Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Beladiri tidak selamanya identik dengan kekerasan alias pertarungan fisik, tapi bisa menjadi sarana pengenalan budaya bagi generasi muda.
Meski tidak ada pertarungan sengit dalam beladiri tersebut, tapi dengan memadukan jurus-jurus pencak silat ke dalam pementasan yangg sarat dengan nuansa budaya nusantara.
Melalui pagelaran seni beladiri, Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta menggelar aktivitas berjudul “Heritage Theater of Palapa Samaya: Gadjah Mada’s Greatest Sin”, yangg mengisahkan perseteruan antara Kerajaan Sunda dan Majapahit di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Ahad (26/1/25).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci, M Afnan Hadikusumo didampingi Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Unik Rasyidah.
Jurus-jurus unik Tapak Suci Putra Muhammadiyah yangg disajikan dalam pagelaran selama 60 menit memukau Afnan Hadikusumo. Apalagi, selama ini dalam beragam kejuaraan, Tapak Suci Mu’allimaat meraih beragam prestasi baik di tingkat daerah, nasional, hingga internasional.
Direktur Mu’allimaat, Unik Rasyidah menyampaikan, aktivitas tersebut merupakan agenda tahunan yangg rutin digelar Tapak Suci Mu’allimaat.
Baca Juga: Peran Ibu dalam Menyiapkan Generasi
Sebelumnya pada 2023 lampau Mu’allimaat juga sukses menggelar pagelaran berjudul “The Heritage Theatre of Majapahit Sadeng & Keta”.
“Kegiatan ini adalah salah satu upaya kami nguri-uri budaya Indonesia, sehingga temanya pun dipilih yangg mengandung nilai-nilai nusantara,” kata Unik.
Melalui aktivitas tersebut Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah menanamkan kecintaan budaya Indonesia pada siswinya. “Melalui aktivitas tersebut siswi tidak sebatas belajar beladiri, namun juga seni pertunjukan,” ungkap Unik.
Kali ini sebanyak 30 siswi Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menyuguhkan satu pertikaian yangg berhujung pada tewasnya seluruh pasukan Sunda yangg disebabkan oleh gairah Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara dengan menaklukkan Kerajaan Sunda.
Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta yangg merupakan pencetak kader utama Muhammadiyah perlu diberi ketrampilan tambahan. Kalau punya skill beladiri, wanita bisa menjaga diri dari beragam tindakan pelecehen yangg belakangan marak.
Melalui kreasi dan kreativitas, siswi Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta membikin pencak silat semakin diterima di kalangan perempuan. Seiring perkembangan zaman, beladiri sekarang menjadi kebutuhan dan skill wajib yangg kudu dimiliki kaum perempuan. (Affan)-sa
English (US) ·
Indonesian (ID) ·