MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Di hadapan rombongan Majlis Agama dan Istiadat Melayu Perlis (MAIPs), Ketua PP ‘Aisyiyah, Siti Aisyah, memperkenalkan sejarah dan makna dari Gerakan ‘Aisyiyah yangg lahir di Yogyakarta pada 19 Mei 1917. Siti Aisyah mengungkapkan bahwa ‘Aisyiyah, awalnya dikenal dengan nama Sopo Tresno, telah tumbuh menjadi salah satu aktivitas wanita terbesar di Indonesia.
Siti Aisyah menerangkan bahwa Sopo Tresno berfaedah siapa cinta alias siapa sayang. Pada awalnya, Sopo Tresno bukanlah sebuah organisasi, melainkan sekadar sebuah aktivitas pengajian tanpa anggaran dasar dan peraturan tertentu. Anggotanya terdiri dari gadis-gadis dan apalagi wanita yangg telah berumah tangga. Dalam pengajian ini, tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang agama, tetapi juga memahami pentingnya pendidikan bagi perempuan.
Dari Sopo Tresno ini kemudian berkembang hingga berganti nama menjadi ‘Aisyiyah. Siti Aisyah juga menjelaskan argumen pemilihan nama ‘Aisyah daripada Khadijah. Meskipun Khadijah mempunyai peran krusial dalam dakwah Islam, pemilihan nama ‘Aisyiyah dilakukan lantaran Aisyah dikenal sebagai wanita yangg cerdas, mahir hadis, sastrawan, mahir kesehatan, dan aktivis yangg tangguh. Nama ‘Aisyiyah dipilih untuk mewakili perempuan-perempuan yangg maju dan berpengaruh.
“Mengapa kami menggunakan nama ‘Aisyah dan bukan Khadijah? Meskipun Khadijah mempunyai kontribusi banyak dalam dakwah Rasulullah, namun dia lebih terfokus pada aspek keluarga. Pemilihan ‘Aisyiyah yangg dinisbatkan kepada ‘Aisyah lantaran dia merupakan wanita yangg cerdas, aktivis, mahir kesehatan, yangg mewakili wanita berkemajuan,” tutur Siti Aisyah.
Kunjungan MAIPs ke Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) menjadi kesempatan krusial untuk memahami sejarah dan nilai-nilai yangg dianut oleh Gerakan ‘Aisyiyah serta memperkuat kerjasama antara dua lembaga. Dalam konteks ini, ‘Aisyiyah terus berkembang sebagai raksasa aktivitas wanita yangg memberikan kontribusi besar bagi wanita Indonesia dalam beragam bagian kehidupan.
Acara ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting, termasuk Chief Executive Officer of MAIPs Mohd Nazim bin Mohd Noor, Majelis Tabligh dan Ketarjihan PP ‘Aisyiyah Evi Sofia Inayati, Majelis Pendidikan Kader PP ‘Aisyiyah Maysarah, Majelis Kesejahteraan Sosial PP ‘Aisyiyah Abidah Muflihati, Presiden Asosiasi Muhammadiyah Singapura Azri Azman, dan Wakil Rektor I Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Taufiqur Rahman.
Hits: 10