Fondasi family yangg maslahat adalah fondasi yangg kokoh, harmonis, dan bisa membawa kesejahteraan bagi setiap anggotanya. Dalam Islam, family bukan hanya sekadar ikatan biologis, tetapi juga merupakan lembaga yangg mempunyai nilai-nilai luhur yangg kudu dijaga.
Untuk membangun family yangg maslahat, terdapat tiga prinsip utama yangg kudu diterapkan, ialah mu’adalah (keadilan), mubadalah (kesalingan), dan muwazanah (keseimbangan). Ketiga prinsip ini menjadi dasar dalam menciptakan family yangg selaras dan bisa menghadapi beragam dinamika kehidupan.
Mu’adalah (Keadilan)
Mu’adalah alias keadilan dalam family adalah prinsip yangg sangat fundamental. Keadilan dalam konteks family tidak hanya berfaedah memberikan kewenangan yangg sama kepada setiap personil keluarga, tetapi juga memastikan bahwa setiap perseorangan mendapatkan haknya sesuai dengan kebutuhan dan perannya.
Dalam Islam, keadilan bukanlah menyamaratakan segala hal, tetapi lebih kepada menempatkan sesuatu pada tempatnya secara proporsional. Seorang suami kudu bertindak setara terhadap istri dan anak-anaknya, baik dalam aspek finansial, emosional, maupun spiritual. Begitu pula seorang istri, dia mempunyai kewenangan dan tanggungjawab yangg kudu dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan keadilan.
Keadilan dalam family juga mencakup pembagian tugas dan peran yangg tidak boleh memberatkan salah satu pihak. Jika seorang suami bekerja mencari nafkah, maka dia tidak boleh merasa lebih tinggi dari istrinya yangg mengurus rumah tangga. Sebaliknya, istri yangg mengurus rumah tangga juga tidak boleh merasa lebih berjasa daripada suami. Keduanya kudu saling menghormati peran masing-masing dan berupaya untuk menciptakan suasana yangg kondusif dalam rumah tangga.
Anak-anak juga kudu dididik dengan prinsip keadilan, dimana mereka mendapatkan kasih sayang dan perhatian yangg sama tanpa ada diskriminasi berasas jenis kelamin alias aspek lainnya. Dengan menerapkan keadilan dalam keluarga, maka bakal tercipta suasana yangg selaras dan penuh kasih sayang.
Mubadalah (Kesalingan)
Selain keadilan, prinsip kedua yangg kudu dijalankan dalam family adalah mubadalah alias kesalingan. Mubadalah merujuk pada hubungan timbal kembali yangg saling menguntungkan antara personil keluarga. Dalam Islam, kehidupan rumah tangga bukanlah hubungan satu arah dimana hanya satu pihak yangg berkedudukan aktif sementara yangg lain pasif. Sebaliknya, setiap personil family mempunyai peran dan kontribusi yangg kudu diberikan agar tercipta keseimbangan dalam rumah tangga.
Kesalingan dalam family berfaedah adanya komunikasi yangg terbuka antara suami dan istri, antara orang tua dan anak, serta antara sesama personil family lainnya. Suami kudu mendengar dan memahami kebutuhan istri, begitu pula sebaliknya. Kesalingan ini juga mencakup dalam perihal pekerjaan rumah tangga, dimana suami tidak boleh merasa bahwa urusan domestik sepenuhnya adalah tanggung jawab istri. Sebaliknya, istri juga kudu memahami bahwa suami mempunyai tanggung jawab yangg besar dalam mencari nafkah.
Dalam mendidik anak, orang tua juga kudu saling mendukung dan bekerja sama agar anak-anak dapat tumbuh dengan baik. Kesalingan ini juga mencakup aspek emosional, di mana setiap personil family kudu saling mendukung dalam menghadapi kesulitan dan berbagi kebahagiaan dalam setiap momen kehidupan.
Dengan menerapkan prinsip mubadalah, hubungan dalam family menjadi lebih sehat dan harmonis. Tidak ada kekuasaan satu pihak atas pihak lain, sehingga tidak ada yangg merasa dirugikan alias terpinggirkan.
Kesalingan ini juga mengajarkan nilai empati dan kepedulian dalam keluarga, dimana setiap personil family memahami kebutuhan dan emosi satu sama lain. Prinsip ini juga sangat relevan dalam menghadapi tantangan era modern, dimana peran dalam family semakin bergerak dan memerlukan elastisitas serta saling pengertian.
Muwazanah (Keseimbangan)
Prinsip ketiga yangg tidak kalah krusial dalam membangun family maslahat adalah muwazanah alias keseimbangan. Keseimbangan dalam family mencakup beragam aspek, mulai dari keseimbangan peran dan tanggung jawab, keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan keluarga, hingga keseimbangan antara aspek duniawi dan spiritual. Dalam kehidupan rumah tangga, krusial untuk menjaga agar tidak ada salah satu aspek yangg terlalu dominan sehingga mengorbankan aspek lainnya.
Keseimbangan peran dalam family berfaedah bahwa setiap personil family mempunyai tanggung jawab yangg sesuai dengan kemampuannya. Seorang suami tidak boleh terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga mengabaikan keluarganya, begitu pula seorang istri kudu bisa menyeimbangkan antara peran domestik dan peran sosialnya.
Orang tua juga kudu bisa menyeimbangkan antara mendidik anak dengan memberikan kasih sayang, sehingga anak tidak merasa terlalu dikekang alias terlalu dimanjakan. Dengan menjaga keseimbangan ini, maka family bakal terhindar dari bentrok yangg tidak perlu dan dapat menjalani kehidupan yangg lebih harmonis.
Keseimbangan juga diperlukan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Banyak family yangg mengalami masalah lantaran salah satu personil terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurang memberikan perhatian kepada keluarganya. Oleh lantaran itu, krusial untuk menetapkan prioritas dan mengatur waktu dengan baik agar semua aspek kehidupan dapat melangkah seimbang.
Keseimbangan juga mencakup aspek spiritual, di mana family kudu tetap menjaga nilai-nilai kepercayaan dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya keseimbangan ini, family dapat menjalani kehidupan yangg lebih tenang dan damai.
Membangun Keluarga Maslahat
Membangun family yangg maslahat bukanlah perihal yangg mudah, tetapi dapat dicapai dengan komitmen dan upaya dari setiap personil keluarga. Prinsip mu’adalah, mubadalah, dan muwazanah kudu diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta lingkungan family yangg selaras dan penuh berkah.
Keadilan memastikan bahwa setiap personil family mendapatkan haknya secara proporsional, kesalingan menciptakan hubungan yangg sehat dan saling menguntungkan, sementara keseimbangan menjaga agar setiap aspek kehidupan family dapat melangkah dengan baik tanpa ada yangg dikorbankan.
Dengan menerapkan ketiga prinsip ini, family tidak hanya menjadi tempat berlindung secara fisik, tetapi juga menjadi tempat yangg memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan kebersamaan bagi setiap anggotanya.
Keluarga yangg maslahat bakal menjadi pondasi yangg kuat bagi masyarakat yangg lebih baik, lantaran family adalah unit terkecil dalam masyarakat yangg mempunyai peran besar dalam membentuk karakter individu. Oleh lantaran itu, membangun family yangg maslahat bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga menjadi bagian dari upaya membangun peradaban yangg lebih baik dan beradab.
Editor: Soleh