Satu Abad PKU Muhammadiyah, Tonggak Sejarah yang Strategis dan Bermakna dalam Perjalanan Kesehatan Umat dan Bangsa - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Sampaikan petunjuk pada Puncak Resepsi Milad Satu Abad RS PKU Muhammadiyah Jogja dan 14 tahun PKU Muhammadiyah Gamping, Selasa (14/3) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir sampaikan tahniah atas milad ini.

RS PKU Muhammadiyah Jogja merupakan rumah sakit pertama milik Muhammadiyah dan rumah sakit pertama nan dimiliki oleh pribumi, nan berdiri pada 1923. Atas konsistensi dan kemajuan nan diraih RS PKU Muhammadiyah Jogja dan Gamping, Haedar berterima kasih kepada seluruh pihak nan telah mengantarkan rumah sakit PKU Muhammadiyah menjadi berkemajuan seperti sekarang ini, dengan tetap landasan semangat Al Ma’un.

“Tanpa bapak ibu dan kerabat sekalian, tentu rumah sakit ini tidak bakal tumbuh seperti sekarang ini.” Ucap Haedar.

Ke depan Haedar berharap, RS PKU Muhammadiyah Jogja dan Gamping dikelola semakin berkemajuan. Rentang usia satu abad, katanya, bukan perihal nan mudah untuk dicapai. Maka, usia tersebut kudu dimaknai secara positif dan maju. Berkemajuan bukan hanya tercermin dalam corak fisik, tapi juga menjadi ruh dari Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) itu sendiri.

“Seratus tahun sebagai momentum yng krusial dan bersejarah, nan dari situ lahir Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah. Sebagai tonggak sejarah nan berarti dan strategi dalam perjalanan kesehatan umat dan bangsa,” ucapnya.

Menyinggung tentang tema Milad Satu Abad RS PKU Muhammadiyah Jogja dan 14 RS PKU Muhammadiyah Gamping ‘Lintasi Zaman Sehatkan Bangsa’, Haedar menyebut tema tersebut menggambarkan dinamika Muhammadiyah dalam memberikan pelayanan kesehatan nan saat ini sudah mempunyai kurang lebih 120 Rumah Sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah (RSMA) nan tersebar di seluruh Indonesia.

“Seratus tahun itu adalah tonggak dalam setiap perubahan, dalam sabda nabi disebut sebagai lahirnya pembaharuan.” Ungkapnya.

Di setiap akhir seratus tahun, alam melahirkan mujadidnya, baik secara perseorangan maupun kelompok/organisasi untuk melakukan pembaharuan. Maka kelahiran, Muhammadiyah merupakan bagian dari sabda Nabi Muhammad tersebut. Oleh lantaran itu, identitas Muhammadiyah adalah aktivitas pembaharuan. Identitas tersebut juga diverifikasi oleh para Indonesianis sebagai aktivitas reformis.

Tajdid alias pembaharuan nan dilakukan Muhammadiyah salah satu tujuannya untuk menjadikan Agama Islam adaptif terhadap segala perubahan dan tantangan zaman. Karakter pembaharu, kata Haedar, mendapat penguatan dalam aktualisasi perjalanan organisasi Muhammadiyah itu sendiri.

“Seluruh sirkulasi perjalanan RSMA kudu menangkap spirit Al Ma’un, nan diksi utamanya adalah Islam nan Berkemajuan.” Pesan Haedar.

Guru Besar Sosiologi ini menegaskan, bahwa kehadiran Muhammadiyah melalui AUM beragam bagian merupakan upaya Muhammadiyah memajukan bangsa. Termasuk hadirnya pelayanan kesehatan nan diberikan oleh Muhammadiyah nan apalagi sebelum kemerdekaan juga bermaksud untuk memajukan bangsa.

Setelah menyampaikan amanat, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir didampingi oleh Ketu PP Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman, Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah Agus Syamsuddin, Direktur RS PKU Muhammadiyah Jogja dr. Mohammad Komaruddin dan Gamping dr. Ahmad Faesol, dan beberapa tamu undangan untuk menandatangani simbolis Peluncuran Buku Satu Abad Melayani Umat.

Hits: 0

-->
Sumber Muhammadiyah
Muhammadiyah