Wamenag: Santri Harus Jadi Teladan Moderasi - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 5 hari yang lalu

IBTimes.ID – Wakil Menteri Agama, Romo Syafi’i, menegaskan bahwa santri mempunyai peran strategis sebagai penjaga moral dan teladan moderasi berakidah di tengah kehidupan masyarakat yangg beragam. Pernyataan ini disampaikan Wamenag saat menerima perwakilan Pondok Pesantren Daarul Rahman di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.

Pertemuan tersebut berjalan dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Kedua pihak membahas sejumlah perihal yangg berangkaian dengan peringatan Hari Santri 2025, termasuk upaya menghidupkan kembali semangat dan peran santri dalam membangun bangsa melalui nilai-nilai keislaman yangg moderat dan berkeadaban.

Menurut Romo Syafi’i, pesantren selama ini telah menjadi pusat pembentukan karakter bangsa yangg kuat dan berakar pada nilai-nilai keagamaan. Santri bukan hanya penerus tradisi keilmuan Islam, tetapi juga pemasok krusial dalam menjaga keseimbangan dan persatuan nasional.

“Santri kudu menjadi pelopor dalam mengamalkan moderasi beragama. Di tangan para santri, kita berambisi tumbuh generasi yangg bisa menjaga harmoni, menghargai perbedaan, dan membawa pesan kedamaian di tengah masyarakat,” tuturnya di Jakarta, Selasa (Kemenag/21/10).

Lebih lanjut, Romo menjelaskan bahwa moderasi berakidah bukan hanya konsep yangg diajarkan di ruang kelas, tetapi kudu diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari. Santri diharapkan dapat menampilkan keteladanan dalam berperilaku, bersikap terbuka, serta bisa menjadi penyejuk dalam beragam situasi sosial.

“Keteladanan seorang santri terlihat dari kesederhanaan, kedisiplinan, dan tanggung jawabnya dalam mengamalkan aliran Islam yangg rahmatan lil ‘alamin. Itu yangg membedakan santri sebagai sosok yangg berilmu sekaligus berakhlak,” ujarnya.

***

Dalam kesempatan yangg sama, perwakilan Pondok Pesantren Daarul Rahman, Ahmad Zaenal Ridho menyampaikan sejumlah pendapat untuk memperingati Hari Santri secara lebih bermakna. Di antaranya adalah aktivitas peringatan hari santri yangg diadakan oleh pesantren daarul rahman sekaligus memperingati 50 tahun berdirinya pesantren Daarul Rahman.

“Kami mau menjadikan Hari Santri sebagai aktivitas bersama, bukan sekadar peringatan seremonial. Santri kudu datang di tengah masyarakat dengan semangat kontribusi dan keteladanan,” ujarnya.

Gagasan ini mendapat sambutan positif dari Romo. Romo menilai bahwa aktivitas yangg berangkat dari pesantren bakal menjadi daya baru bagi Kementerian Agama dalam memperkuat nilai-nilai moderasi berakidah di tingkat akar rumput.

Romo juga mengapresiasi peran Pondok Pesantren Daarul Rahman yangg konsisten mendukung beragam program pembinaan keagamaan dan kebangsaan.

“Kemenag bakal terus mendukung pesantren yangg berkomitmen membangun semangat moderasi. Ini adalah bagian dari upaya kita menjaga keseimbangan antara nilai agama, kemanusiaan, dan kebangsaan,” tuturnya.

Menutup pertemuan, Romo membujuk seluruh pesantren di Indonesia untuk menjadikan momentum Hari Santri sebagai panggilan moral bagi kebangkitan santri masa kini. Bukan hanya sebagai penghafal kitab, tetapi juga sebagai penggerak kemajuan bangsa yangg berdasarkan nilai-nilai Islam yangg damai, terbuka, dan berkeadaban.

“Hari Santri kudu menjadi cermin semangat kebersamaan dan keteladanan umat. Dari pesantren, lahir generasi penerus bangsa yangg cinta tanah air dan cinta kedamaian,” pungkasnya.

(MS)

-->
Sumber ibtimes.id
ibtimes.id