6 Fakta Pertemuan Israel-Palestina di Mesir Jelang Ramadhan, Ada AS dan Yordania - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

Jakarta, InfoMu.co – Mesir menjadi tuan rumah pertemuan pejabat Israel dan Palestina  di Kota Sharm el-Sheikh, Ahad (19/3). Dilansir Reuters, pertemuan itu sebagai bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan di Tepi Barat menjelang bulan suci Ramadan.

Berikut beberapa fakta  nan dirangkum mengenai pertemuan pejabar Israel dan Palestina itu: 

Bertujuan Menghentikan Tindakan dan Eskalasi Sepihak

Pertemuan di Sharm el-Sheikh bermaksud untuk mendukung perbincangan antara pihak Palestina dan Israel agar berupaya menghentikan tindakan dan eskalasi sepihak.

Para petinggi Israel dan Palestina , sepakat membikin sebuah sistem untuk mengekang kekerasan dan hasutan, dalam pembicaraan nan menekankan perlunya mencegah tindakan-tindakan nan mengganggu tempat-tempat suci di Yerusalem ketika Ramadan nan dimulai pekan ini.

Bentrokan antara Polisi Israel dan Warga Palestina di Ramadan Sebelumnya

Pada Ramadan tahun-tahun sebelumnya, bentrok antara polisi Israel dan penduduk Palestina kerap terjadi, terutama di sekitar kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem, tempat paling suci ketiga bagi umat Islam, nan disebut sebagai Temple Mount alias Bukit Bait Suci oleh orang Yahudi. Ramadan tahun  ini bertepatan dengan Paskah Yahudi dan Paskah Kristiani.

Selama tahun lalu, pasukan-pasukan Israel telah membikin ribuan penahanan di Tepi Barat dan membunuh lebih dari 200 penduduk Palestina, termasuk para pejuang dan sipil, sementara lebih dari 40 orang Israel dan tiga penduduk Ukraina tewas dalam serangan-serangan Palestina.

Didukung AS setelah Pertemuan di Yordania Dinilai Gagal

Upaya Mesir ini juga didukung oleh Amerika Serikat dan Yordania. Pertemuan lima arah hari ini menyusul pertemuan puncak nan ditengahi AS pada 26 Februari lampau di Yordania.

“Kami berambisi untuk melanjutkan obrolan ini saat kita memasuki bulan suci Ramadhan, Paskah Yahudi, dan Paskah Kristen, dan selama bulan-bulan berikutnya,” kata ahli bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan.

Pertemuan di Yordania pada Februari lampau memastikan janji Israel dan Palestina untuk mengurangi eskalasi. Akan tetapi, hasil perundingan itu ditentang oleh faksi-faksi di kedua belah pihak, sehingga kandas menghentikan kekerasan di wilayah tersebut.

Dihadiri AS dan Yordania, Israel Berjanji Lagi Menghentikan Permukiman Yahudi Baru selama Empat Bulan

Palestina terus berjuang untuk mendirikan negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, wilayah nan direbut Israel dalam Perang 1967. Namun, pembicaraan tenteram telah terhenti sejak 2014 dan Palestina mengatakan ekspansi permukiman Yahudi telah merusak kesempatan pembentukan negara nan layak.

Dalam sebuah pernyataan bersama, setelah pembicaraan di Mesir nan dihadiri oleh para pejabat AS, Mesir dan Yordania, para pihak juga menegaskan ulang komitmen-komitmen nan dibuat pada sebuah pertemuan di Aqaba bulan lalu, termasuk janji Israel untuk menghentikan permukiman Yahudi baru selama empat bulan.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan para pihak telah memperbarui komitmen-komitmen mereka terhadap kesepahaman-kesepahaman nan dicapai di Aqaba.

Sebelum pembicaraan Aqaba bulan lalu, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengizinkan sembilan pos permukiman Yahudi di Tepi Barat dan mengumumkan pembangunan massal dari rumah-rumah baru di permukiman-permukiman nan telah ditetapkan. Langkah ini memancing kekecewaan Amerika Serikat.

Israel berjanji di Aqaba untuk menghentikan pembicaraan tentang unit-unit permukiman baru di Tepi Barat selama empat bulan dan menghentikan perizinan pos-pos baru untuk enam bulan.

Tetapi, Netanyahu  tampaknya menganggap remeh komitmen apa pun, dengan mengatakan tidak bakal ada penghentian, dalam sebuah persetujuan terhadap anggota-anggota sayap kanan koalisinya.

Tepi Barat nan diduduki Israel telah menyaksikan gelombang konfrontasi dalam bulan-bulan terakhir, dengan serangan militer Israel nyaris setiap hari dan kekerasan nan meningkat oleh para pemukim Yahudi, di tengah-tengah rentetan serangan oleh Palestina.

Pada pembicaraan Minggu, pejabat-pejabat Israel dan Palestina “sepakat untuk membikin sebuah sistem mengekang dan mencegah kekerasan, hasutan serta pernyataan-pernyataan dan tindakan-tindakan nan provokatif,” nan bakal melapor pada sebuah pertemuan baru di Sharm el-Sheikh, April.

Menekankan Pentingnya Menjaga Keamanan Tempat Suci

Para pihak dalam pembicaraan itu juga “menekankan pentingnya baik Israel maupun Palestina untuk secara aktif mencegah tindakan apa pun nan bakal mengganggu kesucian” tempat-tempat ibadah di Yerusalem selama bulan suci Ramadan, menurut pernyataan berbareng itu.

Pertemuan Dikritik Hamas

Hamas nan memerintah Jalur Gaza, mengutuk Otoritas Palestina di Tepi Barat lantaran mengambil bagian dalam pertemuan  nan dihadiri oleh pemerintah Israel “yang meningkatkan agresinya terhadap rakyat kami.”

Hussein Al-Sheikh dari payung Organisasi Pembebasan Palestina mengatakan delegasi Palestina sedang memihak “hak-hak rakyat Palestina untuk bebas dan merdeka, dan menuntut diakhirinya agresi Israel berkepanjangan terhadap kami.” (tmp)

-->
Sumber infomu.co medan
infomu.co medan