagang tampak antusias mengikuti aktivitas dari awal hingga menjelang Maghrib. (ahimsa)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id