Syamsul Anwar Ungkapkan Syarat-syarat Esensial bagi Mufti dalam Penyusunan Fatwa - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Ketua Umum PP Muhammadiyah Syamsul Anwar memberikan pandangan mengenai syarat-syarat esensial yangg kudu dipenuhi oleh seorang mufti. Ia menyampaikannya dalam aktivitas Panduan Penyusunan Fatwa yangg berjalan di Aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan pada Jumat (08/09). Peserta dalam aktivitas ini adalah mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) semester V.

Syamsul Anwar dengan tegas menyoroti pentingnya pemahaman bahwa peran seorang mufti dalam menyusun fatwa adalah tanggung jawab serius yangg tidak boleh diabaikan. Beliau merinci sejumlah kriteria yangg tak bisa dihindari oleh seorang yangg bakal berkedudukan sebagai mufti dalam proses penyusunan fatwa.

Menurut Syamsul, seorang mufti haruslah seorang perseorangan yangg memenuhi syarat norma Islam (mukallaf). Dengan kata lain, hanya mereka yangg telah mencapai usia baligh dan memahami konsep-konsep dasar dalam kepercayaan Islam yangg layak untuk menjadi mufti. Selain itu, seorang mufti haruslah seorang Muslim yangg alim dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip aliran Islam.

Syamsul menambahkan bahwa seorang mufti kudu dianggap handal (tsiqah) dan dapat dipercaya dalam pandangan masyarakat. Hal ini mencakup integritas moral yangg tinggi serta integritas akademik dan spiritual.

Syamsul juga menyoroti kebersihan moral dan etika yangg tinggi adalah prasyarat yangg tidak bisa diabaikan. Seorang mufti tidak hanya diharapkan untuk mempunyai pemahaman kepercayaan yangg kuat tetapi juga kudu menjalani kehidupan yangg bersih dari perbuatan fasik.

Kemampuan berpikir kritis dan analitis sangat diperlukan juga diperlukan seorang mufti. Menurut Syamsul, seorang mufti kudu bisa menganalisis persoalan dengan baik, mengidentifikasi isu-isu yangg relevan, dan menyusun argumen yangg kuat berasas aliran Islam.

“Kehormatan dan integritas dalam bertindak dan berbincang adalah perihal yangg tak bisa ditawar. Seorang mufti kudu menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan jujur, memastikan bahwa fatwa yangg dikeluarkan adalah hasil dari pertimbangan yangg obyektif dan sesuai dengan aliran Islam,” ucap Syamsul.

Selain itu, Syamsul Anwar juga menyoroti pentingnya penguasaan bahasa Arab yangg mendalam, metode istinbath (proses penarikan norma Islam dari sumber-sumber utama), mempunyai iktikad yangg benar, pemahaman mendalam tentang perbedaan pandangan ulama, serta mempunyai niat baik dalam menyusun fatwa.

Acara ini memberikan wawasan yangg sangat berbobot bagi mahasiswa PUTM dan peserta lainnya tentang kompleksitas dan kualifikasi yangg kudu dimiliki oleh seorang mufti dalam menjalankan tugasnya. Penekanan yangg diberikan pada syarat-syarat ini bermaksud untuk memastikan bahwa fatwa yangg dihasilkan adalah hasil dari pemikiran yangg cermat, mempunyai dasar yangg kuat dalam aliran Islam, dan mempunyai akibat positif dalam masyarakat yangg lebih luas.

Hits: 7

-->
Sumber Muhammadiyah
Muhammadiyah