Sombong, Tamak, Irihati
Oleh : Salmi Abbas MH, Wakil Ketua PW Aisyiyah Sumatera Utara
Di dalam kitab Mukhtarul-Ahadits (hadits-hadits pilihan) laman 58 ada sebuah hadits nan diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir dari Ibnu Mas’ud (hadits tanpa nomor) Rasul mengingatkan kita untuk menjauhi 3 (tiga) sifat seperti tertera dalam titel tulisan di atas, ialah sombong serakah dan irihati. Haditsnya sebagai berikut:
إياكم والكبر فإن إبليس حمله الكبر على أن لا يسجد لأدم ، و إياكم والحرص
فإن آدم حمله الحرص على أن أكل من الشجرة , وإياكم والحسد فإن إبني آدم إنما
قتل أحدهما صاحبه حسدا , فهن أصل كل خطيئة .
Artinya:
“Jauhilah oleh Anda sifat sombong. Sesunggunya setan telah diperdaya oleh sifat sombong untuk tidak sujud (memberi homat) kepada Adam. Dan jauhilah oleh Anda sifat serakah (berharap lebih dan tidak puas dengan apa nan sudah ada). Sesungguhnya Adam telah diperdaya oleh sifat serakah agar dia menyantap ( sesuatu) dari pohon (yang dilarang oleh Allah untuk didekati). Dan jauhilah oleh Anda sifat hasad. Sesungguhnya dua putra Adam , salahsatu dari keduanya membunuh saudaranya hanya lantaran sifat hasad (dengki). Maka semua itu
adalah sumber dari segala dosa”.
Ketiga sifat negatif tersebut di atas, dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam Alquran di beragam surat dan contoh nan diberikan oleh Rasulpun erat kaitannya dengan kisah hidup Nabi Adam alaihissalam nan terungkap dalam Alquran.
Sifat pertama adalah sifat sombong setan nan tidak mematuhi perintah Allah ketika Allah memerintahkannya untuk sujud memberi hormat kepada Adam. Mari kita lihat ayat-ayat berikut:
1. QS. Al-Baqarah (2):34
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ
الْكَافِرِينَ (٣٤)
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlahkamu kepada Adam!”Maka mereka pun sujud selain iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan dia termasuk golongan nan kafir.
2. QS. Al-A’raf (7): 12
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ
مِنْ طِينٍ (١٢)
Artinya: (Allah) berfirman,”Apakah nan menghalangimu (sehingga) Anda tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu ?”(Iblis) menjawab” Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”.
Kesombongan setan muncul lantaran menurut ilmunya derajat dirinya lebih baik dari Adam. Penciptaan dirinya dari api sedangkan Adam dari tanah. Banyak nan mempertanyakan apakah setan bagian dari malaikat alias bukan. Kalau setan bagian dari malaikat, kenapa setan mengaku pembuatan dirinya dari api. Bukankah malaikat itu diciptakan dari sinar (menurut beberapa literatur nan ada).
Kita tinggalkan dulu pertanyaan-pertanyaan di atas. nan jelas setan itu adalah salahsatu makhluk buatan Allah nan membangkang kepada Allah nan telah menciptakannya. Allah nan Maha Pencipta. Iblis tidak mau sujud memberi hormat kepada Adam ketika Allah perintahkan dia untuk sujud kepada Adam seperti tersebut pada ayat di atas. Penyebabnya adalah lantaran merasa dirinya lebih unggul dari Adam.
Banyak aspek nan menjadikan seseorang menjadi sombong. Penyebabnya adalah lantaran suka membanding-bandingkan kelebihan nan ada pada dirinya dengan kekurangan nan ada pada orang lain. Orang nan sombong adalah orang nan lupa diri. Orang nan lupa kepada dirinya sendiri adalah orang nan fasiq. Penyebab seseorang lupa kepada dirinya sendiri adalah lantaran dia melupakan Allah Lihat S. al-Hasyar [59]: 19 .
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُون
Artinya: “Dan janganlah Anda seperti orang-orang nan lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa bakal diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik”.
Sejarah membuktikan sungguh banyaknya kehancuran suatu kaum akibat kesombongan dari kaum tersebut dengan penguasanya nan congkak arogan dan takabur. Sifat kedua adalah serakah ialah menginginkan lebih banyak dari nan sudah dimiliki. Rasul mencontohkan Nabi Adam nan melanggar larangan Allah dengan menyantap sesuatu (buah) dari pohon nan dilarang oleh Allah untuk mendekati pohon tersebut. Tetapi Adam as
berhasil diperdaya oleh setan sehingga muncul keinginannya untuk tidak hanya mendekati saja, tapi malah mengambil dan menyantap sesuatu dari pohon larangan tersebut.
Allah SWT telah memberikan kenikmatan nan banyak bagi Adam di dalam surga. Tetapi Allah juga menetapkan satu larangan nan wajib dipatuhi oleh Adam. Ternyata Adam merasa belum puas dengan apa nan sudah Allah berikan kepadanya. Ia juga mau menikmati apa nan dilarang oleh Allah lantaran mengikuti bisikan iblis.
Akhirnya setelah Adam menyantap buah larangan tersebut, aurat tubuhnya terlihat nan tentunya merupakan kejelekan bagi dirinya. Mari kita lihat firman Allah dalam surat Thaha [20]: 121 berikut:
فَأَكَلا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ
وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى (١٢١)
Artinya: “Lalu keduanya (Adam dan Hawa) memakannya, lampau tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan telah durhakalah Adam kepada Tuhannya dan sesatlah dia”.
Padahal Allah sudah mewanti-wanti Adam tentang setan nan karakternya berupaya mencelakakan manusia. Hal ini dapat kita lihat firman Allah dalam surat Thaha[20]: 117 :
فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى (١١٧)
Artinya: “Kemudian Kami berfirman,”Wahai Adam! Sungguh ini (iblis) musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali jangan sampai dia mengeluarkan Anda dari surga, kelak Anda celaka”.
Dan Allah juga sudah menjamin kelangsungan kehidupan Adam di dalam surga dengan mencukupkan pangan, sandang dan rasa nyaman. Firman Allah surat Thaha [20]: 118. 119.
إِنَّ لَكَ أَلا تَجُوعَ فِيهَا وَلا تَعْرَى (١١٨) وَأَنَّكَ لا تَظْمَأُ فِيهَا وَلا تَضْحَى
(١١٩)
Artinya: “Sungguh, ada (jaminan)untukmu di sana, engkautidak bakal kelaparan dan tidak akan
telanjang “ (118) “dan sungguh, di sana engkau tidak bakal merasa dahaga dan tidak bakal ditimpa panas
matahari”. (119).
Namun sayang bisikan syaithan rupanya memalingkan kepatuhan Adam kepada Allah menjadi pelanggar larangan Allah. Dalam ayat berikutnya surat Thaha[20]:120 Allah berfirman:
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لا يَبْلَى
(١٢٠)
Artinya: ”Kemudian setan membisikkan (pikiran jahat)kepadanya, dengan berkata,”Wahai Adam!
Maukah saya tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan nan tidak bakal binasa?’.
Karena kemauan besar Adam nan sudah dikendalikan oleh setan inilah menyebabkan Adam mendapatkan kemarahan dari Allah dan Allah perintahkan Adam dan istrinya keluar dari jannah (surga). Hal ini dapat kita lihat firman Allah dalam surat Thaha [20]: 123,
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ
هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى (١٢٣)
Artina: “Dia (Allah) berfirman, Turunlah Anda berdua dari surga bersama-sama, sebagian
kamu menjadi musuh bagi sebagian nan lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku maka
(ketahuilah) barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku dia tidak bakal sesat dan tidak bakal celaka.
Jadi jelaslah bahwa akibat dari sifat serakah membikin hidup celaka dan berantakan. Sifat ketiga adalah hasad ialah irihati, dengki alias sirik kata orang Betawi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) irihati adalah merasa kurang puas dengan kelebihan orang lain. Atau istilah nan sering kita dengar saat ini adalah “Susah Melihat Orang Senang, Senamg Melihat Orang Susah”.
Sifat jelek (irihati) ini merupakan penyakit hati. Mereka nan berpenyakit hati adalah termasuk orang-orang munafik. Allah menyatakan tentang karakter orang munafik dalam surat al-baarah[2]:10
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (١٠)
Artinya: “Di dalam hati mereka ada penyakit, lampau Allah menambah penyakitnya itu ; dan mereka
mendapat balasan nan perih lantaran mereka berdusta.”
Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa orang nan berpenyakit hati bakal mendapat balasan nan perih dari Allah. Bagaimana corak azabnya, Allah tidak sebutkan. Tetapi di dalam ayat lain ialah di dalam surat An-Nisa[4]:145 Allah katakan:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (١٤٥)
Artinya: “Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan nan paling bawah dari neraka. Dan Anda tidak bakal mendapat seorang penolong pun bagi mereka”.
Untuk menghilangkan 3 (tiga) karakter alias sifat jelek di atas adalah dengan berzikir mengingat Allah, tidak hanya sekadar ucapan zikir di bibir saja. Bila kita mengingat Allah, Allah pun bakal mengingat kita. Allah berfirman surat al-Baarah[2]:152
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ (١٥٢)
Artinya: “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun bakal ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah Anda ingkar kepada-Ku”.
Dengan mengingat Allah tidak hanya 3 (tiga) sifat jelek di atas saja nan hilang, tetapi hati pun menjadi tenang, sebagaimana firman Allah surat Ar-Ra’du[133]: 28
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (٢٨)
Artinya: “(yaitu) orang-orang nan beragama dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
Di akhir hadits tersebut di atas Rasulullah saw menutup dengan mengingatkan kita bahwa ketiga sifat jelek nan diperintahkan Rasul agar kita jauhi merupakan sumber malapetaka nan berakibat dosa.
Dari uraian sederhana di atas ada beberapa perihal nan dapat kita simpulkan:
1. Ada 3 (tiga) sifat jelek nan diperintahkan oleh Rasul agar kita berhati-hati jangan sampai kita miliki, ialah sombong serakah dan irihati.
2. Untuk menghindari diri dari ke tiga sifat tersebut di atas, ingatlah Allah dimana pun kita berada. Wallahu a’lam bishshawab. (***)