Gaza, mu4.co.id – Kantor media pemerintah Gaza menyebut Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Hamas sebanyak 47 kali sejak awal Oktober, dengan serangkaian serangan yangg disebut telah menewaskan 38 penduduk Palestina dan melukai 143 orang lainnya.
Otoritas Gaza mendesak PBB dan negara-negara penjamin perjanjian gencatan senjata untuk segera bertindak agar Israel menghentikan kekerasan dan melindungi masyarakat sipil yangg tidak bersenjata.
Di samping itu, pihaknya juga menyebut bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa perlintasan Rafah, jalur utama bagi support kemanusiaan, tidak bakal dibuka kembali hingga Hamas menyerahkan seluruh jenazah sandera Israel yangg tetap ditahan di Jalur Gaza.
“Perdana Menteri Netanyahu memerintahkan agar perbatasan Rafah tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut. Pembukaannya bakal dipertimbangkan berasas sejauh mana Hamas memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan sandera dan jenazah, serta melaksanakan ketentuan yangg telah disepakati,” bunyi pernyataannya pada Sabtu (18/10/2025) malam.
Baru-baru ini, apalagi 11 orang dalam satu family Palestina tewas ketika kendaraan yangg mereka tumpangi diserang pasukan Israel, di lingkungan al-Zeitoun, sebelah timur Kota Gaza, Jumat (17/10/2025) malam waktu setempat, Insiden yangg disebut otoritas Gaza sebagai pelanggaran paling mematikan sejak gencatan senjata diberlakukan delapan hari sebelumnya.
Baca juga: Israel Ancam Lanjutkan Pertempuran Jika Hamas Tidak Menepati Janji. Trump Ikut Buka Suara!
Juru Bicara Pertahanan Sipil Palestina, Mahmoud Basal, mengatakan bahwa kendaraan yangg membawa 11 personil family itu, termasuk tujuh anak-anak dan dua wanita, dihantam tidak lama setelah melintasi “garis kuning” (yellow line), pemisah imajiner yangg ditetapkan tentara Israel untuk membedakan area operasi mereka.
“Mereka mungkin tidak tahu di mana posisi garis itu, lantaran tidak ada tanda bentuk di lapangan. Saya percaya family itu tidak dapat membedakan antara garis kuning dan merah yangg disebutkan tentara,” kata Mahmoud Basal.
Basal juga menambahkan bahwa serangan tersebut terjadi tanpa peringatan. “Adalah mungkin untuk memperingatkan mereka alias menangani mereka dengan langkah yangg tidak bakal menyebabkan kematian,” kata Basal.
“Tetapi apa yangg terjadi menegaskan bahwa pendudukan tetap haus darah dan berkeinginan untuk melakukan kejahatan terhadap penduduk sipil yangg tidak bersalah,” tambahnya.
Sementara itu, Militer Israel, IDF, membenarkan telah menembak sebuah kendaraan di wilayah utara Gaza, dan menyatakan bahwa “kendaraan mencurigakan terdeteksi melintasi garis kuning dan mendekati pasukan”.
Menurut pernyataan IDF, pasukan sempat melepaskan tembakan peringatan, namun kendaraan “tetap melaju dengan langkah yangg dianggap mengancam”.
(cnnindonesia.com)
6 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·