Ramadhan di Rantau: Puasa Penuh Makna di Yogyakarta, Pulang Kampung H-3 untuk Pelukan Orang Tua - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
Ilustrasi

WARTAMU.ID, Yogyakarta, 7 Maret 2025 – Ramadhan tahun ini terasa berbeda bagi saya. Sebagai seorang perantau asal Lamongan yang sedang menuntut ilmu di Yogyakarta, puasa di rantau menjadi pengalaman yang penuh makna. Meski jauh dari keluarga, nikmatnya beribadah di kota pelajar ini tak kalah berkesan. Dari awal puasa hingga H-3 Ramadhan, saya memutuskan untuk tetap di Yogyakarta, berbagi kebahagiaan dengan teman-teman, anak-anak TPA, dan masyarakat sekitar Masjid Al-Mahkamah. Baru setelah itu, saya pulang kampung untuk merayakan Idul Fitri bersama pelukan hangat orang tua.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ

“Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik.” (QS. At-Talaq: 2)

Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik dalam setiap keadaan, termasuk saat berada di rantau. Meski jauh dari keluarga, kita tetap bisa menebar kebaikan dan kebahagiaan kepada orang-orang di sekitar kita.

Rasulullah SAW juga bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, terutama saat berada di rantau.

Awal puasa Ramadhan tahun ini saya habiskan di Yogyakarta. Bersama teman-teman dan anak-anak TPA di Masjid Al-Mahkamah, kami menjalani ibadah puasa dengan penuh semangat. Setiap hari, kami mengadakan buka puasa bersama, tadarus Al-Qur’an, dan shalat tarawih berjamaah. Suasana kebersamaan ini membuat puasa di rantau terasa begitu nikmat.

Allah SWT berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2)

Ayat ini mengajarkan kita pentingnya kebersamaan dalam kebaikan. Dengan berbagi kebahagiaan bersama teman-teman dan masyarakat sekitar, puasa di rantau menjadi lebih bermakna.

Menjelang H-3 Ramadhan, saya mulai mempersiapkan diri untuk pulang kampung ke Lamongan. Rasa rindu pada orang tua dan keluarga semakin menggebu. Namun, sebelum pulang, saya memastikan untuk menyelesaikan semua tanggung jawab di Yogyakarta, termasuk mengajar anak-anak TPA dan mengikuti kegiatan terakhir di masjid.

Rasulullah SAW bersabda:

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

“Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Ar-Rahman (Allah nan Maha Penyayang). Sayangilah yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangi kalian.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini mengingatkan kita untuk selalu menyayangi orang-orang di sekitar kita, baik di rantau maupun di kampung halaman.

Setelah H-3 Ramadhan, akhirnya saya pulang ke Lamongan. Sungguh, tidak ada yang bisa menggantikan kebahagiaan merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Pelukan hangat orang tua menjadi penyempurna kebahagiaan setelah sebulan penuh berpuasa di rantau.

Allah SWT berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. An-Nisa: 36)

Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu berbakti kepada orang tua, terutama saat merayakan momen-momen bahagia seperti Idul Fitri.

Puasa di rantau memang memiliki tantangan tersendiri. Namun, dengan dukungan teman-teman dan masyarakat sekitar, semua terasa lebih ringan. Di Yogyakarta, saya belajar banyak hal: tentang kebersamaan, kesabaran, dan arti berbagi.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللَّهَ

“Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas kebaikan orang lain, termasuk teman-teman dan masyarakat yang telah menemani kita selama di rantau.

Ramadhan tahun ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Dari awal puasa di Yogyakarta hingga merayakan Idul Fitri di Lamongan, semua momen terasa begitu bermakna. Puasa di rantau mengajarkan saya tentang arti kebersamaan, kesabaran, dan keikhlasan.

Seperti kata pepatah, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.” Di mana pun kita berada, yang terpenting adalah tetap menjalankan ibadah dengan ikhlas dan penuh semangat. Selamat menunaikan ibadah puasa, dan semoga kita semua bisa meraih kemenangan di hari Idul Fitri nanti!

Oleh : Nashrul Mu’minin, Content Writer Yogyakarta

Dibaca: 2,277

-->
Sumber wartamu.id
wartamu.id