BANDUNGMU.COM, Bandung — Pasca Muktamar ke-47 dan ke-48, Muhammadiyah semakin spesifik menyasar program pelayanan sosial, pemberdayaan umat, jihad ekonomi, dan internasionalisasi.
Agar menjadi aktivitas nan produktif, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan untuk melakukan reorientasi aktivitas dengan mengutamakan pendekatan nan proaktif-konstruktif-positif, bukan pendekatan reaktif-konfrontatif.
Terutama kepada penduduk Muhammadiyah, Haedar berpesan untuk menghindari aktivitas massa nan serba komunal seperti demonstrasi.
“Ini strategi. Kenapa saya selalu mengerem penduduk Muhammadiyah selalu ikut-ikut pada aktivitas tindakan masa nan kok enggak habis-habisnya. Aksi masanya sudah selesai, tahun belakang reuni tindakan masa. Itu cermin dari aktivitas komunal nan tidak bisa bergerak secara stategis. Jujur saja,” tutur Haedar seperti bandungmu.com kutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Dalam pembukaan Pengajian Ramadhan 1444 H di UMM, Sabtu (25/03/2023), Haedar menganggap jika tindakan demonstrasi nan berjilid-jilid itu tidak hanya tidak produktif bagi kemajuan umat, tapi rawan dipolitisasi.
“Maka kami ingatkan jika tindakan masa itu genuine, itu memang niscaya kudu dilakukan. Tapi, jika reuni-reuni, itu sudah pasti politis, ada nan berkepentingan. Ada macam-macamlah,” imbuh Haedar.
“Memang heroik, tetapi kasihan, banyak dari mereka pulang dari tindakan masa, pulang ke rumah, itu cari makan saja susah. Muhammadiyah kudu tidak seperti itu. Kita kudu produktif. Ya jika situasi untuk masa itu bergerak, masa sih Muhammadiyah diam? Tapi jangan terus reproduksi tindakan masa,” tegas Haedar.
Alih-alih meramaikan tindakan reaktif seperti itu, Haedar membujuk penduduk Muhammadiyah untuk mengurus dengan baik jamaah dan masjid Muhammadiyah di bagian alias rantingnya masing-masing.
“Maka lihat Bapak Ibu di wilayah di cabang, jamaah kita hidup enggak? Masjid kita hidup enggak? Introspeksi diri jangan-jangan kita tidak tekun ngurus masjid. Alhamdulillah lima tahun ini ada aktivitas kembali merebut Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah dan Muhammadiyah kudu datang di situ,” tandas Haedar.***