Pengajian Ramadan (6): Haedar Nashir Ajak untuk Pahami Konsep Risalah Islam Berkemajuan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

Yogyakarta, InfoMu.co – Pengajian Ramadhan 1444 Hijriah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara resmi ditutup, Minggu (26/3). Penutupan ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi nan digelar di Gedung Ar Fachrudin Unit B Lantai 5 Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Dalam sambutannya, Haedar mengatakan bahwa Muhammadiyah sebagai pelopor aktivitas pembawa Risalah Islam Berkemajuan (RIB). Menurutnya, RIB ini menjadi produk keputusan Muktamar ke-48 Muhammadiyah tahun 2022 sebagai konstelasi ekonomi dan politik. Kedua variabel ini menempatkan pada posisi nan sangat strategis di dalam gedung sebuah kehidupan bangsa.

“Ada masukan, kritik, apalagi juga usulan-usulan—mengenai RIB—penting menjadi pengayaan. Tetapi posisi nan kudu kita ambil gimana memahami apa nan sudah dirumuskan oleh Muhammadiyah untuk kemudian menjadi alam pikiran, orientasi, tindakan, sekaligus aktualisasi. Itu nan kudu menjadi komitmen kita bersama,” tuturnya.

Haedar berbagi pengalaman bahwa dirinya sejak tahun 2000 telah ikut andil dari penyusunan draft sekaligus koordinator mengenai konsep-konsep nan ada di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Yakni 1) Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (2000), 2) Dakwah Kultural Muhamamdiyah (2002), 3) Khittah Berbangsa dan Bernegara (2002), 3) Visi Revitalisasi Karakter Bangsa, 4) Indonesia Berkemajuan: Rekonstruksi Kehidupan Kebangsaan nan Bermakna (2015), 5) Negara Pancasila sebagai Dar al-‘Ahdi wa al-Syahadah (2015).

“Dari pengalaman itu, merasakan betul bahwa konsep-konsep ini disusun dari proses pembahasan nan panjang dan luar biasa. Ketika sudah menjadi rumusan resmi, itu adalah maksimal dan optimal nan bisa dirumuskan oleh Muhammadiyah,” katanya.

Pada penutupan Pengajian Ramadhan 1444 Hijriah, Haedar mengatakan Islam Berkemajuan merujuk pada Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua. Isu pentingnya adalah “Gerakan Pencerahan” sebagai agenda strategis Muhammadiyah memasuki abad kedua dalam perjuangannya di bumi dakwah-kemasyarakatan.

“Islam nan berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keistimewaan hidup secara bergerak bagi seluruh umat  manusia,” bunyi Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua.

Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menyebut kritik nan dilontarkan oleh beberapa kalangan, jika merujuk pada Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua dan Risalah Islam Berkemajuan, semua kritik itu tersajikan secara komplit dan komprehensif pada dua produk tersebut.

Diterangkan oleh Haedar, bahwa Muhammadiyah memandang Islam sebagai kepercayaan nan mulia (kaffah); kepercayaan nan utuh, menyeluruh, dan sempurna. Selain itu, mengandung nilai-nilai tentang kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat nan tercerahkan.

“Maka, Islam berkemajuan nan rujukannya pada ayat-ayat (Al-Qur’an) sampai pada gimana kita perlu mengubah langkah pandang tentang Islam dan gimana mewujudkan Islam itu dalam kehidupan,” tuturnya.

RIB menurutnya relatif sudah lengkap. Yakni mencakup seluruh dimensi kehidupan baik pribadi, berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan berkemanusiaan secara universal (kesemestaan). Satu perihal krusial ditegaskan, penduduk Muhammadiyah kudu mempunyai komitmen terhadap RIB di mana rumusannya telah maksimal dan optimal termasuk dikodifikasi ketika Muktamar ke-48 di Surakarta, Jawa Tengah tahun 2022.

“Tugas kita adalah pahami dulu, jika perlu dari kata per kata sampai terakhir minimal di dua konsep, ialah Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua dan RIB unik untuk Islam berkemajuan. Kalau tetap ada perihal paling fundamental, tentu dilakukan perbaikan ketika Muktamar Muhamamdiyah nanti. Hal terpenting di sini adalah pemahaman nan berkarakter mendasar, mendalam, dan gimana mengaktualisasikan konsep tersebut,” jelasnya. (Cris/SM)

-->
Sumber infomu.co medan
infomu.co medan