*) Oleh: As’ad Bukhari, S.Sos, MA,
Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan
Tidak perlu ada lagi yangg meragukan peran Muhammadiyah dalam membangun bangsa ini, apalagi mempertanyakan kontribusinya. Meski berbasis Islam, Muhammadiyah adalah bagian yangg tak terpisahkan dari jiwa bangsa Indonesia.
Sejak awal berdiri hingga saat ini, peran dan kontribusi Muhammadiyah selalu relevan dengan tantangan zaman, baik di dalam negeri maupun dalam bumi internasional.
Jika tetap ada yangg meragukan alias mencoba menyudutkan Muhammadiyah, biasanya itu datang dari mereka yangg punya sentimen pribadi, penuh polemik, alias mau mencari perhatian dengan cara-cara negatif.
Sebagai organisasi besar, Muhammadiyah mempunyai kekuatan yangg tidak hanya bersandar pada aset fisik, tetapi juga kekuatan moral, ikatan kekeluargaan, support umat, dan keikhlasan para anggotanya.
Nilai-nilai inilah yangg membikin Muhammadiyah tetap berdiri kokoh, menghadapi segala tantangan, terutama di bagian sosial dan politik.
Tantangan demi tantangan justru memperkaya dinamika aktivitas Muhammadiyah untuk terus berinovasi dan membawa perubahan positif bagi umat dan bangsa.
Indonesia sebagai negara besar tentu tidak bisa maju hanya mengandalkan pemerintah saja. Muhammadiyah datang dengan visi mencerdaskan, memajukan, dan memberdayakan masyarakat agar bisa mengatasi beragam ketertinggalan.
Sinergi antara negara dan Muhammadiyah telah lama terjalin, menciptakan hubungan saling memberi dan menerima.
Muhammadiyah berkomitmen untuk mewujudkan negeri yangg baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur, tidak hanya sebatas retorika, tetapi melalui langkah nyata dengan nilai-nilai spiritualisme yangg mendalam.
Muhammadiyah selalu memegang teguh prinsip taawun—saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an.
Konsep taawun ini bukan sekadar teori, melainkan telah diimplementasikan dalam beragam kebaikan upaya Muhammadiyah, baik di bagian pendidikan, kesehatan, maupun pemberdayaan ekonomi.
Meskipun kontribusi Muhammadiyah terkadang dianggap belum seberapa, namun Muhammadiyah konsisten membangun umat agar selalu kembali kepada jalan Allah dan Rasul-Nya.
Taawun yangg dijalankan Muhammadiyah tidak hanya berkarakter simbolis, tetapi merupakan panggilan ketaatan yangg tulus. Bukan untuk pencitraan, politis, alias sekadar mencari pujian.
Dalam praktiknya, taawun bukan perihal yangg mudah. Mengorbankan kekayaan barang dan sumber daya yangg dimiliki memerlukan keberanian dan keteguhan hati.
Namun, Muhammadiyah terus mengambil peran sebagai muzakki bangsa—memberi yangg terbaik bagi kemaslahatan umat, bukan hanya meminta alias mengharapkan bantuan.
Secara historis, apa yangg dilakukan Muhammadiyah selalu mengarah pada kemajuan, kehormatan, dan kejayaan Islam yangg lebih beradab.
Muhammadiyah percaya bahwa umat Islam kudu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar menjadi mustahik yangg hanya menerima bantuan.
Level tertinggi keagamaan adalah ketika seseorang sanggup dan rela mengorbankan kekayaan terbaiknya untuk kepentingan umat.
Inilah pengejawantahan taawun yangg sesungguhnya—ikhlas dan istiqomah dalam memberi.
Membiasakan diri untuk taawun bukan perihal yangg mudah, lantaran memerlukan pengorbanan tinggi dan sikap ikhlas. Namun, inilah yangg menjadi karakter dasar Muhammadiyah.
Organisasi ini bakal terus berjuang agar taawun menjadi bagian dari kehidupan umat manusia, memberikan faedah yangg lebih luas bagi seluruh masyarakat.
Muhammadiyah tidak pernah melakukannya demi gambaran alias popularitas, melainkan untuk tujuan mulia—menyelamatkan umat dari pendangkalan iman, akidah, dan tauhid.
Dulu, kini, dan nanti, Muhammadiyah bakal selalu datang untuk bangsa. Taawun yangg dijalankan Muhammadiyah bakal terus melangkah hingga akhir zaman, membangun dan memperbaiki bumi ini dengan segala upaya dan sumber daya yangg dimiliki.
Muhammadiyah bakal selalu menjadi pelopor dalam menghadirkan kemaslahatan dan kebermanfaatan bagi umat manusia. (*)
Untuk mendapatkan update sigap silakan berlangganan di Google News