Kepemimpinan Inklusif dan Kolaboratif: Strategi Gerakan IMM Kota Makassar - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Oleh: Muh Yusri K (Aktivis IMM)

KHITTAH.CO — Musyawarah Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Makassar tidak sekadar menjadi agenda rutin organisasi. Lebih dari itu, forum ini merupakan momentum berbobot untuk meneguhkan kembali jati diri kader, menyatukan gagasan, sekaligus merumuskan arah aktivitas yangg lebih progresif.

Musyawarah juga menjadi ruang konsolidasi, mempererat ukhuwah, merawat semangat kolektif, dan melahirkan kepemimpinan yangg inklusif serta kolaboratif. Sebab, kepemimpinan dalam IMM bukan hanya soal jabatan, melainkan amanah dakwah intelektual yangg kudu ditunaikan dengan penuh kesungguhan.

Kepemimpinan Inklusif

IMM merupakan ruang kaderisasi sekaligus pengabdian. Di tengah dinamika era yangg kian kompleks, organisasi ini dituntut menghadirkan sosok pemimpin yangg tidak hanya tegas, tetapi juga bisa merangkul perbedaan dan menumbuhkan partisipasi seluruh kader.

Kepemimpinan inklusif berfaedah memberi ruang bagi setiap gagasan, mendengar, memahami, dan memfasilitasi tumbuh kembang kader. Perbedaan latar belakang, minat, maupun pandangan bukanlah penghalang, melainkan potensi kekuatan. Dengan kepemimpinan seperti ini, IMM bakal tetap solid dan progresif, sejalan dengan semangat ukhuwah Islamiyah serta nilai-nilai Muhammadiyah.

Pentingnya Kolaborasi

Kekuatan IMM tidak hanya bertumpu pada konsolidasi internal, tetapi juga pada keahlian membangun jejaring eksternal. Kolaborasi menjadi kunci agar IMM bisa memberikan jawaban nyata atas tantangan sosial masyarakat.

Kolaborasi internal berfaedah memperkuat sinergi antarbiro, komisariat, dan cabang, sehingga aktivitas tidak melangkah parsial. Sementara kerjasama eksternal melibatkan kerja sama dengan organisasi mahasiswa lain, organisasi sosial, lembaga pendidikan, hingga pemerintah. Dengan pola ini, IMM tidak hanya datang sebagai penonton, melainkan tokoh yangg aktif memberi kontribusi nyata bagi umat dan bangsa.

Titik Tolak Baru

Kepemimpinan inklusif dan kolaboratif bukan jargon, melainkan kebutuhan mendesak bagi IMM saat ini. Merangkul seluruh kader bakal menjaga soliditas organisasi, sedangkan menjalin kerjasama bakal memperluas peran dan pengaruhnya.

IMM Makassar perlu menjadi pelopor kepemimpinan terbuka sekaligus penggerak aktivitas sinergis. Dari IMM, kita belajar bahwa kepemimpinan sejati bukan soal siapa yangg paling menonjol, melainkan siapa yangg paling bisa merangkul, menggerakkan, dan menumbuhkan.

Harapannya, Musyawarah Cabang IMM Makassar menjadi titik awal lahirnya pendapat segar serta langkah strategis. Dengan begitu, IMM dapat terus memainkan peran nyata di tengah masyarakat sebagai laboratorium kader umat dan bangsa yangg visioner, kritis, dan solutif.

-->
Sumber khittah.co
khittah.co