Dalam kepemimpinan, seorang pemimpin kudu mempunyai kebiasaan yangg baik. Hal ini sering disebut dengan habit. Habit adalah kebiasaan yangg telah dilakukan berkali-kali sehingga menjadi karakter yangg mengakar dan menggumpal dalam diri, sehingga menjadi kepribadian yangg dikenal.
Nabi Muhammad SAW digelari al Amin lantaran habit nya memang selalu amanah dalam segala tanggung jawab. Digelari sidik lantaran tidak pernah bohong dengan siapapun.
Sehingga seorang pemimpin kudu mempunyai habit yangg meng karakter dan menggumpal menjadi kepribadian. Dalam tulisan ini bakal dibahas beberapa habit pemimpin yangg tersirat dalam puasa Ramdhan. Dalam tulisan ini bakal dibahas secara umum, dan bakal kita perincian kan di hari berikutnya.
Yang pertama, Learning Habit
Habit kepemimpinan yangg pertama ini sebagai spirit tilawah quran, lantaran membaca al qur’an adalah simbol kebiasaan belajar manusia, membaca, memahami, merenungi dan menyimpulkan menjadi satu gerakan.
Kyai Ahmad Dahlan melakukan proses learning habit dari memahami wal ashri, dan al ma’un sehingga melahirkan aktivitas pembebasan orang-orang miskin dan anak yatim.
Seorang pemimpin kudu membiasakan belajar, baik membaca, seminar, workshop dan seterusnya yangg menambah kompetensi kepemimpinan dirinya dan pengembangan lembaga dan organisasi nya.
Seorang pemimpin adalah advisor, concelor, problem solver, bagi anggotanya. Sehingga kebiasaan belajar kudu lebih tinggi dari yangg lainya. Karena dengan banyak belajar keahlian membangun konklusi dan kebijakan bakal lebih tinggi dan dia bakal semakin bijak dalam memimpin. Pemimpin yangg tidak mempunyai habit ini bakal kesulitan dalam membangun konklusi dan keputusan ketika kudu menyelamatkan masalah.
Yang kedua, On Time Habit
Habit pemimpin yangg kedua adalah kebiasaan tepat waktu, ini adalah spirit sholat lima waktu dan buka puasa. Seorang pemimpin mempunyai kebiasaan tepat waktu dan manajemen waktu. Dia tidak pernah menunda pekerjaan, tidak molor waktunya sehingga terbuang sia sia, alias tidak terencana aktivitas nya.
Manajemen waktu- seorang pemimpin sangat rapi, lantaran dia kudu berpacu dengan waktu. Kemampuan membangun fikih prioritas sangat dibutuhkan, melakukan yangg terpenting, baru yangg penting, kurang krusial dan tidak penting. Kemampuan ini kudu selalu diasah, sehingga dirinya bakal menjadi pemimpin yangg berkualitas.
Yang ketiga, Spirituality habit
Kebiasaan spiritualitas pemimpin disimbolkan dengan sholat malam, doa, dzikir dan lainya. Kebiasaannya ini kudu selalu dilakukan oleh seorang pemimpin. Dalam ritual yangg dia lakukan, hendaknya mulai memahami spirit apa yangg ada dalam ritual itu. Bahkan dalam setiap mobilitas yangg dia lakukan kudu berbobot spiritualitas.
Kebiasaan ini juga dilakukan oleh para pemimpin besar, ketika bisa mengambil nilai-nilai spiritualitas dalam kejadian kejadian, sehingga menjadi pelajaran dalam memimpin. Proses latihannya adalah melaksanakan ritual keagamaan yangg diajarkan oleh Islam.
Yang keempat, Giving and sharing Habit
Kebiasaan yangg keempat yangg kudu dibangun oleh pemimpin adalah memberi dan berbagi. Seorang pemimpin kudu bermental pemberi, tangan di atas, meski bukan kudu duit dan materi. Tetapi dia selalu memberi dan berbagi segala kebaikan, segala kemanfaatan, meski hanya senyuman, teguran, sentuhan dan apapun corak apresiasi.
Apalagi jika ada kelebihan untung jangan sampai pemimpin hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi biasalah memberi hadiah, berbagi untung dan berbagi kesyukuran. Pemimpin yangg menggenggam, bakal sangat susah dicintai oleh personil nya.
Yang kelima, Contemplating habit
Kebiasaan pemimpin besar adalah menyiapkan waktu kontemplasi, merenung dan membersihkan diri. Ini spirit itikaf 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Seorang pemimpin kudu menyediakan waktu membersihkan hati dan pikiran dalam kesendirian dan kesunyian. Sehingga kebiasaan ini bakal mengasah kekuatan kebijaksanaan dalam setiap tindakan.
Banyaknya pengaruh luar dalam diri sangat mempengaruhi pikiran seorang pemimpin, apalagi pembantunya jauh dari nilai-nilai kebenaran, maka dia bakal memberi kebijakan dengan bisikan, bukan dengan kebersihan hati dan pikiran.
Yang keenam, Adventure and journey habit
Kebiasaan keenam adalah melakukan petualangan dan kunjungan, ini kebiasaan untuk menghadirkan jiwa inovatif, kreatif, adaptif, akomodatif dan modifikatif. Semakin banyak berpetualang tingkat kepercayaan memimpin lebih tinggi, dan menambah pengalaman lebih besar.
Spirit ini adalah dari umrah ramadhan, luasnya hubungan, pengalaman bakal membangun kompetensi selalu kurang dan mau memperbaiki. Perbedaan yangg dia dapat kan dari luar bakal menjadi penemuan baru bagi apa yangg saat ini sedang dilakukan.
Pemimpin profetik adalah pemimpin yangg mempunyai habit positif yangg tinggi. Terutama habit learning, on time, giving, contemplating dan adventuring. Itulah habit profetik yangg bakal mengasah pemimpin lebih produktif dan maksimal mempunyai kompetensi yangg luar biasa.
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·