Diksuswati 1 Komisariat IMM Fisiphum Umsi, Ajang Refleksi Ketimpangan Yang Dialami Perempuan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Momen Pembukaan Diksuswati 1 IMM Komisariat Fisiphum Umsi. (Istimewa)

KHITTAH.CO, SINJAI – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Humaniora (Fisiphum) menyelenggarakan pembukaan pendidikan unik Immawati (Diksuswati) 1 di Kampus Universitas Muhammadiyah Sinjai (Umsi), Jumat, 26 Juli 2024.

Diksuswati 1 itu bermaksud untuk menggali dan merumuskan usulan solusi atas beragam persoalan yangg dialami perempuan, khususnya Immawati.

Kegiatan itu bakal berjalan selama tiga hari, terhitung sejak Jumat hingga Ahad, 26-28 Juli 2024.

Ketua Umum PC IMM Sinjai, Mujahidin menyebut wanita saat ini menjadi objek yangg dihinggapi beragam persoalan dalam beragam aspek. Sehingga, kata dia, Diksuswati 1 oleh Komisariat Fisiphum adalah langkah yangg tepat.

“Kader Muhammadiyah, khususnya IMM, perlu menjaga diri sebelum menjaga family kita nantinya. Melalui Diksuswati ini, diharapkan bakal ditemukan solusi untuk menjawab tantangan-tantangan mengenai keperempuanan yangg ada,” kata Mujahidin.

Namun, Mujahidin menyebut perlunya melibatkan Immawan dalam aktivitas Diksuswati 1. Sebab, persoalan-persoalan yangg dihadapi wanita sekarang tak lepas dari peran laki-laki, termasuk di internal IMM.

Sementara itu, Ketua PD Muhammadiyah Sinjai, Agus Salim Yunus meminta kepada Immawati yangg terlibat dalam Diksuswati 1 agar menunjukkan karakter khas.

“Pentingnya identitas dan karakter unik dalam peran serta kontribusi yangg diberikan oleh Immawati. Ciri unik ini dapat mencakup nilai-nilai, tindakan, alias sikap yangg sesuai dengan prinsip-prinsip Muhammadiyah dan mencerminkan integritas serta dedikasi dalam melaksanakan tugas-tugas sosial dan keagamaan,” kata Agus.

Agus juga menekankan perlunya IMM, khususnya Immawati untuk merekonstruksi adab dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya bagi perempuan. Ia lampau menyitir salah satu ayat Al-Qur’an tentang perlunya wanita memperhatikan kewajibannya sebagai muslimah.

“Dalam konteks ini, referensi dari Surah An-Nur ayat 31 menjadi dasar untuk memahami tanggungjawab wanita dalam menjaga pandangan, menutup aurat, dan memperhatikan batas penampilan,” tutur dia.

Agus menambahkan menurut Muhammadiyah, menutup aurat adalah perihal yangg krusial namun dalam praktiknya, muka dan tangan dikecualikan dari tanggungjawab tersebut. Ini merupakan dasar yangg dipegang oleh Muhammadiyah dan bisa menjadi topik obrolan dalam forum-forum internal, termasuk Diksuswati 1. (Rls)

(Muhammad Fitra)

Post Views: 10

-->
Sumber khittah.co
khittah.co