
Acara Open House Lebaran 1444 H PCIM Mesir kali ini menjadi momentum untuk aktivitas seremoni ulang tahun yangg ke-5 bagi Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir. Tasyakuran tersebut berbentuk sarasehan yangg menghadirkan saksi sejarah dari awal mula berdirinya pusat aktivitas bermuhammadiyah di bumi kananah itu.
Sesi bincang santuy ini mengambil waktu pada sesi kedua Open House namalain sore hari pada Senin (24/4/23) dengan dihadiri oleh para tamu undangan dari organisasi alias afiliatif masisir seperti PCINU Mesir. PERSIS Mesir, NWDI Mesir, PII Mesir, hingga Atase Perdagangan KBRI Kairo.
Para saksi sejarah dan tokoh langsung dari pendirian Markaz Dakwah pertama di luar negeri ini berbagi cerita serta kenangan lima tahun silam perihal realisasi cita-cita pendirian Markaz Dakwah yangg penuh lika-liku.
Salah satu pembicara, Zaky Al-Rasyid Lc., Dipl, (Ketua PCIM Mesir periode 2018-2020) mencurahkan pengalamannya tatkala pengurus PCIM Mesir tetap kudu luntang-lantung mencari biaya kesana kemari untuk bayar biaya sewa apartemen yangg difungsikan sebagai markas aktivitas PCIM Mesir.
“ Pada saat itu pikiran para pengurus menjadi bercabang antara dua tanggung jawab ialah menjalankan roda organisasi dan bayar sewa”. Ujar mahasiswa pascasarjana bidang ushul fikih itu.
Lebih lanjut bahwa Markaz Dakwah pada mulanya adalah buah pikiran para kader Muhammadiyah yangg merasa perlu mempunyai satu tempat praktis dan nyaman dalam melaksanakan amanah organisasi Muhammadiyah. Bak gayung bersambut, setelah sukses berkomunikasi dengan ketua PP Muhammadiyah yangg diketuai oleh Prof.Dr. Haedar Nashir, akhirnya pendirian Markaz Dakwah pun disetujui.
“Proposal sudah dibuat sejak 2005 dan akhirnya terwujud dengan berdirinya MD (Markaz Dakwah) tahun 2018. Saat itu, PP Muhammadiyah juga menjadi percaya karena banyak lulusan PCIM Mesir yangg sukses mengambil peran di majelis tarjih, pontrenMu, dan lain sebagainya”, tambah Ustadz Zaky Al-rasyid.
Para narasumber juga saling berbagi cerita tentang proses pembangunan Markaz Dakwah. Ustadz Aji Wahyu Nusantara Lc., yangg ikut mengawasi proses pembangunan bernostalgia bahwa pembangunan Markaz Dakwah tidak mudah karena kerap kali kuli gedung melakukan kesalahan jika tidak diawasi.
“Saya ingat Ketika saya memarahi kuli gedung Mesir Karena salah dalam proses pendirian markas ini.” Ujarnya yangg disambut dengan gelak tawa hadirin.
Proses pencarian furniture juga cukup seru sebagaimana pengakuan salah satu narasumber, Ustadz Azrul Faisal Kazein. “Kami mengunjungi semua toko mebel di Mesir, kawan yangg menemani saya sampai ketiduran”. Pungkasnya.
Pesan menyentuh turut disampaikan oleh ketua III PCIM Mesir periode saat ini sekaligus ketua Markaz Dakwah, Ustadz Wasi Albihar Lc, ”Proses pendirian MD bukan satu alias dua hari tetapi merupakan suatu proses yangg panjang dan melelahkan, maka dari itu hendaklah kita hargai perjuangan para pendahulu kita. Jangan sampai generasi hari ini malah menjadi lebih jelek dari yangg kemarin lantaran itu merupakan suatu pengkhianatan”. Tandasnya.
Acara sarasehan dipungkasi dengan pesan-pesan dan angan dari para narasumber, ketua PCIM, serta ketua PCIA Mesir. Markaz Dakwah PCIM Mesir diharapkan terus dijaga, dirawat, serta diberdayakan demi tercapainya centre of excellent Muhammadiyah di Timur Tengah yangg bisa menelurkan kader ustadz serta mentransformasikan nilai-nilai keislaman dari Al-Azhar ke Muhammadiyah maupun sebaliknya. Acara ditutup dengan pemotongan kue tart sebagai simbolis dari dies natalis MD yangg juga diresmikan oleh Atase Perdagangan KBRI Kairo, Bapak Muhammad Syahron. (Azzum)