Puasa dan Kesehatan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

YOGYAKARTA, Muhammadiyah – Ramadhan hari ketiga telah dijalani, umat islam memaksimalkan kesempatan nan diberikan, berpuasa telah mendatangkan banyak kebaikan, di antaranya kesehatan kepada badan. Sebab badan telah menahan diri, bukan hanya dari lapar dan haus semata, namun menahan diri dari melakukan segala keburukan.

“Kita kudu percaya seyakin-yakinya, tidak ada satupun hukum dalam islam, nan tidak mempunyai akibat positif bagi manusia,” jelas Ruslan Fariadi mengawali kajian berbuka puasa hari ke 3 di masjid Islamic Center UAD Jogja, Sabtu (25/3).

Terdapat beragam macam praktik dalam melaksanakan puasa, baik atas dasar perintah kepercayaan nan bernafaskan ibadah, ataupun lantaran tradisi dan buah pikir manusia. Puasa Ramadhan dalam perihal ini tentu merupakan hukum Allah kepada umat islam nan beriman.

Berpuasa bukan saja menahan dari lapar, haus, dan berkumpul. Namun hendaknya menjadi shoumul jawarih, puasa tangannya, puasa kakinya, matanya, puasa seluruh personil tubuhnya, mengelak dari segala perihal nan dapat mengurangi kesempurnaan pahala.

As-Sya’rani mengatakan puasa melahirkan pribadi bermentalitas sabar baik dalam suka maupun duka, lapang maupun sempit. Sabar merupakan corak imunisasi nan paling efektif untuk mencegah diri dari beragam jenis penyakit, baik penyakit bentuk maupun non fisik.

Dari kalangan non-muslim, Herbert Shelton (1895 – 1985) menyebut bahwa puasa kudu diakui sebagai suatu proses esensial dan radikal nan lebih tua dari pada langkah lain apapun untuk merawat organisme nan sakit, lantaran puasa difungsikan pada dataran insting

Sekelompok master dari Mesir melakukan penelitian mengenai hikmah puasa berangkaian dengan kesehatan. Mereka mengatakan Perut  adalah sumber beragam penyakit, sedangkan puasa adalah obat beragam macam penyakit.

Puasa bukan hanya mengobati penyakit mengenai bentuk saja, tetapi penyakit juga sosial. Puasa nan betul mengajarkan kita keimunan secara spiritual. Hippocates, Plato, Socrates, Arisoteles, dan Galenus memuji faedah puasa. Paracelcus (salah seorang bapak kedokteran Barat) menyatakan bahwa puasa adalah satu Tindakan remidial terbaik dan mempunyai daya revitalisasi nan menjanjikan. (History of Fasting)

مَنْ جَاعَ بَطْنُهُ عَظُمَتْ فِكْرَتُهُ وَفَطَنَ قَلْبُهُ

” Barangsiapa nan mengurangi rasa kenyang (puasa) maka fikiran dan hatinya bakal pandai “

‘ Syariat Allah itu adalah tanda cinta Allah kepada umat manusia, agar manusia itu tetap manusia. Manusia bukan hanya fisiknya saja, bakal tetapi mengalitasnya juga. Bukan bermental seperti hewan apalagi lebih dari itu ‘ tutup Ruslan nan juga personil majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhamamdiyah. (Ilham)

-->
Sumber suaramuhammadiyah.id
suaramuhammadiyah.id