Dua Bahasa Daerah di Sumut Direvitalisasi, Ada Apa? - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

Medan, InfoMu.co –  Kemendikbudristek melakukan revitalisasi 71 bahasa wilayah se Indonesia. Dua di antaranya adalah Bahasa Batak dialek Toba dan Bahasa Melayu dialek Asahan, ada apa?
Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto menjelaskan kedua bahasa wilayah asal Sumut itu mesti direvitalisasi bukan lantaran sebuah bahasa punah. Dirinya menjelaskan bahwa seluruh bahasa wilayah di lingkungan sekitar wajib direvitalisasi.

“Bahasa-bahasa nan kita revitalisasi (Batak dialek Toba dan Melayu dialek Asahan) bukan berasas bahasa-bahasa nan punah tetapi semua bahasa nan ada di lingkungan kita,” kata Hidayat Widiyanto kepada detikSumut, Selasa (21/3/2023).

Menurut Hidayat memang bahasa Batak dialek Toba tetap dikategorikan kondusif dan belum dikategorikan terancam. Adapun revitalisasi dilakukan untuk penguatan tren penggunaan bahasa wilayah kepada anak-anak muda.

“Kalau dari keamanan iya. Kalau dari revitalisasi bahasa iya tetapi untuk program ini kami menyasar bahwa selama anak-anak kita trennya tidak menggunakan bahasa wilayah maka kita lakukan revitalisasi itu,” katanya.

Kemudian Hidayat menjelaskan bahwa saat ini tren penggunaan bahasa wilayah di kalangan anak muda semakin tergerus. Dirinya percaya bahwa sebuah bahasa pasti bakal mengalami kepunahan andaikan tidak didukung melalui keaktifan anak muda menggunakan bahasa daerah.

Bahkan Hidayat percaya bahwa bahasa Jawa, Sunda, dan Batak nan tergolong kuat tetap kudu direvitalisasi.

“Ini nan menjadi konsen dan perhatian kita kenapa bahasa nan paling kuat pun seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Batak itu tetap kudu diberikan revitalisasi lantaran memang bahasa ini sangat aman,” jelasnya.

“Tetapi trennya itu kecenderungan tidak dituturkan anak-anak muda sehingga sekuat apapun bahasa itu jika tidak dituturkan oleh anak-anak muda kita pasti kelak kecenderungannya menjadi rentan apalagi sampai punah,” sambungnya.

Menurut Hidayat program revitalisasi menjadi sebuah langkah pemerintah memperlambat adanya kepunahan bahasa. Saat ini dirinya mengatakan bahwa revitalisasi bahasa wilayah telah unik diamanatkan dalam Merdeka Belajar.

“Oleh lantaran itu kami mau memperlambat sebetulnya kepunahan itu dari program revitalisasi bahasa wilayah melalui merdeka belajar 17 ini,” akunya.

Sebelum dilakukan revitalisasi, pihaknya bakal terlebih dulu melakukan koordinasi berbareng dengan 13 kabupaten/kota.

“Banyak tahapan nan kudu kita lakukan mengenai dengan revitalisasi bahasa daerah. Sama seperti tahun lalu, mulai dari rapat koordinasi. Kami melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota seperti minggu lampau kami melakukan rapat koordinasi sebanyak kurang lebih 13 kabupaten kota,” terangnya.

Selanjutnya langkah revitalisasi nan dilakukan adalah obrolan golongan terumpun (DKT). Tahap ini bakal melibatkan para maestro bahasa daerah.

Lalu perampungan dilakukan dengan membikin konsep pembelajaran nan dituangkan dalam tujuh unsur. Tujuh unsur tersebut adalah konsep nan nantinya digunakan dan diajarkan kepada anak-anak agar pembelajaran mengenai revitalisasi bahasa wilayah sesuai dengan minat anak masing-masing.

“Setelah itu kita lakukan DKT alias obrolan nan mengundang para maestro alias para tokoh bahasa wilayah tersebut untuk kita coba tujuh unsur. Tujuh unsur itu mulai dari pidato, tembang daerah, bercerita, sampai pada komedi tunggal. Di dalamnya ada juga aksara wilayah juga. Nah ini kita coba formulasikan agar anak-anak senang mempelajari dan mengembangkan itu,” bebernya.

Dan terakhir, Hidayat mengatakan tahap akhir dari revitalisasi tersebut adalah training guru. Dirinya mengatakan dari para pembimbing ini nantinya pembelajaran revitalisasi bahasa wilayah digerakkan.

“Tahap ketiga kita bakal melatih guru. Kurang lebih 251 pembimbing itu bakal kita latih untuk mendapatkan info dari para maestro untuk mereka sampaikan kolega, kepada teman-teman pembimbing nan lain,” pungkasnya. (dtk)

-->
Sumber infomu.co medan
infomu.co medan