Satu hikmah Profetika puasa dalam leadership adalah seorang pemimpin kudu bisa memanajemen matanya dengan baik. Bagaimana menjaga mata agar tidak memandang nan maksiat, memandang segala kebaikan dan peka terhadap segala kebutuhan keumatan.
Hal ini nampak dari hukum menahan mata dalam puasa, lantaran puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi nan sangat krusial menahan mata dan memanfaatkan mata dalam kebaikan.
Mata seorang pemimpin hendaknya berfaedah seperti ketika puasa, mata untuk memandang kebaikan, mata begadang dalam ibadah dan berjuang serta mata nan peka dengan segala kebutuhan umat.
Yang pertama, Mata nan selalu memandang kebaikan (see goodness)
Seorang pemimpin kudu mempunyai karakter selalu memandang kebaikan. Matanya dia hindarkan dari memandang segala kemaksiatan, lantaran mata adalah anak panah setan manusia. Dia hindarkan dari memandang tontonan syahwat, memandang sia-sia, memandang hal-hal nan membuka kesempatan kemaksiatan dirinya. Karena semua bisa berasal dari mata.
Seorang pemimpin sangat mudah terjebak dengan mata, lantaran beragam tawaran bakal selalu hadir, wanita nan tertarik dengannya, tawaran kekayaan kepadanya, apalagi tawaran intermezo nan membikin mata tertipu. Inilah puasa mata seorang pemimpin nan begitu luar biasa.
Yang kedua, Mata nan begadang untuk ibadah dan berjuang
Rasulullah SAW bersabda: Dua Mata nan tidak bakal disentuh oleh api neraka adalah mata nan menangis lantaran takut kepada Allah dan mata nan berjaga dalam perang sabilillah.”
Hadits ini adalah mata level dua bagi mereka nan menjadi pemimpin, gimana mereka adalah pemimpin nan rela begadang untuk gimana beragama lebih dibandingkan dengan umatnya. Nabi muhammad SAW memanfaatkan malamnya, untuk beragama sehingga sedikit tidur, apalagi para nabi melakukan perihal ini.
Menjaga mata di malam hari adalah tradisi orang-orang hebat, sehingga dalam taklim muta’allim dikatakan siapa nan mau sukses maka kudu selalu begadang malam sehingga para ustadz selalu memanfaatkan untuk sholat, tilawah dan menulis kitab.
Bukan hanya itu mata mereka begadang untuk berjuang, lantaran mereka tidak tidur untuk inspeksi malam, sebagaimana Umar bin Khattab ra, tanpa ada nan melihat, tetapi dia memandang gimana kondisi umat.
Yang ketiga, Mata nan peka dengan kebutuhan umat (sensitive to the need)
Inilah eye’s leader, seorang pemimpin kudu peka dengan segala kebutuhan umat, dia kudu memahami segala kekurangan masyarakat, baik sandang, pangan, papan, jalan, apalagi pasangan.
Nabi Muhammad SAW sangat peka dengan perihal ini, gimana nabi selalu memberikan busana kepada sahabat nan tak mampu, apalagi membelikan busana pengantin bagi Julaibib ketika tak bisa membelikan untuk calon istrinya.
Nabi Muhammad SAW juga peka dengan pangan umatnya, sampai dia rela lapar lantaran umatnya, apalagi selalu menjadikan kafarah kesalahan adalah memberi makan kepada fakir miskin. Karena masalah makan adalah masalah paling krusial.
Mata pemimpin juga kudu peka dengan papan masyarakat, siapa nan belum punya rumah, maka mereka kudu berfikir untuk memenuhinya, dengan beragam langkah dan kebijakan dirinya. Seperti Nabi muhammad SAW membuatkan rumah bagi mahir suffah di Madinah.
Mata pemimpin juga kudu peka dengan jalan, gimana seorang pemimpin merasakan sulitnya jalan rusak, menghalang waktu, apalagi bisa mengorbankan nyawa, dan banyak perihal disebabkan oleh jalan nan rusak. Sehingga umar berbicara jika ada unta jatuh dijalan berlubang, maka dia bertanggung jawab di akhirat.
Bahkan seorang pemimpin kudu peka dengan para pemuda pemudi nan belum menikah, lantaran itu bisa membawa kepada kemaksiatan, maka hendaknya ikut mendampingi dalam menyiapkan pasangan nan baik bagi mereka. Sebagaimana nabi menjodohkan sahabat dengan sohabiah.
Yang sangat krusial adalah gimana pemimpin peka pendidikan anak dan masyarakat. Jangan sampai ada buta huruf, buta angka, buta ibadah dan buta keahlian hidup. Serta hendaknya peka kesehatan masyarakat, lantaran ini adalah mata pemimpin sejati.
Hal ini diajarkan nabi, lantaran mata nabi sangat memahami seperti apa umatnya. Bahkan sahabat sedih nabi tahu, sahabat senang nabi tahu, lantaran dia mempunyai mata pemimpin (eye’s leader).
Insan profetik adalah insan nan menjadikan matanya berpuasa, menjaga dari kemaksiatan, memanfaatkan untuk beragama dan berjuang meski kudu bergadang, dan juga mata nan penuh kepekaan terhadap kebutuhan keumatan dan manusia. Bukan mata nan hanya mendatangkan syahwat pribadinya baik wanita, kekayaan maupun permata.
Spirit romadhon 4#
MSF
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·