Tips Mengoptimalkan Ibadah Anak Melalui Konsep Atomic Habits - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Oleh: Anita Aisah

Pembentukan kebiasaan melakukan ritual ibadah pada perseorangan dewasa dipengaruhi oleh pengalaman pada fase kehidupan sebelumnya, ialah ketika tetap kanak-kanak. Pengalaman menyenangkan bakal membikin perseorangan mempunyai motivasi internal setiap melakukan ritual ibadah. Pengalaman menyenangkan selama masa kanak-kanak terutama di bulan Ramadan, perlu diciptakan. Orang tua mempunyai peran krusial untuk mengoptimalkan ibadah anak.

Konsep Atomic Habits, yangg diciptakan oleh James Clear, bisa diterapkan dalam membentuk ritual ritual ibadah pada orang tua dan anak. Atomic Habits sendiri merupakan pembiasaan mini secara rutin yangg dapat meningkatkan kualitas hidup individu. Seperti yangg tertuang dalam sabda Riwayat Ahmad dan Muslim, “Amalan yangg paling dicintai Allah Swt. adalah yangg dikerjakan terus menerus walaupun sedikit”.

Pada dasarnya ada tiga aspek untuk membentuk alias mempertahankan perilaku baik melalui atomic habits, ialah identitas, sistem, dan hasil. Berikut penjelasannya:

1. Menentukan Identitas
Identitas merupakan gimana perseorangan menilai dirinya sendiri, bukan penilaian orang lain pada individu. Orang tua perlu menentukan identitasnya sebelum membentuk perilaku dan membujuk kebaikan di lingkungan family agar perilaku yangg dibentuk bakal konsisten dilakukan. Identitas yangg dibentuk, misalnya menjadi orang tua yangg amanah, orang tua yangg sabar, dan orang tua yangg semangat beribadah. Jika ada masa sedang malas melakukan ibadah, maka kembalikan lagi ke identitas yangg kita bentuk.

2. Membentuk Sistem
Setelah mengetahui identitas kita, maka perlu dibuat sistem dengan membentuk patokan yangg diterapkan untuk diri kita. Ketika bakal membentuk perilaku sholat di awal waktu, maka sistem yangg kita buat adalah saat adzan berkumandang, maka kita beranjak dari aktivitas kita untuk menuju ke aktivitas wudlu. Ketika kita mau bangun sahur dengan kondisi yangg bahagia, patokan yangg kita corak adalah tidak tidur larut malam. Aturan yangg kita terapkan untuk diri kita, membawa diri kita menjadi perseorangan yangg disiplin, sehingga bisa menjadi teladan yangg baik pada anak.

3. Menentukan Hasil
Setelah menentukan identitas kita sebagai orang tua yangg bagaimana, kemudian membikin sistem untuk orang tua yangg harapannya bisa diikuti anak, maka tahap ketiga adalah hasil. Orang tua bisa memandang hasil dari perilaku ibadah yangg tampak, seperti dalam seminggu nyaris semua sholat dilakukan di awal waktu, ada aktivitas mengaji setelah sholat tarawih dan setelah sholat subuh.

Apresiasi perlu kita lakukan kepada anak dan diri kita sebagai orang tua. Apresiasi kepada kita tentunya kita berterima kasih lantaran atas petunjuk Allah, kita diizinkan mencapai identitas yangg kita bentuk. Apresiasi pada anak dilakukan dengan memuji perilakunya. Melalui pujian pada perilaku anak, harapannya perilaku baik bakal diulang di kemudian hari.

Mengoptimalkan ibadah anak berfaedah mengoptimalkan ibadah kita sebagai orang tua. Salah satu teknik terbaik adalah menjadi teladan dalam melakukan ritual ibadah tersebut dengan bahagia. Harapannya anak bakal melakukan ritual ibadah ini dalam jangka panjang baik ada alias tidak ada orang tuanya serta apapun situasinya.

Sumber gambar: pinterest.com ( https://images.app.goo.gl/rFeotpNNZd85DXfP6 )

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id