Sleman, Suara ‘Aisyiyah – Baitul Arqam Jamaah Akar Rumput Muhammadiyah (JARUM) digelar selama tiga hari, mulai (17-19/2), di Balai Penjamin Mutu Pendidikan Kalasan. Acara ini berjalan dengan antusiasme tinggi dari para peserta yangg berasal dari beragam organisasi bimbingan Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) Muhammadiyah.
Baitul Arqam kali ini bekerja-sama dengan beragam UPP yangg membina komunitas-komunitas Muhammadiyah, termasuk Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Lembaga Resiliensi Bencana (LRB), Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS), Lembaga Seni Budaya (LSB), serta Aisyiyah. Berbagai materi disampaikan dalam aktivitas ini, di antaranya tentang Ideologi Muhammadiyah dalam memperkuat organisasi akar rumput serta Dakwah Kultural: Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas. Selain itu, aktivitas ini menjadi momentum krusial dalam mengimplementasikan tujuan Muktamar Muhammadiyah.
Ketua MPKSDI Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan, menegaskan bahwa aktivitas ini merupakan program strategis Muhammadiyah yangg bersinergi dengan beragam majelis dan lembaga. “Karena ini program Muhammadiyah, kami bersinergi dan bekerja-sama serta didukung oleh Majelis dan Lembaga Muhammadiyah,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.
Lebih lanjut, Bachtiar menjelaskan bahwa organisasi yangg dibina oleh Majelis dan Lembaga Muhammadiyah pada praktiknya telah menjalankan kehidupan sehari-hari yangg mencerminkan nilai-nilai Muhammadiyah. Namun, pemahaman Islam Muhammadiyah yangg komprehensif dan sistematis tetap perlu diperkuat dalam komunitas.
Acara ini diikuti oleh 33 peserta dari beragam organisasi bimbingan UPP, seperti Jaringan Tani Muhammadiyah (JATAM), Jaringan Nelayan Muhammadiyah (JALAMU), Jaringan Peternak Muhammadiyah (JATERMU), Olahraga Pisau Muhammadiyah (PISAUMU), Panah Muhammadiyah, Jemparingan Muhammadiyah, BickerMU (olahraga sepeda dan motor Muhammadiyah), serta beragam relawan dari LRB, LAZISMU, Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA), dan Kelompok Tani ‘Aisyiyah (KTA).
Baca Juga: Mengapa Istrimu Berjilbab?
Ketua LRM PPM, Budi Setiawan, menekankan pentingnya sistematisasi penguatan ideologi Muhammadiyah dalam organisasi yangg mempunyai skill khusus. “Perwakilan dari organisasi merupakan ahli di bidangnya masing-masing yangg memerlukan skill khusus. Oleh lantaran itu, kita perlu mencelupkan pemahaman kemuhammadiyahan secara sistematis ke dalam komunitas,” jelasnya.
Selain itu, Bachtiar berambisi para peserta dapat menjadi pemasok dakwah yangg menanamkan nilai-nilai Islam Muhammadiyah di organisasi masing-masing. “Harapan kami, peserta menjadi tangan panjang Muhammadiyah dalam menanamkan mengerti Islam Muhammadiyah kepada pedoman komunitasnya masing-masing agar mereka bermuhammadiyah dengan sebenar-benarnya,” tambahnya.
Yang menarik dari penyelenggaraan Baitul Arqam kali ini adalah kepemimpinan Master of Training yangg untuk pertama kalinya dipimpin oleh seorang perempuan, ialah Islamiyatur Rokhmah. Sementara itu, Imam of Training diemban oleh Hatib Rachmawan, Instruktur dalam aktivitas ini antara lain Prof. Solikhah, Mohammad Saleh Tjan, serta Sobar M. Johari.
Dengan semangat kerjasama dan sinergi, Baitul Arqam JARUM 2025 menjadi langkah strategis dalam memperkuat dakwah Muhammadiyah di tingkat organisasi akar rumput. (Hatib)-lsz
English (US) ·
Indonesian (ID) ·