YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pada tahun ini terjadi kejadian alam yangg terjadi tepat pada akhir bulan Ramadhan 1444 H. ialah eklips mentari hibrida. Peristiwa ini merupakan sunnatullah, yangg terjadi sesuai dengan kehendak Allah swt.
Sebagaimana yangg disampaikan oleh ustadz Nur Kholis selaku pemimpin dan khatib Gerhana mentari (20/04) di Masjid Islamic Center UAD. eklips mentari merupakan kejadian alam biasa yangg tidak ada kaitannya dengan perihal di luar alam. Karena perihal itu hanya peristiwa yangg terjadi lantaran aktivitas rutin dari matahari, bulan dan bumi. Terjadi lantaran bulan berada di tengah-tengah antara mentari dan bumi. Maka gambaran bulan jatuh ke permukaan bumi dan sebagaian sinar mentari terhalang bulan sehingga mentari tampak gelap.
Hal ini berasas firman Allah swt dalam Q.S. Yasin: 38-40. Dalam ayat tersebut menunjukan bahwa mentari terus bergerak pada tempatnya. Beliau sampaikan 3 perihal yangg berangkaian dengan gerhana.
Pertama, eklips terjadi lantaran pergerakan bumi, bulan dan mentari berada dalam satu garis yangg sama. Terkadang menjadi eklips mentari dengan bulan berada di tengah-tengah antara mentari dan bumi. Cahaya mentari tertutupi bulan sehingga sebagian alias keseluruhan cahayanya terhalang dan bumi menjadi gelap di siang hari. Terkadang pula menjadi eklips bulan dengan bumi yangg berada di tengah-tengah antara mentari dan bulan.
Kedua, eklips merupakan kejadian alam biasa yangg tidak mempunyai sangkut pautnya peristiwa apapun. Rasulullah saw telah menegaskan perihal tersebut dalam sebuah sabda sebagai berikut:
“Matahari dan bulan merupakan separuh dari beberapa tanda kekuasaan Allah. bukan lantaran matinya seseorang alias bukan lantaran hidupnya. Maka ketika kalian memandang gerhana, berdoalah dan shalatlah sampai eklips tersebut hilang.” (H.R. Bukhari)
Hadis tersebut memperjelas dan menegaskan pandangan bahwa eklips mentari adalah kejadian alam. Rasulullah melarang kita untuk mengkaitkan perihal tersebut dengan kematian alias kehidupan seseorang.
Ketiga, dianjurkan untuk melaksanakan shalat eklips dan memperbanyak doa. Hal ini sebagai corak penghambaan kepada Allah swt. Tidak dapat terbayangkan jika suatu masa mentari tidak lagi berputar pada porosnya.melainkan keluar dari sarangnya. Bulan tidak lagi beredar lagi dari garis edarnya, malah keluar dari jalurnya. Bumi pun melampaui rel yangg biasa dilaluinya, pasti bakal terjadi saling bertubrukan antar barang langit. Dan peristiwa itulah sebenarnya yangg disebut oleh kita dengan peristiwa kiamat.
Kemudian setelah rangkaian ibadah shalat eklips selesai. RDK UAD mengadakan pengamatan eklips dengan kacamata khusus. Di mana waktu tahapan eklips mulai pukul 09.26 wib puncak eklips terjadi pukul 10.48 wib dan eklips bakal berhujung pada pukul 12.16 wib. (Badru Tamam)