Sofyan Anif: Tidak Cukup Hanya Beriman, Iman Harus Diwujudkan dalam Amal - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

PWMJATENG.COM – Dalam kajian Ramadhan yangg disampaikan oleh Sofyan Anif, Bendahara PWM Jawa Tengah, dia mengingatkan hadirin bahwa pembahasan tentang spiritualitas selalu berangkaian erat dengan keagamaan dan ketakwaan. Menurutnya, ketaatan merupakan prinsip kehidupan yangg mendasari segala aspek dalam hidup seorang Muslim.

“Inilah yangg sebenarnya menjadi prinsip kehidupan. Orang hidup itu kudu beriman. Namun, ketaatan bukan sekadar keyakinan, lantaran pada dasarnya ketaatan berkarakter abstrak,” paparnya. Ia mencontohkan ketaatan kepada Allah dan Rasul, meskipun manusia belum pernah berjumpa langsung, tetapi tetap meyakininya. Kepercayaan itulah yangg disebut iman.

Lebih lanjut, Sofyan menjelaskan bahwa ketaatan tidak boleh berakhir pada ranah kepercayaan semata. Iman kudu dimanifestasikan dalam corak tindakan nyata, ialah melalui kebaikan saleh. Ia menekankan bahwa keberimanan seseorang kudu diwujudkan dalam aktivitas sehari-hari yangg mencerminkan kebaikan dan ketundukan kepada perintah Allah.

“Esensi kehidupan seseorang adalah keimanan, sedangkan tujuan hidup adalah beragama kepada Allah, sebagaimana yangg disebutkan dalam Al-Qur’an: \وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ\ (QS. Az-Zariyat: 56),” jelasnya.

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dia mengingatkan agar setiap Muslim selalu mengorientasikan niat dan perbuatannya dalam rangka ibadah kepada Allah. Sebab, beragama tidak hanya terbatas pada ritual shalat dan puasa, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun budaya, selama sesuai dengan aliran Islam.

Baca juga, Membangun Karakter Muslim yangg Berkemajuan: Refleksi Nilai Sosial dalam Puasa

Sofyan juga mengaitkan konsep ini dengan pemahaman yangg berkembang di Muhammadiyah, terutama dalam memahami kalimat tauhid \لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ\ yangg berfaedah “Tidak ada Tuhan selain Allah”. Dalam konteks ini, dia menjelaskan bahwa kepercayaan terhadap kalimat tauhid kudu diwujudkan dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap seluruh perintah Allah serta aliran yangg terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah.

Ia kemudian menyinggung kisah KH Ahmad Dahlan yangg mempelajari surah Al-Ma’un selama tiga bulan dan telah menghafalnya di luar kepala. Namun, alih-alih melanjutkan ke mahfuz lain, KH Ahmad Dahlan justru menekankan pentingnya mengamalkan isi surah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi salah satu landasan pemikiran dalam aktivitas Muhammadiyah, ialah menekankan manifestasi keagamaan dalam corak kebaikan saleh.

“Tidak cukup hanya beriman, tetapi ketaatan kudu diwujudkan dalam corak kebaikan saleh. Itulah prinsip yangg dipegang Muhammadiyah,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan bahwa Nabi Muhammad pernah mengibaratkan bulan Ramadhan sebagai seorang kekasih yangg sangat dirindukan. Menurutnya, bulan Ramadhan merupakan waktu yangg istimewa, penuh berkah, dan kudu disambut dengan kebahagiaan. Kehadiran Ramadhan diibaratkan sebagai tamu agung yangg membawa limpahan keberkahan serta nikmat yangg luar biasa bagi setiap Muslim.

Lebih lanjut, dia menekankan bahwa bulan Ramadhan mempunyai kekuatan untuk membentuk karakter seseorang. Melalui ibadah yangg dilakukan selama bulan suci ini, seorang Muslim bakal bisa meningkatkan kualitas spiritualnya, memperbaiki akhlaknya, serta membangun kedekatan yangg lebih kuat dengan Allah.

“Ramadhan bisa membentuk karakter seseorang menjadi pribadi yangg mempunyai spiritualitas tinggi,” pungkasnya.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Jumlah Pengunjung : 84

-->
Sumber pwmjateng.com
pwmjateng.com