Ramadhan dan Sejarah al~Qur’an - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun, dengan wahyu pertama di bulan Ramadhan pada tahun 610 Masehi.

Bagaimana Al-Qur’an sampai kepada kita hari ini dalam corak akhirnya? Siapa yangg menyusunnya dan mengapa, lampau di manakah Alquran tertua di dunia?

Al-quran mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan tahun 610, dalam corak aslinya hingga saat ini. Para sahabat Nabi Muhammad SAW, memainkan peran krusial dalam penyusunan al-Quran, meninggalkan kisah yangg menarik.

Kitab petunjuk universal yangg terakhir, al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun, dalam bagian-bagian kecil; kitab suci tidak disusun sampai setelah beliau wafat.

Proses pelestarian al-Qur’an dimulai pada masa Nabi Muhammad SAW, yangg meskipun tidak bisa membaca alias menulis, menggunakan metode konservasi tertentu pada wahyu setiap ‘ayah’ (ayat).

Al-Qur’an dibagi menjadi 114 bab dengan ukuran yangg tidak sama yangg disebut “surah”. Setiap surah terdiri dari ayat-ayat individual, masing-masing disebut ayat. Ketika mengutip teks dari al-Qur’an, seseorang merujuk pada bab dan ayat, alias surah dan ayah (ayat) alias ayat (ayat) dengan nomor.

Pada era dahulu, melek huruf adalah keahlian yangg hanya dimiliki sedikit orang dan Nabi Muhammad SAW sendiri tidak tahu langkah membaca alias menulis. Dia mendiktekan ayat-ayat dan menugaskan ahli tulis untuk menuliskannya di hadapannya, untuk memastikan keakuratan kata-katanya.

Pada saat itu, ayat-ayat ditulis pada bahan seperti tulang, kulit, batu dan kayu. Nabi Muhammad SAW meminta para sahabatnya saat itu, untuk menghafal ayat-ayat dan melafalkannya dalam shalat harian mereka untuk membantu retensi.

Kebutuhan bakal kompilasi al-Qur’an muncul pada masa kekhalifahan Abu Bakar Siddiq (RA) ketika beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW yangg telah menghafal al-Qur’an meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran lantaran hilangnya para sahabat tersebut juga berfaedah hilangnya kandungan al-Qur’an.

Alhasil, Umar bin Khattab mengusulkan pendapat penyusunan Alquran kepada Abu Bakar Siddiq, yangg pada awalnya ragu-ragu, mengingat Nabi (SAW) sendiri tidak mengambil tindakan seperti itu selama kursus. dalam hidupnya.

Namun, setelah menyadari kebutuhan yangg meningkat, dia menunjuk Zaid ibn Thabit untuk mengawasi proyek kompilasi tersebut. Zaid ibn Thabit adalah salah satu ahli tulis terkemuka.

Untuk memastikan keaslian dan memberantas kesalahan manusia, semua sahabat yangg mempunyai teks tertulis al-Quran yangg dikumpulkan selama pembacaan Nabi pada Ramadhan, diminta untuk membawa salinannya. Semua teks dibandingkan untuk memeriksa keasliannya.

Selain itu, Zaid ibn Thabit dan Umar ibn Khattab juga memverifikasi setiap ayat lantaran mereka sendiri telah menghafal Alquran. Oleh lantaran itu, teks al-Quran dikumpulkan, disusun, dikoreksi, dan disahkan dengan sangat hati-hati dan presisi.

Dalam al-Qur’an, ayat adalah nama yangg diberikan untuk setiap kalimat al-Qur’an dan surah adalah nama yangg diberikan untuk setiap bagian dari kitab suci. Ada 6.236 ayat, 114 surah dan sekitar 323.000 surat dalam al-Quran.

Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan Islam mulai berkembang di negara-negara Arab dan semakin banyak orang mulai menerima Islam. Karena keragaman budaya dan perbedaan dialek di antara Muslim baru, masalah pengucapan al-Quran muncul.

Orang-orang mulai mempertanyakan pengucapan mana yangg ‘benar’. Oleh lantaran itu, Utsman bin Affan mengambil tindakan sendiri dan menunjuk ahli tulis tepercaya, termasuk Zaid bin Thabit, untuk membikin salinan dari al-Quran yangg disusun semula.

Setelah salinan sempurna dari teks original dibuat, Utsman bin Affan memerintahkan semua teks al-Quran yangg tersisa untuk dihapus untuk mencapai keseragaman universal naskah al-Qur’an.

Sampai hari ini, semua salinan Kitab Suci yangg ada identik dengan jenis yangg disusun oleh Utsman bin Affan:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan peringatan (Al-Qur’an), dan sesungguhnya Kamilah yangg bakal melestarikannya” (Quran, Surah Al-Hijr 15:9).

Quran Usman di Tashkent, Uzbekistan – juga dikenal sebagai manuskrip Samarqand. Itu dianggap salinan tertua dari Quran yangg ada. Tanggal penulisannya bervariasi antara 595 M–855 M. Namun, para peneliti mengatakan itu ditulis pada abad ke-8-9.

Manuskrip Topkapi kemungkinan besar adalah al-Qur’an tertua yangg nyaris lengkap, juga diyakini sebagai Al-Qur’an original yangg ditugaskan oleh khalifah ketiga Utsman pada tahun 651. Beberapa peneliti memperkirakan bahwa itu berasal dari awal hingga pertengahan abad ke-8.

Manuskrip Sana’a adalah salah satu bagian tertua dari Al-Qur’an yangg ada. Naskah tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1972 saat pembaharuan Masjid Agung Sana’a di Yaman. Telah diberi tanggal radiokarbon antara 632 M – 671 M.

Penggalan Al-Qur’an dari Universitas Tübingen di Jerman diperkirakan berasal dari periode antara 649 M – 675 M. Tanggal ini berfaedah manuskrip tersebut ditulis sekitar 20 – 40 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Codex Parisino-Petropolitanus adalah manuskrip Quran 98 folio yangg berasal dari akhir abad ke-7 alias awal abad ke-8. Manuskrip itu ditemukan berbareng beberapa bagian Alquran di Masjid Amr di Fustat, Mesir.

Blue Quran adalah salah satu Quran antik yangg paling terkenal dan bagus di dunia. Naskah tersebut bertanggal antara akhir abad ke-9 hingga ke-10. Diyakini bahwa Blue Quran diciptakan untuk Masjid Agung Qairawan di Tunisia.

Naskah Al-Qur’an Birmingham di Birmingham, Inggris saat ini diyakini sebagai al-Qur’an tertua di dunia. Naskah ini terdiri dari dua lembar perkamen yangg merupakan penggalan naskah Alquran awal antara tahun 568 M – 645 M. (*)

Sumber: Bayt Al Fann

-->
Sumber Tajdid.id
Tajdid.id