Kepemimpinan IMM: Dari Nilai Hingga Transformasi Gerakan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Oleh: Fakhri (Sekretaris Bidang/Kader PC IMM Kota Makassar)

KHITTAH. CO – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi aktivitas dan kaderisasi hari ini berdiri di tengah gelombang disrupsi yangg begitu masif, ditandai dengan percepatan teknologi, pergeseran nilai-nilai sosial, serta tantangan begitu kompleks yangg terus bermunculan. Mulai dari rumor kesehatan mental, ancaman degradasi moral, hingga polarisasi sosial-politik yangg semakin merajalela di ruang digital. Kepemimpinan IMM hari ini tidak dapat dilepaskan dari dinamika era yangg bergerak cepat. Oleh karena itu, kader IMM dituntut untuk mempunyai kapabilitas kepemimpinan yangg adaptif, transformatif, dan visioner.

Kepemimpinan IMM bukan sekadar berbincang tentang posisi struktural, melainkan tentang keahlian menghadirkan nilai, keteladanan, serta arah mobilitas yangg jelas bagi kader. Tantangan terbesar IMM hari ini bukan hanya mempertahankan eksistensi organisasi, melainkan memastikan kebermaknaannya di tengah kejadian sosial yangg terus berubah.

IMM tidak boleh terjebak dalam ritual organisasi yangg tidak substansial-hilang esensi, melainkan kudu datang dengan praksis yangg relevan. Karena itu, kepemimpinan IMM hakikatnya bukan hanya soal manajemen organisasi, melainkan sebuah proses kaderisasi yangg berakar pada nilai. Hal ini senada dengan pesan Bapak Perkaderan IMM, Jazman Al-Kindi, bahwa “keseharian kader adalah proses kaderisasi”. Kalimat ini semestinya menjadi sirine pengingat bagi setiap kader untuk selalu merefleksikan diri dalam derasnya arus globalisasi.

Di tengah tantangan tersebut, kepemimpinan IMM perlu mengedepankan keberanian untuk melakukan terobosan. Stagnasi kepemimpinan hanya bakal membikin organisasi kehilangan relevansinya. Maka, kader IMM kudu bisa membaca arah peradaban, merumuskan strategi yangg progresif, serta menjaga keutuhan nilai-nilai Muhammadiyah sebagai pedoman moral dan ideologis. Kepemimpinan IMM juga kudu menempatkan kaderisasi bukan hanya sekadar rutinitas sunyi makna, melainkan sebagai ruang pembentukan karakter yangg kuat, kritis, dan beradab mulia.

Lebih jauh, kepemimpinan IMM hari ini diharapkan bisa melahirkan generasi kader yangg tidak hanya berpikir lokal, tetapi juga berwawasan global. Kehadiran IMM di ruang publik, baik secara offline maupun digital, kudu menjadi solusi dan inspirasi bagi problematika umat, bangsa, dan kemanusiaan. Dengan kepemimpinan yangg adaptif, transformatif, dan visioner, IMM bakal tetap menjadi rumah kaderisasi yangg melahirkan insan intelektual, religius, dan humanis—sebagaimana cita-cita awal pendiriannya.

Dengan kejadian nyata yangg sekarang dihadapi seperti halnya perkembangan Artificial Intelligence (AI) yangg tidak hanya mengubah bumi kerja, tetapi juga memengaruhi langkah berpikir dan pola hidup generasi muda. Jika kader IMM tidak bisa beradaptasi dengan cepat, maka bakal tertinggal dalam arus perubahan teknologi. Begitu pula rumor krisis suasana (climate change) yangg menuntut generasi muda, termasuk kader IMM, untuk lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan hidup. Di sisi lain, maraknya ujaran kebencian, hoaks, dan radikalisme digital di media sosial menjadi tantangan serius bagi kepemimpinan IMM untuk menghadirkan narasi pengganti yangg mencerahkan, menyejukkan, dan membangun optimisme.

Di tengah mengalir derasnya arus info menandakan bahwa hari ini IMM telah menyaksikan dirinya tidak lagi berada pada ruang kekurangan info melainkan pada kondisi kelebihan info (obesitas informasi). Tantangan ini semakin berat lantaran tidak didukung oleh perangkat literasi yangg memadai, ditambah dengan jebakan algoritma media sosial yangg menciptakan filter bubble dan echo chamber. Inilah yangg kudu menjadi potret utama agar kader IMM tidak mudah terjebak pada dimensi riuh rendah netizen yangg sering kali jauh dari pedoman keilmuan. Di sinilah kepemimpinan IMM dituntut bisa menghadirkan tradisi intelektual yangg sehat, sekaligus membekali kader dengan keahlian literasi digital yangg kritis.

Kepemimpinan IMM juga kudu bisa menghadirkan ruang pembelajaran yangg berkepanjangan bagi kader. Organisasi tidak boleh hanya menjadi tempat singgah sementara, tetapi kudu menjadi inkubator peradaban yangg terus menempa intelektualitas, spiritualitas, dan moralitas kader. Melalui forum diskusi, kajian strategis, hingga tindakan nyata di masyarakat, kepemimpinan IMM kudu membangun kultur organisasi yangg sehat dan produktif. Dengan demikian, kader IMM bakal terbiasa berpikir kritis, berani mengambil keputusan, serta konsisten menjalankan nilai-nilai perjuangan.

Lebih jauh, kepemimpinan IMM hari ini tidak cukup hanya berorientasi pada internal organisasi, tetapi juga kudu proaktif membaca arah peradaban. Dunia sedang bergerak menuju era dunia yangg sarat kejuaraan pengetahuan, teknologi, dan ideologi. Karena itu, IMM dituntut datang sebagai kekuatan moral-intelektual yangg bisa menawarkan pendapat alternatif, solusi konkret, dan model kepemimpinan yangg membumi. Dengan positioning yangg jelas dan praksis aktivitas yangg terukur, IMM dapat menjadi lokomotif perubahan yangg menjaga marwah Muhammadiyah sekaligus menjawab tantangan kebangsaan dan kemanusiaan.

Konteks-konteks inilah yangg semestinya menjadi injakan bagi kepemimpinan IMM hari ini. Kader tidak cukup hanya pandai beretorika di forum-forum internal, tetapi juga kudu bisa mengeksekusi pendapat nyata di masyarakat. Kepemimpinan IMM kudu menjadi jawaban atas keresahan generasi muda, sekaligus pembawa misi dakwah pencerahan di ruang-ruang strategis, baik akademik, sosial, maupun digital. Dengan langkah itu, IMM bakal tetap relevan, bukan hanya sebagai organisasi mahasiswa, melainkan sebagai teladan moral sekaligus motor penggerak perubahan sosial yangg berpihak pada kemajuan umat dan kemanusiaan.

Hari ini, IMM ditantang untuk tampil sebagai laboratorium kepemimpinan. Kepemimpinan yangg tidak hanya menjaga eksistensi organisasi, tetapi juga melahirkan generasi muda yangg cerdas, kritis, beradab mulia, dan adaptif. IMM kudu berani menjawab tantangan zaman, datang di ruang digital tanpa kehilangan identitas, bergerak di tengah modernitas tanpa tercerabut dari akar ideologi.

Selain itu, kepemimpinan IMM hari ini juga kudu bisa membangun kerjasama lintas sektor. Di tengah realitas sosial yangg semakin kompleks, IMM tidak bisa melangkah sendiri dengan mengandalkan kekuatan internal. Kader IMM kudu membuka diri untuk bersinergi dengan beragam pihak, baik organisasi kepemudaan, lembaga pendidikan, maupun organisasi masyarakat, tanpa kehilangan identitas ideologisnya. Kolaborasi ini krusial bukan hanya untuk memperluas jangkauan gerakan, tetapi juga memperkuat perannya sebagai pemasok perubahan yangg solutif di tengah persoalan bangsa dan global.

Lebih dari itu, kepemimpinan IMM kudu senantiasa menjaga keseimbangan antara idealisme dan realitas. Idealisme menjadi kompas agar organisasi tidak kehilangan arah, sementara realitas adalah injakan agar langkah aktivitas tetap membumi dan solutif. Kader IMM kudu bisa menjembatani keduanya dengan menghadirkan aktivitas yangg visioner sekaligus kontekstual. Dengan langkah inilah, IMM bakal selalu relevan, tidak hanya sebagai organisasi mahasiswa yangg berorientasi internal, tetapi sebagai aktivitas pencerahan yangg berkontribusi nyata bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan.

Pada akhirnya, kepemimpinan IMM bukanlah sekadar tentang siapa yangg duduk di bangku struktural, melainkan tentang siapa yangg betul-betul bisa menyalakan api perubahan. IMM kudu tetap meneguhkan diri sebagai rumah kaderisasi, tempat tumbuhnya generasi muda yangg “Anggun dalam Moral Unggul dalam Intelektual”. Tugas kita hari ini adalah menjaga kesinambungan nilai, merawat tradisi intelektual, serta mengakselerasi transformasi aktivitas agar tetap relevan dengan tantangan zaman.

Jika kepemimpinan IMM bisa mengintegrasikan nilai, gagasan, dan tindakan nyata, maka IMM bakal terus datang bukan hanya sebagai organisasi mahasiswa, tetapi sebagai mercusuar pencerahan yangg menuntun arah umat, bangsa, dan kemanusiaan. Dari nilai hingga transformasi gerakan, kepemimpinan IMM adalah jalan panjang perjuangan yangg kudu terus dihidupi, diwarisi, dan diperjuangkan oleh setiap kader di manapun dia berada.

-->
Sumber khittah.co
khittah.co