Singapore Polytechnic bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menggelar aktivitas Kuliah Kerja Nyata (KKN) Learning Express (Lex) selama 12 hari, yangg berlokasi di Kampung Nelayan, Kelurahan Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak, Surabaya.
Learning Express (Lex) adalah program internasional selama 12 hari yangg bermaksud membekali mahasiswa dengan pola pikir design thinking dalam konteks penemuan sosial.
Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di luar kitab teks, seperti mempelajari bahasa baru dan mengikuti homestay di organisasi lokal.
Mahasiswa dari beragam negara dapat berinteraksi, membangun persahabatan, dan memperoleh pemahaman yangg lebih mendalam tentang persoalan yangg dihadapi organisasi internasional.
Menurut Dede Nasrullah, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UM Surabaya, KKN Lex ini telah memasuki tahun kedua pelaksanaannya.
“Ada 30 mahasiswa dari Singapore Polytechnic dan tiga pengajar pembimbing yangg bakal bekerja sama dengan mahasiswa UM Surabaya untuk melaksanakan aktivitas KKN ini,” ujar Dede.
Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 30 September hingga 11 Oktober 2024, di Kampung Nelayan Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya. Program ini melibatkan masyarakat nelayan sebagai mitra.
Selama kegiatan, mahasiswa dari Singapore Polytechnic dan UM Surabaya bakal merumuskan kebutuhan masyarakat setempat dan menyusun prototipe produk sebagai solusi dari beragam masalah yangg dihadapi.
Dede menambahkan, terdapat sejumlah masalah yangg perlu dipecahkan, seperti revitalisasi pengolahan hasil laut, yangg tetap menggunakan metode konvensional, termasuk proses penjemuran dan pengupasan kulit hewan laut.
Selain itu, mahasiswa juga dihadapkan pada tantangan pengelolaan limbah dari hasil olahan laut.
Tema pengabdian masyarakat kali ini adalah Revitalisasi Potensi Lokal Pesisir Utara Kota Surabaya melalui Inovasi, dengan tujuan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Tema ini berfokus pada tujuan pendidikan berbobot (Quality Education), pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (Decent Work and Economic Growth), penemuan industri dan prasarana (Industry, Innovation, and Infrastructure), serta kota dan organisasi yangg berkepanjangan (Sustainable Cities and Communities).
“Kegiatan ini merupakan perwujudan kerjasama dalam bagian pengabdian masyarakat dan akademik, serta sejalan dengan program pemerintah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yangg juga diterapkan di UM Surabaya,” jelas Dede.
Sementara itu, tiga pengajar dari Singapore Polytechnic yangg menjadi penyedia aktivitas ini adalah Ms. Low Kang Min, Mr. Wong Yat Keong, dan Mr. Jaichandar. Dalam sambutan pembukaan, Low Kang Min menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yangg diberikan melalui tarian dan musik tradisional.
Menurut Kang Min, aktivitas ini memberikan tantangan bagi para mahasiswa lantaran adanya perbedaan budaya dan bahasa.
Namun, dia berambisi para mahasiswa dari Singapore Polytechnic dapat memperoleh pengalaman yangg berkesan selama KKN Lex dan menjadikannya momen yangg tidak terlupakan.
“Kami berambisi aktivitas KKN Lex ini menghasilkan produk yangg berkelanjutan, ialah produk yangg ramah lingkungan, baik dalam proses produksi maupun konsep bisnisnya, tanpa mengabaikan isu-isu lingkungan,” tutup Kang Min. (*/tim)
Untuk mendapatkan pembaruan sigap silakan berlangganan di Google News