MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menjadi tuan rumah Konferensi Ilmiah Akuntansi (KIA) ke-10 Tahun 2023 nan diikuti 45 Perguruan Tinggi di Indonesia, Kamis (9/3).
Membawa tema Post Covid19 Economic: Accountability in Collaboration, Recovery and Sustainability, konvensi ilmiah ini merupakan program Ikatan Akuntansi Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI-KAPd).
Menurut Wakil Rektor I UMJ, M. Hadi menyatakan, konvensi ini bermaksud untuk menjadikan pekerjaan akuntan lebih adaptif dengan kemajuan teknologi sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan.
Lewat forum ini, Hadi berambisi para akuntan, pendidik, hingga praktisi memenemukan pendapat baru dari persoalan-persoalan nan ada dalam bumi perekonomian terkhusus dengan pekerjaan akuntansi.
“Saya kira dalam proses inilah teman-teman para akuntan, pendidik maupun para praktisi berkumpul untuk mendiskusikan serta menggagas mengenai pekerjaan akuntansi agar tetap memperkuat untuk beradaptasi dalam melakukan perubahan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua penyelenggara Konferensi, Adrian Muluk mengatakan jika forum ini adalah agenda rutin IAI-KAPd sebagai sarana bagi peneliti karya ilmiah akuntansi untuk pempublikasikan jurnal ilmiahnya guna merumuskan beragam strategi pasca pandemi Covid19 di bagian perekonomian.
Hadir secara daring sebagai pembicara utama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa potensi Indonesia menghadapi resesi ekonomi berada pada nomor 3%.
Angka tersebut membikin Indonesia menempati posisi nan lebih baik dibandingkan negara lain, khususnya dalam forum G20.
“Itu artinya 97% Indonesia tidak mengalami resesi. Ini nomor nan luar biasa,” ungkapnya.
Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah mempunyai strategi pencapaian pertumbuhan ekonomi dengan mendorong pertumbuhan konsumsi dan investasi. Menurutnya, seluruh sumber daya bangsa ini kudu terus dioptimalkan, salah satunya entrepreneurship.
“Pemerintah mendorong usaha, dengan program KUR (kredit upaya rakyat) dan 1.000 start-up,” imbuhnya.
Airlangga juga menyampaikan bahwa pemerintah mendorong program-program nan mendukung wirausaha di Indonesia sebagai salah satu sumber daya nan dimiliki Indonesia. Kredit Usaha Rakyat digalakkan untuk menumbuh kembangkan upaya dari pelaku UMKM.
Selain itu pemerintah juga mendorong program 1000 start-up, lantaran keberadaan start-up sangat membantu dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya menghadapi bingkisan demografi Indonesia pada 2030.
Terakhir, Airlangga menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung bingkisan demografi, peran akademisi, termasuk para akuntan dilibatkan untuk menghasilkan produk penelitian sehingga muncul kebaruan pengetahuan pengetahuan dan teknologi dalam beragam bidang. (afn)
Hits: 1