Tasikmalaya, Suara ‘Aisyiyah – GACA (Gerakan ‘Aisyiyah Cinta Anak) merupakan Serangkaian Gerakan yang dilakukan‘Aisyiyah dan jaringannya secara berkesinambungan yangg bermaksud untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak, mencegah dan mengurangi kekerasan terhadap anak di keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak adalah makhluk yangg sangat “rentan” di semua struktur sosial, sipil, perkembangan, Sehingga siapapun, apapun, di manapun, dan kapanpun bisa mendapatkan perlakuan yangg tidak dikehendaki.
Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah telah menelorkan kitab Panduan Pengantar GACA dan Modul Pelatihan Relawan GACA yangg telah di sebar luaskan keseluruh Wilayah di Indonesia. Dan pada tanggal (12-14/7) melakukan pilot untuk aktivitas Pelatihan Manajemen Relawan GACA di Tasikmalaya.
Menilik info yangg disampaikan oleh Anjar Yusnidar selaku Plt Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AKB Provinsi Jawa Barat, bahwa persoalan spesifik wanita dan anak tetap meningkat di tahun 2023 ini, salah satunya di Tasikmalaya nomor kekerasan anak tetap condong meningkat.
Berdasarkan jenis kelamin maka kekerasan anak terbanyak terjadi pada Perempuan sebesar 70% dan laki-laki 30%, sedangkan dari sisi usianya terbesar adalah usia 13-17 tahun. Adapun berasas tempat kejadiannya tertinggi ada di rumah tangga, itu artinya Keluarga belum bisa memberikan tempat yangg nyaman bagi anak.
Pelatihan Manajemen Relawan GACA yangg dilakukan di Kota Tasikmalaya bermaksud untuk meningkatkan keahlian relawan dalam merespon kasus-kasus kekerasan terhadap anak, Diikuti sebanyak 30 orang calon relawan dari unsur Angkatan Muda Muhammadiyah ialah IPM, IMM, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, ‘Aisyiyah Daerah dan Cabang, Wanita Islam Tasikmalaya, LSM Pagar Apik, Rumah Perlindungan Anak (RPA) Tasikmalaya.
Pelatihan yangg dikemas dalam corak atraktif melalui game, permainan dan praktek (role play) dengan penyedia Siti Asfiyah ini, menjadikan peserta sangat aktif dan bergerak apalagi tidak merasakan ngantuk melainkan selalu senyum dan lupa waktu. Diskusi yangg cair dan mengalir sesuai dengan materi yangg disampaikan.
Baca Juga: Tantrum, Apa dan Bagaimana Menghadapinya?
Pemahaman GACA yangg disampaikan dengan apik oleh Ro’fah selaku Wakil Ketua MKS PPA dengan membujuk obrolan lebih dulu mengidentifikasi jenis kekerasan pada anak dan ciri-ciri anak yangg mendapat kekerasan, dari hasil keduanya menjadi obrolan menarik peserta pelatihan. Antusiasme peserta untuk bercerita tentang kasus kekerasan anak dilingkungannya menjadi bahan obrolan dan praktek dalam training yangg dilakukan di Rumah Makan Sari Alam ini.
“Tipe pengasuhan anak juga dibarengi dengan dinamika ilmu jiwa pengasuhannya, misalnya anak punya masalah dengan temannya, orang tua memihak , perihal itu menjadikan perseorangan anak kurang mandiri. Itu salah satu contoh dinamika ilmu jiwa pengasuhan permisif,” ujar Anita Aisah Magister Psikologi aset PPA MKS yangg menyajikan materi pengasuhan anak dengan apik dihadapan 30 peserta pelatihan.
Tak kalah menariknya pada sesi Manajemen Kasus, Ana Sakerti narasumber dari Divisi Pendampingan dan Pemberdayaan membujuk peserta dengan bermain puzzle dan disambut antusias oleh peserta seakan mereka haus bermain apalagi ada yangg menyeletuk “Asik kita jadi anak TK lagi”.
Puzzle menjadi media menarik untuk mengelola manajemen kasus, peserta diminta menata puzzle hingga menjadi corak yangg bagus dalam golongan yangg tentunya ada patokan mainnya. Alhasil dari enam golongan yangg ada semua melakukan dengan baik, yangg selanjutnya obrolan dengan kasus-kasus yangg dialami peserta saat penataan puzzle tersebut, yangg tentunya dihubunkan dengan kasus yangg ada di masayarakat secara umum.
Di hari kedua ada 3 materi yangg disuguhkan untuk peserta training dan kesemuanya disajikan secara apik dan menarik oleh para narasumber dari PPA MKS. Salah satunya adalah materi “Menjadi Relawan yangg Nyikologis”, ialah suatu materi yangg mengedepankan mindset hidup bahwa Manusia bisa mengubah hidupnya dengan mengubah langkah pemikirannya.
Di penghujung training dilakukan penyusunan Rencana Tindak Lanjut dari training manajemen relawan GACA ini ialah (1) identifikasi kasus di sekitar tempat tinggal peserta yangg bakal dibahas dalam aktivitas case conference, (2) Melakukan Analisa kasus dan mencari pengganti solusi sebagai bahan aktivitas case conference dan (3) Monitoring pertimbangan yangg bakal merumuskan hasil Analisa kasus dari kedua aktivitas case conference tersebut.
Suniawati selaku Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Barat menjadikan RTL tersebut sebagai bahan untuk merencanakan aktivitas selanjutnya. “Kami mengucapkan terimakasih kepada PPA MKS yangg telah mempercayakan aktivitas ini kepada kami, semoga hasilnya bisa direplikasi ke wilayah yangg lain di Indonesia, dan semua peserta training ini bakal menjadi relawan perlindungan anak yangg handal di Tasikmalaya” ujarnya. (Siti Asfiyah)-lsz
English (US) ·
Indonesian (ID) ·