Krisis Baru Menghantam Eropa, Tanda Kiamat Makin Dekat - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Krisis Baru Menghantam Eropa, Tanda Kiamat Makin Dekat

INFOMU.CO – Jakarta  –   Eropa turut berkompetisi melawan Amerika Serikat (AS) dan China untuk menjadi pusat kepintaran buatan (AI) dunia. Namun, area tersebut justru menghadapi ancaman baru yangg tak kalah berbahaya, ialah krisis air bersih.
Para mahir memperingatkan, ambisi digital Uni Eropa berisiko memperparah kelangkaan air, terutama di area selatan yangg kini makin kering akibat perubahan iklim.

Uni Eropa telah mengumumkan rencana melipatgandakan hingga tiga kali kapabilitas pusat info dalam 5-7 tahun ke depan, demi menjadikan area itu sebagai hub AI kelas dunia.

Di kembali rencana besar tersebut, muncul ancaman bagi lingkungan yangg tak bisa diabaikan, ialah lonjakan konsumsi air dari akomodasi teknologi raksasa seperti Amazon, Microsoft, Meta, dan Google.

Pusat info adalah jantung ekonomi digital. Infrastruktur itu menopang bumi digital, mulai dari media sosial, perbankan online, hingga perangkat AI seperti ChatGPT. Namun, untuk mendinginkan jutaan server yangg bekerja 24 jam tanpa henti, pusat info memerlukan air dalam jumlah besar.

“AI memang masa depan, tapi keberlanjutan lingkungan jadi pemikiran belakangan,” ujar Kevin Grecksch, master kebijakan air dari University of Oxford, dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (17/10/2025).

Menurutnya, banyak pusat info dibangun justru di wilayah yangg kekurangan air, seperti Spanyol dan Yunani.

“Wilayah kering dianggap ideal untuk server, tapi ironisnya justru paling rawan kekeringan,” katanya.

Di Spanyol, misalnya, Amazon tengah membangun tiga pusat info di wilayah Aragon, wilayah yangg sudah mengalami tekanan air ekstrem. Proyek yangg disebut menciptakan ribuan lapangan kerja ini justru memicu ketegangan antara petani lokal dan aktivis lingkungan.

Menurut S&P Global, industri pusat info bakal menghadapi paparan tinggi terhadap stres air di dasawarsa 2020-an, terutama di Eropa Selatan. Sebagian besar jejak air dari pusat info apalagi tidak terlihat, lantaran terjadi di proses pembangkit daya dan pembuatan chip semikonduktor.

“Perusahaan sering hanya melaporkan penggunaan air di lokasi, padahal lebih dari separuh penggunaan airnya terjadi di luar lokasi,” kata Nick Kraft, analis dari Eurasia Group.

Badan Lingkungan Eropa (EEA) memperingatkan bahwa sepertiga populasi dan wilayah Eropa sekarang hidup di bawah tekanan air parah. Dengan petaka gelombang panas ekstrem dan kekeringan berkepanjangan, situasi ini diperkirakan bakal makin jelek dan menjadi tanda ‘kiamat’ di Benua Biru.

“Ledakan pembangunan pusat info di wilayah yangg sudah kekeringan hanya memperburuk masalah,” ujar Laura Ramsamy, analis suasana dari Climate X.

Beberapa negara apalagi mulai menarik rem. Belanda dan Irlandia telah menunda pembangunan pusat info baru lantaran kekhawatiran terhadap daya listrik dan akibat lingkungan.

Namun, Kementerian Iklim, Energi, dan Lingkungan Irlandia menegaskan bahwa pusat info tetap memberikan kontribusi positif bagi ekonomi nasional.

“Seperti sektor ekonomi lainnya, operasi dan pengembangan pusat info diatur oleh tujuan suasana nasional yangg mengikat secara norma dan kebutuhan menjaga keamanan energi,” kata ahli bicara kementerian.

Ia menambahkan, sebagian besar pusat info besar di Irlandia menggunakan sistem pendinginan udara, bukan air, yangg membedakannya dari lokasi-lokasi pusat info di banyak negara lain. (cnbc-i)

-->
Sumber infomu.co medan
infomu.co medan