Satu nilai profetika puasa yangg kudu dipahami oleh seorang pemimpin adalah nilai kejujuran (siddiq). Inilah nilai kepemimpinan pertama yangg kudu dihadirkan dalam diri seorang pemimpin. Nilai kejujuran bakal datang dengan mengoptimalkan puasa Ramadhan dengan baik, lantaran puasa adalah amaliah yangg hanya diketahui oleh manusia dengan Tuhanya. nan menyebabkan baik tidaknya puasa adalah kejujuranya. Bisa saja dirinya berbuka, dan orang lain tidak memahaminya.
Seorang pemimpin kudu mempunyai nilai kejujuran sebagai karakter utama dirinya, lantaran kejujuran adalah awal dari segala kebaikan. Sedangkan ketidak jujuran bakal mengantarkan pada keburukan yangg tiada hentinya. Dalam aspek kepemimpinan, seorang pemimpin kudu membangun nilai kejujuran pada beberapa perihal :
Yang pertama, Kejujuran Iman
Seorang pemimpin yangg lahir dari Puasa Ramadhan kudu mempunyai kejujuran Iman, lantaran sah tidaknya puasa lantaran imannya. Seorang pemimpin yangg jujur imannya, tidak bakal pernah membohongi orang lain, lantaran dirinya selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Sehingga dirinya tidak bakal melakukan yangg Allah SWT telah tetapkan larangannya.
Kejujuran Iman bakal menyelamatkan seorang pemimpin dari segala penyimpangan, lantaran tanpa patokan pun, imannya bakal membimbingnya. Dia kudu melakukan apa dan bagaimana, maka imannya bakal membimbingnya. Dia bakal memimpin dengan baik, lantaran dia merasa takut bakal tanggung jawab di alambaka kelak.
Kejujuran inilah integritas diri yangg sangat tinggi bagi seorang pemimpin. Integritas sendiri merupakan sikap yangg konsisten atas prinsip, tindakan, dan nilai-nilai yangg ada dalam diri. Umumnya, orang dengan integritas kuat mempunyai pribadi jujur dan karakter yangg kuat. Ia juga sadar bakal hubungannya dengan orang lain. Itulah kenapa integritas menjadi karakter pertama yangg wajib dimiliki seorang pemimpin. semua itu tidak bakal datang tanpa kejujuran ketaatan yangg penuh kepercayaan kepada Allah SWT.
Yang Kedua, Kejujuran Ilmu
Kejujuran pengetahuan adalah value puasa dari gimana bisa menjalankan puasa sesuai syarat dan rukun yangg telah ditetapkan. Seorang pemimpin hendaknya bisa jujur dengan pengetahuan yangg sudah dia fahami, jangan sampai melacurkan pengetahuan demi kepentingan sesaat. Rusaknya suatu bangsa lantaran banyak pemimpin yangg menjadikan pengetahuan pengetahuan sebagai senjata politik, bukan untuk membangun kemaslahatan.
Demi kepentingan sesaat kudu mengorbankan idealisme ilmu, dengan beragam alasan, untuk kepentingan ekonomi, kerjasama dan sebagainya. Akhirnya banyak yangg dikorbankan, rimba dirusak, sungai berlimbah dan lain sebagainya. Semuanya selalu sudah melalui kajian ilmiah dan pertimbangan akademis.
Seorang pemimpin kudu meletakan pengetahuan diatas kekuasaan, sehingga kekuasaanya dibimbing oleh ketaatan dan pengetahuan yangg dipahami, bukan dibimbing dengan kepentingan politik dan sesaat. Begitu juga dalam memilih pejabat, hendaknya pemimpin jujur dengan konsep pengetahuan yangg ada, bukan dengan kepentingan yangg berlaku, akhirnya tidak sesuai dengan the right man the right place
Yang Ketiga, Kejujuran Aturan
Kejujuran yangg ketiga bagi seorang pemimpin adalah Jujur dengan aturan. Aturan yangg sudah dibuat dan disepakati hendaknya ditegakan oleh seorang pemimpin. Dia tidak boleh mengubah patokan demi kepentingan sesaat yangg memang bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran. Aturan adalah batasan-batasan yangg kudu dijalankan, selain ada unsur dharuri yangg memang kudu memaksa mengalihkan aturan.
Banyak pemimpin tidak bisa menegakkan patokan dengan baik, lantaran mereka tersandera dengan beragam ikatan emosional baik berasal dari urusan politik, keluarga, duit dan lainya. Maka pemimpin yangg baik kudu bisa jujur dalam menegakan patokan walaupun pahit untuk dirasakan oleh anggotanya.
Yang keempat, Kejujuran Tanggung Jawab
Puasa mengajarkan untuk tanggung jawab, artinya pemimpin kudu jujur dalam memberikan laporan, jangan banyak manipulasi apalagi rekayasa, sehingga bakal membikin lembaga yangg dia pimpin seakan baik-baik saja, bakal tetapi rentan di dalamnya. Seorang pemimpin kudu bisa bertanggung jawab dengan baik, memberikan laporan yangg jelas dan konkret, meski bakal nampak banyak sekali kekurangan. Laporan yangg betul bakal menjadikan lembaga selamat, lantaran pemimpin mengetahui kekurangan yangg terjadi, bukan merasa aman-aman saja, tetapi sangat berbahaya.
Pemimpin profetik adalah mereka yangg memimpin dengan penuh kejujuran, berasal dari kejujuran iman, ilmu, patokan dan tanggung jawab. Karena saat ini sangat langka pemimpin yangg bisa menegakan nilai kejujuran ini. Mereka menganggap kejujuran hanya sekedar tidak bohong kepada orang lain, yangg hakikatnya kejujuran adalah sangat universal.
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·