Surabaya, Suara ‘Aisyiyah – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) menjadi momen yangg menarik baik bagi siswa baru kelas 1 ataupun siswa mutasi serta siswa lama yangg naik kelas. Dari perkenalan bakal menambah keakraban, proses belajar semakin menyenangkan dan muncul buahpikiran ide cemerlang untuk penguatan pendidikan karakter diantaranya dengan peduli lingkungan. Demikian disampaikan Listianah SEI saat mendampingi aktivitas MPLS di SD Muhammadiyah 22 Surabaya pada hari Rabu (17/7).
“Untuk itu, sekolah berupaya mengimplementasikan Eco-literasi dalam aktivitas MPLS sebagai tindak lanjut program Pengabdian Masyarakat Prodi S1 Universitas Negeri Surabaya berbareng Confucius Institute yangg beberapa hari lampau memberikan pembinaan dan pembelajaran Eco-literasi pada para guru. Maka saat MPLS ini dilakukan implementasinya yangg bertema ‘Mengenal Jenis Sampah untuk Kelestarian Alam’, setelah diberikan teks subtema sesuai jenjang kelas, maka para pembimbing mengimplementasikan dalam beragam corak tindakan nyata,” ujarnya.
Seperti kelas 1 dan 2 setelah diberi wawasan tentang sampah organik dan anorganik langsung mempraktekkan membuang sampah organik seperti dedaunan, kulit buah dan sejenisnya dibuang di bak sampah organik. “Demikian pula untuk sampah berbahan plastik dibuang di bak sampah anorganik, mereka tertib antri untuk membuang sampah sesuai jenisnya, sedang kelas 3 diberikan penjelasan tentang jenis sampah disekitar kita agar bisa dibuang sesuai tempatnya,” paparnya.
Kelas 4 melakukan pengamatan di kampung-kampung sekitar sekolah untuk mengetahui beberapa problem tentang sampah, para siswa begitu antusias mencatat adanya sampah plastik yangg mendominasi selokan. “Ada yangg membuang seenaknya sehingga lingkungan menjadi kotor, aroma kurang sedap dan mudah timbulnya penyakit,” katanya.
Baca Juga: Ayah, Tak Sekedar Pemberi Nafkah
Kelas 5 setelah pengamatan kondisi bak sampah kemudian berkarya ecobrick sembari menanam tanaman sehingga taman menjadi asri, bersih dan indah, mereka begitu cekatan menggali tanah meski tangan dan busana menjadi kotor. “Sedangkan kelas 6 berupaya membikin pamflet kemudian dibuat video himbauan tentang irit energi, akting yangg imajinatif dan pesan yangg komunikatif agar peduli untuk irit energi,” ungkapnya.
Sementara itu, Liza, Wali Kelas 6 menyampaikan, anak anak begitu senang dengan aktivitas MPLS berbasis Eco-literasi, dan untuk kelas 6 menghasilkan karya imajinatif himbauan irit daya seperti: jaga bumi kurangi polusi, jaga bumi yuk; matikan lampu jika tidak dipakai; bersepeda kurangi polusi jaga kesehatan; irit air, tutup kran jika sudah tidak terpakai.
“Himbauan tersebut didesain imajinatif sesuai ide, kemudian dibuat video himbauan irit kreatif. Program Eco-literasi sebagai upaya pendidikan lingkungan sejak dini, dan turut berperan-serta dalam kepedulian lingkungan dan irit energi,” tandasnya. (Andi/Yuda)-lsz
English (US) ·
Indonesian (ID) ·