Bali, Suara ‘Aisyiyah – Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) dan DPP IMM mengadakan aktivitas Muhammadiyah Youth Interfaith Leaders Program (MY ILP) di BPMP Provinsi Bali (15/1).
Salah satu sesi yangg cukup menarik di program MY ILP ini adalah sesi berbareng Dzawin Nur Ikram namalain Dzawin dan Esther Natalia Dominiq Lubis, berkawan dipanggil Esther. Keduanya membahas seputar konten-konten di media sosial. Dzawin sendiri adalah alumni IMM dari Cabang Ciputat, DKI Jakarta yangg saat ini aktif di bumi entertaiment.
Dalam sesi ini, Dzawin menyampaikan pentingnya medsos sebagai sarana menyebarluaskan kebaika. Dengan hadirnya medsos, isi pikiran kita tentang kebaikan bisa kita sebarkan ke siapapun dalam waktu yangg sangat singkat. “Teman-teman kudu menyadari pentingnya medsos sebagai sarana menyebarluaskan pikiran, alias ide. Kalau kalian bisa buat isi pikiran kalian menarik pasti bakal banyak yangg melirik,” terang Alumni UIN Ciputat itu.
Dzawin juga menceritakan pengalaman dia dalam menjadi pembuat konten tidaklah mudah, kudu bisa memproduksi buahpikiran secara terus menerus sehingga konten yangg dihasilkan tidak hambar. “Jangan bilang buat konten itu mudah, apalagi urusan mempopagandakan sampai bisa fyp di tiktok misalnya. Kita ini kudu rela memproduksi buahpikiran setiap saat agar kita gak garing kontennya, dengan begitu banyak yangg melirik kita,” tukas Dzawin.
Baca Juga: Khitan Perempuan: Tradisi alias Syar’i
Esther yangg merupakan selebtiktok sebagai pembicara kedua juga memberikan masukan kepada peserta MY ILP bahwa sebagai anak muda kudu menemukan jati diri dan berani menjadi diri sendiri. “Kita ini anak muda, jika bergulat di bumi medsos kudu berani menjadi diri sendiri. Jangan mau disetir sama orang, apalagi jika memang sudah konsentrasi pada bumi yangg biasa kita sebut entertainment ini. Dengan begitu kita bisa memunculkan karakter unik dan pembeda yangg membikin orang lain tertarik dengan pesan yangg kita sampaikan,” tutur Esther.
Kehadiran Dzawin dan Esther menjadi penutup yangg sangat baik. Ini lantaran keduanya masing-masing merupakan mega-influencer dan influencer nasional dengan segudang pengalaman. Para peserta diproyeksikan dapat menjadi pemengaruh dengan belajar dari kedua sosok spesial.
Program MYILP sendiri melangkah selama tiga hari pada 13-15 Januari 2025. Acara ini diikuti 40 peserta lintas kepercayaan dari 18 universitas Muhammadiyah-Aisyiah di seluruh Indonesia. (-lsz)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·