Jakarta, InfoMu.co – Pemerintah Rusia angkat bunyi soal penyerbuan yangg dilakukan Kepolisian Israel ke Masjid Al Aqsa, Yerusalem, pada Rabu, (5/4/2023). Pernyataan disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Zakharova mengatakan Moskow sangat memperhatikan situasi yangg berkembang di Yerusalem. Menurutnya, kondisi itu telah ‘mengantagoniskan’ seluruh kepercayaan di dunia.
“Moskow mengungkapkan keprihatinan serius tentang putaran eskalasi lain antara Palestina dan Israel, yangg menakut-nakuti untuk berkembang menjadi konfrontasi bersenjata skala penuh, seperti yangg telah terjadi acapkali di masa lalu. Kebetulan tanggal hari raya keagamaan umat Kristen, Muslim dan Yahudi menambah ketegangan situasi,” kata Zakharova di saluran Telegram kementerian itu dikutip Anadolu Agency.
Rusia juga mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs webnya bahwa situasi di Yerusalem menunjukkan bahwa hanya kesepakatan politik yangg dapat memastikan penyelesaian berkepanjangan dari bentrok yangg telah berjalan lama.
“Kami berangkat dari kebenaran bahwa tidak ada pengganti untuk memulai kembali proses perdamaian antara Palestina dan Israel di bawah kerangka norma yangg disetujui oleh PBB, berasas prinsip dua negara,” pungkasnya.
Selain itu, pihak Rusia menuntut diakhirinya semua tindakan sepihak yangg merusak prospek penyelesaian dan penghormatan terhadap status quo tempat-tempat suci Yerusalem, yangg mencakup akses bebas ke sana oleh perwakilan semua agama.
“Kami juga meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk memperhatikan penyelesaian Israel-Palestina. Rusia mendesaknya untuk melibatkan seluruh potensi misi PBB Timur Tengah untuk kajian menyeluruh mengenai kejadian ini,” tambahnya.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat yangg diduduki pada hari Rabu setelah polisi Israel menahan sekitar 350 jamaah dari dalam kompleks Masjid Al-Aqsa.
Mengelilingi Aula Doa Al Qibli, polisi Israel naik ke genting masjid, menghancurkan jendela, dan awalnya menggunakan peledak bunyi terhadap jamaah di dalamnya. Beberapa orang di masjid mencoba melawan polisi dengan melemparkan kembang api.
Al-Aqsa sendiri terus menjadi titik panas antara Israel dan Palestina. Bagi umat Islam, Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga Islam.
Di sisi lain, Orang Yahudi menyebut wilayah itu Temple Mount, dengan mengatakan bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi di era kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Itu menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980 dalam suatu langkah yangg tidak pernah diakui oleh organisasi internasional.
Sementara itu, hubungan antara Tel Aviv dan Ramallah semakin memanas kembali pasca Benjamin Netanyahu menjadi Perdana Menteri Israel. Diketahui, Netanyahu disokong oleh partai kanan Israel, Likud, yangg cukup keras dalam menyikapi Palestina. (cnn-i)