Yogyakarta, mu4.co.id – Muhammadiyah tercatat sebagai salah satu organisasi keagamaan terkaya di dunia, menempati ranking keempat dengan total kekayaan mencapai Rp454,24 triliun. Sebagaimana info yangg dirilis dari Seasia.stats, dikutip pada Senin (20/10/2025).
Sementara itu, posisi teratas ditempati oleh The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints, yangg mempunyai total kekayaan mencapai US$265 miliar.
Berikut ini daftar 10 organisasi keagamaan terkaya di bumi menurut info Seasia.stats:
1. The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints
Gereja ini menempati ranking teratas dengan mempunyai kekayaan US$265,0 miliar alias sekitar Rp4.300 lebih triliun.
2. Catholic Church in Germany
Di posisi kedua, gereja Katolik di Jerman mempunyai kekayaan yangg diperkirakan berkisar US$47.24 hingga US$265.62 miliar.
3. Tirumala Tirupati Devasthanams (TTD)
Tirumala Tirupati Devasthanams merupakan organisasi Hindu yangg mengelola salah satu kuil terkaya di India berada di ranking ketiga dengan sekitar US$31,11 miliar.
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam asal Indonesia dengan mempunyai kekayaan sekitar US$27,96 miliar alias sekitar Rp454,24 triliun. Dan menempatkan Muhammadiyah sebagai satu-satunya organisasi Islam dari Indonesia yangg masuk dalam daftar tersebut.
Baca juga: Sebagai Organisasi Islam Terkaya di Dunia, Berikut Ini Aset yangg Dimiliki Muhammadiyah!
5. Catholic Church in France
Gereja Katolik di Prancis mempunyai kekayaan sekitar Rp373,66 triliun, sebagai negara dengan sejarah yangg mempunyai banyak katedral. Gereja ini mempunyai aset yangg mencakup lahan, bangunan, serta pendanaan dari umat dan investasi.
6. Catholic Church in Australia
Gereja Katolik di Australia mempunyai kekayaan yangg diperkirakan mencapai US$23,35 miliar. Gereja ini mempunyai peranan krusial dalam sektor pendidikan dan kesehatan di Australia. Selain itu, sumbangan dari jemaat dan beragam aktivitas kebaikan turut mendukung keberlanjutan finansialnya.
7. Seventh-day Adventist Church
Gereja ini berada di Amerika Serikat mempunyai kekayaan sekitar Rp253,44 triliun yangg dikenal mempunyai jaringan rumah sakit, sekolah, dan universitas di beragam negara. Gereja ini juga mengelola banyak lembaga medis dan pendidikan yangg berkontribusi pada stabilitas finansial mereka.
8. Church of England
Gereja Inggris mempunyai kekayaan sekitar US$13,84 miliar yangg juga mengelola katedral berhistoris Westminster Abbey dan St. Paul’s Cathedral.
9. Church of Sweden
Di urutan ke-9, gereja di Swedia ini mempunyai kekayaan sekitar US$11,41 miliar yangg juga menerima pendanaan dari pajak gereja yangg dibayarkan oleh personil yangg terdaftar.
10. Trinity Church
Trinity Church yangg berbasis di New York. Organisasi keagamaan ini mempunyai kekayaan sekitar US$6 miliar. Gereja ini terkenal lantaran mempunyai aset properti yangg sangat berbobot di Manhattan, termasuk real estate di Wall Street dan sekitarnya.
Kekayaan Muhammadiyah ini berasal dari aset yangg tersebar di seluruh Indonesia di sektor pendidikan, kesehatan, hingga sosial. Mereka mengelola lebih dari 7.000 sekolah mulai dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi, serta ratusan rumah sakit dan klinik, 11.000 masjid, 750 Bank Perkreditan Syariah, 400 pesantren, ratusan panti didikan dan sekitar 21 juta meter persegi aset tanah.
Bahkan juga mempunyai aset di beberapa negara seperti di benua Eropa, Amerika, Australia, Afrika, dan Asia. Semua aset ini digunakan untuk menjalankan misi dakwah dan sosial organisasi.
Muhamamdiyah mempunyai tidak kurang dari 30 perwakilan Cabang Internasionalnya diantaranya PCIM Belanda, Jerman, Prancis, Inggris, Turki, Amerika Serikat, Australia, Rusia, Korea Selatan, Arab Saudi, Spanyol, New Zealand, India, Malaysia, Jepang, dan Mesir.
Meski Muhammadiyah disebut sebagai salah satu organisasi keagamaan terkaya urutan ke-4 di dunia. Namun semua aset kekayaan ini tidak ada satupun atas nama milik pribadi, semuanya atas nama persyarikatan Muhammadiyah dan dikelola oleh persyarikatan untuk kepentingan umat secara keseluruhan.
Pengelolaan aset Muhammadiyah dilakukan secara transparan dan berorientasi pada kepentingan umat, bukan untuk memperkaya perseorangan alias internal organisasi. Seluruh potensi ekonomi dan aset yangg dimiliki dikembalikan sepenuhnya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Transparansi ini menjadi salah satu kunci kepercayaan publik terhadap organisasi yangg telah berdiri sejak tahun 1912 ini.
Tujuan utama di kembali kekayaan Muhammadiyah bukanlah untuk kemewahan alias akumulasi aset semata, melainkan untuk memberikan faedah sebesar-besarnya bagi kemaslahatan masyarakat.
Oleh lantaran itu, para ketua dan pengurus Muhammadiyah tetap memilih hidup dalam kesederhanaan. Pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan pernah berpesan, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, tetapi jangan mencari hidup di Muhammadiyah,” Pernyataan ini mengandung filosopi yangg dalam dan menjadi ideologi bagi seluruh kader Muhammadiyah dimanapun dia berada.
Bahwa sejatinya, Muhammadiyah adalah tempat dia mengabdikan diri, menyumbangkan pemikiran, tenaga apalagi sepenuh jiwa raganya untuk kemajuan persyarikatan. Bukan sebaliknya memanfaatkan Muhammadiyah untuk memperkaya diri sendiri.
Baca juga: PCIM PCIA, Peran Internasionalisasi Dakwah Muhammadiyah
Sehingga tidak jarang, kader Muhammadiyah mempunyai pekerjaan lain yangg ahli dan mapan, disamping juga dia membagi waktu untuk memikirkan perkembangan Muhammadiyah. Hal inilah yangg menyebabkan Muhammadiyah tetap memperkuat sebagai organisasi yangg solid dan kompak meski sudah berdiri lebih dari 1 abad.
Hidup sederhana pernah dicontohkan oleh KH. A.R. Fachruddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1968-1990. Ia pernah menolak diberi akomodasi mobil mewah dan lebih memilih naik sepeda motor tuanya yangg sering mogok. Menolak penghasilan sebagai ketua umum dari Muhammadiyah. Ia tidak malu berdagang bensin di depan rumahnya untuk membiayai anaknya kuliah. Bahkan seumur hidupnya hanya mengontrak rumah karena dia tidak pernah mempunyai rumah sendiri hingga akhir hayat. Sikap ini menunjukkan dedikasi penuh pada amanah organisasi tanpa pamrih dan kepedulian yangg tinggi terhadap sesama.
Ketua PP Muhammadiyah peiode 1942-1953, Ki Bagus Hadikusumo juga mengajarkan dan mempraktikkan kesederhanaan dengan menghindari pemborosan, termasuk dalam pengeluaran untuk hal-hal yangg tidak penting, seperti kemewahan alias pesta yangg mewah.
Begitu pula dengan Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii) Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005. Beliau memilih hidup sederhana di Yogyakarta dan tidak mewarisi kehidupan mewah. Dikesehariannya dia sering terlihat mengendarai sepeda ontelnya.
Buya Syafii pernah terlihat berbaur dengan penduduk biasa menunggu KRL di Stasiun Tebet. Saat itu, Buya bakal menghadiri peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila yangg diresmikan Presiden Jokowi di Bogor. Padahal dari Maarif Institute, selalu disiapkan kendaraan untuk operasional Buya Syafii. Namun kala itu dia menolak lantaran mau naik KRL.
Buya Syafii Maarif sering mengendarai sepeda dan naik KRL [Foto: Tribunnews]Contoh keteladanan lainnya diperlihatkan oleh Haedar Nashir, ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2022 kemudian dilanjutkan 2022-2027. Ia seringkali terlihat menempuh perjalanan menggunakan transportasi umum, seperti Damri alias kereta api, dan menolak dijemput oleh mobil unik PP Muhammadiyah.
Ia pernah pula tertangkap kamera tengah duduk sendirian di stasiun kereta Kediri, Jawa Timur selepas menghadiri peresmian gedung SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo dan Gedung Rawat Inap RS Ahmad Dahlan Muhammadiyah Kediri. Haedar berjalan tanpa pengawalan membawa tas dan kantong plastik yangg ditaruh di sebelahnya.
Haedar Nashir duduk menunggu kereta di stasiun kereta Kediri, Jawa Timur [Foto: Fajar.co.id]Haedar kerap mengingatkan para anggotanya untuk tidak terlena dan tetap amanah dalam mengelola kekayaan tersebut. Semangat yangg diusung adalah mentalitas memberi, bukan mentalitas menerima bantuan.
Bangsa ini butuh belajar banyak dari pemimpin-pemimpin sederhana tersebut yangg tidak hanya pandai secara intelektual, tetapi juga bening dalam moral dan bersahaja dalam hidup. Kesederhanaannya bukan berfaedah mereka tidak mampu. Mereka bisa saja mempunyai dan meminta lebih dari itu, jika mereka mau. Tetapi ini lebih kepada pilihan ideologi spiritual dalam keteladanan memimpin umat.
1 minggu yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·