Keikhlasan dalam Bermuhammadiyah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Muhammadiyah dinilai oleh banyak orang sebagai organisasi yangg maju, kaya dan tertib dalam manajemen. Banyak konten di sosial media, baik lewat youtube, tiktok, whatsapp, X alias Twitter , yangg berisi sanjung manjung kepada Muhammadiyah. Tentu kita berterima kasih dengan mengucapkan Alhamdulillah, itu berfaedah kerja-kerja dakwah di Muhammadiyah itu mendapatkan apresiasi dari umat dan masyarakat. Namun demikian, tidak perlu jumawa kemudian merasa cukup dan lupa daratan, lampau berakhir beramal shaleh.

Sesungguhnya tetap banyak pekerjaan rumah yangg menunggu untuk diselesaikan. Rasa-rasanya pekerjaan rumah itu tidak bakal ada pernah habisnya. Karena itu sebagaimana roda kehidupan, aktivitas dakwah amar ma’ruf nahi munkar itu tidak bakal pernah berakhir hingga akhir zaman. Intinya, pengurus dan penduduk Muhammadiyah tidak boleh melambung lantaran sanjungan ataupun larut dalam cercaan. Beramal shaleh tiada henti untuk mewujudkan cita-cita Islam sebagai Rahmat bagi semesta alam

Selama ini disadari alias tidak, kekuatan Muhammadiyah itu terletak pada rasa tulus yangg ada dalam setiap hati sanubari warganya. Dengan hati tulus itu orang-orang Muhammadiyah menggerakkan persyarikatan, mendirikan dan mengelola  kebaikan usaha, serta menggembirakan dakwah Amar Ma’ruf nahi Munkar. Ikhlas adalah ruhul ‘amal. Dengan rasa tulus dan hanya mengharap ridha Allah SWT itu maka setiap pemikiran,  langkah dan perbuatan bakal dicatat sebagai kebaikan dan berbobot ibadah disisi-Nya.

Setiap kebaikan perbuatan yangg didalamnya ada keihklasan bakal dapat mengubah bumi dan menghasilkan tujuan yangg berlipat ganda. Ikhlas sebagai ruhul ‘ kebaikan membikin suatu perbuatan yangg berat bakal terasa ringan, yangg jauh bakal terasa dekat, yangg malas bakal segera bangkit bekerja,yang tidur bakal segera bangun dan yangg buntu bakal terpampang jalan keluar yangg banyak. Ikhlas bakal meringankan semuanya. Ikhlas juga bakal menumbuhkan pengorbanan, baik waktu, tenaga, pikiran dan materi. Jiwa yangg tulus bakal melahirkan ketawadu’an, kerendah hatian, kesederhaan dan sifat-sifat qana’ah (merasa cukup dan apa yangg diberikan oleh Allah). Ikhlas bakal melahirkan sifat-sifat baik, Akhlakul karimah. Ikhlas bakal membikin hati banyak berterima kasih atas nikmat-nikmat Allah yangg sudah diberikan.

Begitulah sifat ikhlas, adalah sifat utama yangg memandu dan mengiringi aktivitas kebaikan shaleh di Muhammadiyah. Banyak orang yangg tidak mengerti bahwa seolah-olah kemajuan Muhammadiyah itu hanya semata-mata lantaran organisasinya dikelola secara tertib dan modern. Orang-orangnya pandai dan terdidik. Bukan semata-mata lantaran itu. Dibalik itu semua ada jiwa-jiwa yangg tulus yangg melipat gandakan fikiran, tenaga, waktu, materi apalagi raga untuk izzul Islam wal muslimin. Kalau hanya pandai dan berpendidikan, di luar sana  juga banyak, tidak kurang-kurangnya. Negara ini apalagi mungkin surplus orang pandai dan terdidik. Tapi sedikit orang yangg dengan sifat kenegarawanannya tulus tulus mengabdi kepada masyarakat.

Jangan sekali-kali tidak tulus dalam mengurus Muhammadiyah lantaran kelak pasti bakal kecewa. Kalau sudah kecewa bakal mudah mutungan, lampau ujungnya lari alias pergi dari Muhammadiyah. Kalau bermuhammadiyah itu tujuannya materi, pasti ujungnya  kecewa alias masygul apalagi yangg didapatkan dari materi itu tidak seperti yangg diharapkan. Ada kekurangan sedikit saja pembayaran pasti akan  marah, dimintai infaq aras arasen dan menggerutu. Orang-orang yangg seperti itu jika disuruh berjuang di Muhammadiyah bakal setengah-setengah, tidak totalitas, terpaksa alias justru malah menentang dan memusuhi. Seperti musuh dalam selimut. Hati-hati dengan rasa tidak tulus ketika berkidmat di Muhammadiyah.

Muhammadiyah itu punya sistem alamiah untuk menyaring dan menscrening orang-orang yangg tidak tulus dalam bermuhammadiyah. Orang-orang yangg tidak jujur di Muhammadiyah itu bakal kelihatan. Begitu pula orang-orang yang  tidak tulus juga bakal kelihatan. Setidaknya dirasakan oleh penduduk persyarikatan. Orang-orang Muhammadiyah itu sangat peka dengan ketidakjujuran dan ketidak ikhlasan. Dapat memandang dan menangkap gelagat orang-orang yangg hanya mau mengambil untung dari Muhammadiyah.

Sebab itu jika ada ketua persyarikatan alias ketua kebaikan upaya yangg tidak jujur, maka dia tidak bakal dipakai lagi, tersingkirkan dengan sendirinya. Jika ada orang yangg menjadi pengurus Muhammadiyah tapi mempunyai pamrih materi, kedudukan alias kekuasaan, yakinlah dia kelak bakal dengan sendirinya tereliminasi dari Muhammadiyah. Tidak ada lagi orang yangg mau memilihnya dalam musyawarah di persyarikatan.

Karena itu sifat tulus sebagai ruhul ‘amal hari terus diperteguh dan diperkuat. Jangan sampai penduduk dan kader Muhammadiyah terkikis sedikit demi sedikit rasa ikhlasnya dalam mengelola kebaikan upaya dan persyarikatan. Melemahnya keikhlasan  sangat mungkin terjadi seiring dengan besarnya kekayaan dan pengaruh Muhammadiyah secara politik. Godaan syahwat materi dan  politik kekuasaan sangat mungkin memberikan pengaruh kepada penduduk persyarikatan. Jika rasa tulus dan tulus hati itu hilang, maka jangan berambisi dakwah Muhammadiyah itu bisa lestari. Muhammadiyah bisa melemah seiring dengan melemahnya keikhlasan. Wallahu a’lam bishwab.

-->
Sumber pdmkotametro.org lampung
pdmkotametro.org lampung