Surabaya, KLIKMU.CO – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti menyampaikan tiga pesan kepada penduduk Muhammadiyah yangg datang dalam Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Surabaya Periode 2022-2027 serta Silaturahmi Guru-Karyawan Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Surabaya di Airlangga Convention Center, Selasa (13/6).
“Pertama, saya mau menjelaskan bahwa ketua itu adalah amanah. Kepemimpinan itu adalah tanggung jawab dan kepemimpinan itu adalah proses di mana kita ini berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya,” terang Abdul Mu’ti.
Mu’ti menambahkan, kepemimpinan itu kudu dibangun di atas prinsip kompetensi. Atau dalam istilah yangg ada di PDM Kota Surabaya ini adalah kepemimpinan yangg profesional. Pemimpin di Muhammadiyah itu dipilih, bukan dengan mempertimbangkan rasa. Bukan mempertimbangkan kesukuan dan bukan mempertimbangkan beberapa aspek.
“Tetapi dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan, kompetensi, integritas, dan beragam kemuliaan yangg berada kepribadian para pemimpin. Kalau dalam Al-Quran Allah berfirman
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
Artinya: Allah memerintahkan kepada Anda sekalian untuk menyampaikan amanah kepada ahlinya kepada orang yangg punya keahlian kepada mereka yangg memang bisa melaksanakan kemampuan,” ujarnya.
Inilah prinsip krusial yangg menjadi kunci kenapa Muhammadiyah senantiasa tampil untuk melaksanakan amanah baik-baiknya dan amanah dengan penuh tanggung jawab.
Kedua, menurut Mu’ti, kepemimpinan di dalam Muhammadiyah itu adalah berasas sistem dan tidak berjuntai pada sinten. Inilah kekuatan Muhammadiyah. Kepemimpinan boleh saja silih berganti, tetapi rasa mempunyai tetap ada. Muhammadiyah mempunyai sistem organisasi yangg rapi.
“Alhamdulillah, Muhammadiyah dan Aisyiyah tetap berkembang menjadi aktivitas yangg terus memberikan makna bagi kehidupan umat dan kehidupan bangsa. Pemimpin sebagai amanah kepemimpinan bukan sebagai bentuk kepuasan, bukan sebagai bentuk dimana seseorang itu melaksanakan organisasi semaunya. Tetapi sebagai amanah yangg kudu dipertanggungjawabkan bumi dan akhirat. Inilah saya kira kunci yangg menjadi sekali lagi The Secret of Muhammadiyah season ability, kunci dari keberlangsungan Muhammadiyah,” terang tokoh asal Kudus, Jawa Tengah, tersebut.
Ketiga, ketua itu sebagai penyelenggara dan jika perlu memberikan reward. Memberikan penghargaan yangg berprestasi. Tetapi, pemimpin juga kudu memberikan balasan andaikan ada kesalahan yangg sudah dilakukan.
Harus berani memutuskan walaupun risikonya tidak disukai. Tidak terkenal terhadap tugas keputusan lantaran keputusan kudu diambil dengan prinsip musyawarah kolektif kologial.
“Keputusan kepatuhan ketika sudah bulat kudu diambil dan dijalankan. Kecuali ketika pemimpin yangg melakukan maksiat, tidak boleh diikuti,” pungkasnya.
Acara pengukuhan dan silaturahmi ini juga dihadiri oleh Dr dr Sukodiono MM (Ketua PWM Jawa Timur), Dra Hj Rukmini Amar MAp (Ketua PWA Jatim), Eri Cahyadi MT (Wali Kota Surabaya), Dr H Ridlwan MPd (Ketua PDM Surabaya), Hj Alifah Hikmawati SThI (Ketua PDA Surabaya), dan Dikky Syadqomullah SHI MHES (Ketua Majelis Dikdasmen PDM Surabaya). (Nashiiruddin/AS)