Gali Peran Agama dalam Kelola Risiko Lingkungan: Kolaborasi Lintas Iman untuk Masa Depan Berkelanjutan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 8 bulan yang lalu

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Dalam menghadapi tantangan lingkungan yangg semakin kompleks, beragam organisasi keagamaan dan lintas ketaatan di Indonesia bergerak berbareng untuk mengelola akibat lingkungan secara lebih efektif. Sebagai langkah awal dari serangkaian pertemuan yangg bakal diselenggarakan, Eco Bhineka Muhammadiyah berbareng Low Carbon Development Initiative (LCDI) mengadakan Forum Group Discussion (FGD) berjudul “Kerja-kerja Advokasi dalam Keterlibatan Keagamaan dan Lintas Iman untuk Mengelola Risiko Lingkungan” pada (13/2).

“Kegiatan ini bermaksud untuk memperkuat pembelaan berbasis kepercayaan dalam rumor lingkungan dan perubahan iklim,” terang Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan. Dalam pengantarnya, Ia menegaskan bahwa forum ini menjadi momentum krusial untuk membangun kerja sama lintas kepercayaan guna mengatasi beragam tantangan lingkungan.

“Menurut info dari BNPB tahun 2024, tercatat sekitar 2.100 musibah terjadi di Indonesia, dan 98 persen di antaranya berangkaian erat dengan perubahan iklim. Oleh lantaran itu, kerjasama dengan LCDI, Eco Bhinneka Muhammadiyah, serta support dari GreenFaith Indonesia menjadi bagian dari upaya memperkuat pembelaan berbasis kepercayaan demi keberlanjutan lingkungan,” imbuhnya.

Dalam obrolan ini, sejumlah tokoh lintas kepercayaan turut berbagi pemikiran dan pengalaman mereka. Prabang Setyono, Dewan Pakar Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah sekaligus master Ilmu Lingkungan dari Universitas Sebelas Maret (UNS), menyoroti pentingnya peran organisasi keagamaan dalam membangun pembelaan lingkungan berbasis komunitas. Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah melalui Eco Bhineka telah menjalankan beragam program edukasi dan pembelaan mengenai lingkungan, termasuk konservasi sumber daya alam dan pengelolaan limbah.

Dari perspektif Kristen, Binsar P. P. Simanjuntak, Rektor Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Jakarta, menekankan gimana teologi lingkungan dalam aliran Kristen dapat menjadi dasar etis dalam tindakan perlindungan lingkungan. “Dengan mengedepankan nilai-nilai keadilan sosial dan tanggung jawab moral, kepercayaan diyakini dapat menjadi perangkat yangg efektif dalam membangun kesadaran ekologis di masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga: Ikhtiar Semesta Merawat Lingkungan

Sementara itu, Sapardi, akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya, mengulas gimana aliran Buddha menekankan keseimbangan antara manusia dan alam. “Konsep Metta (cinta kasih), Karuna (belas kasih), Mudita (simpati), dan Upekkha (keseimbangan batin) menjadi landasan dalam membangun kesadaran ekologis dan mendorong perilaku yangg lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan,” kata Sapardi.

Sebagai salah satu organisasi berbasis keagamaan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah melalui Eco Bhinneka Muhammadiyah telah aktif menjalin kerja sama dengan beragam organisasi lintas kepercayaan dalam rumor lingkungan. Pertemuan obrolan tersebut mendapat support dari Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO) Pemerintah Inggris serta bekerja sama dengan Bappenas dan Oxford Policy Management Limited (OPML). Inisiatif ini bermaksud untuk mengoptimalkan peran dan otoritas moral organisasi keagamaan dalam pengelolaan akibat lingkungan serta mendorong pembangunan yangg lebih berkelanjutan.

Lebih lanjut, Hening Parlan menegaskan bahwa meskipun dinamika politik dunia sering kali mempengaruhi kesepakatan suasana internasional, upaya perlindungan lingkungan di Indonesia kudu tetap melangkah dengan pendekatan berbasis nilai-nilai keagamaan. Dengan memanfaatkan otoritas moral yangg dimiliki oleh organisasi keagamaan, diharapkan pembelaan lingkungan dapat semakin kuat dan berakibat nyata. “Melalui kerjasama lintas ketaatan ini, inisiatif ini tidak hanya menjadi corak nyata gotong royong dalam melindungi lingkungan, tetapi juga langkah konkret menuju masa depan yangg lebih hijau dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Pembangunan Rendah Karbon Indonesia (LCDI) merupakan platform pembangunan yangg bermaksud mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui aktivitas pembangunan beremisi GRK rendah dan meminimalkan pemanfaatan sumber daya alam. Lembaga ini berada di bawah naungan Kementerian PPN/Bappenas. (Farah Adiba)-lsz

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id