Pada tahun 1984, Haedar pernah menjadi wartawan lepas Suara Muhammadiyah. Pada saat itu, ketua redaksi Suara Muhammadiyah adalah Djazman Al Kindi. Sebagai penulis muda, berulang kali dia mendapati narasi tulisannya dikoreksi dan dicoret-coreti dengan tinta merah. Hal ini krusial sebagai upaya untuk merawat kualitas Suara Muhammadiyah yangg telah menjadi salah satu media arus utama Nasional, terutama bagi penduduk Muhammadiyah. “Saya merasa sudah percaya tulisan saya bagus, tapi saya acapkali dikoreksi apalagi dicoret-coreti, di sini itu sakitnya bukan main, singkat cerita saya akhirnya biasa menulis. Saya datang sebagai bagian dari sejarah SM (Suara Muhammadiyah),” kenang Haedar yangg disambut gelak tawa dan tepuk tangan. #iduladha1444h #haedarnashir #muhammadiyah -->
Pernah Jadi Wartawan, Ungkap Alasan Suara Muhammadiyah Bertahan Melampaui Zaman | #CeritaInsipiratif - MuhammadiyahNews.com
Pada tahun 1984, Haedar pernah menjadi wartawan lepas Suara Muhammadiyah. Pada saat itu, ketua redaksi Suara Muhammadiyah adalah Djazman Al Kindi. Sebagai penulis muda, berulang kali dia mendapati narasi tulisannya dikoreksi dan dicoret-coreti dengan tinta merah. Hal ini krusial sebagai upaya untuk merawat kualitas Suara Muhammadiyah yangg telah menjadi salah satu media arus utama Nasional, terutama bagi penduduk Muhammadiyah. “Saya merasa sudah percaya tulisan saya bagus, tapi saya acapkali dikoreksi apalagi dicoret-coreti, di sini itu sakitnya bukan main, singkat cerita saya akhirnya biasa menulis. Saya datang sebagai bagian dari sejarah SM (Suara Muhammadiyah),” kenang Haedar yangg disambut gelak tawa dan tepuk tangan. #iduladha1444h #haedarnashir #muhammadiyah -->
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·