SekolahMu
- by AS
- 29 November 2024
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 35 Views
- 1 hari ago
KLIKMU.CO – Program Orang Tua Mengajar (OTM) yangg digelar oleh Komite Smamda Surabaya Bidang Pengembangan Potensi Siswa kembali menghadirkan aktivitas menarik.
Kali ini, Tanti Dwi Cahyani Skep Ners Sp Kep MB, yangg juga ibu dari Carissa Nadya Sulistiyo, siswi kelas 10.1, memberikan training tentang Basic Life Support (BLS) alias Bantuan Hidup Dasar, pada Rabu (20/11/2024).
Materi OTM kali ini sangat krusial dan bermanfaat, ialah mengenai teknik CPR(Cardiopulmonary Resuscitation) alias Resusitasi Jantung Paru, serta langkah-langkah DRSC (Danger, Response, Call for Help, and Compression).
Tanti menjelaskan bahwa Danger adalah langkah pertama dalam melakukan CPR yangg bermaksud untuk memastikan keselamatan pasien dan lingkungan sekitarnya.
“Danger merupakan tahap pertama dalam CPR untuk memastikan bahwa pasien dan lingkungannya aman,” ujar Tanti, yangg juga mengajar di Universitas Noor Huda Mustofa (NHM).
Langkah-Langkah DRSC dalam CPR
- Danger: Pastikan kondisi sekitar pasien aman, jika tidak, pindahkan pasien ke tempat yangg lebih aman.
- Response: Periksa tingkat kesadaran pasien. Jika pasien tidak sadar, segera lanjutkan dengan langkah berikutnya.
- Call for Help: Hubungi nomor darurat (112 di Indonesia) untuk mendapatkan support medis lebih lanjut.
- Compression: Mulai dengan kompresi dada untuk membantu sirkulasi darah dan pernapasan.
Tanti menekankan pentingnya tindakan CPR dilakukan dengan segera. Tanpa intervensi yangg cepat, henti jantung dan pernapasan bisa menyebabkan kerusakan otak permanen alias kematian dalam waktu 4 hingga 6 menit.
Langkah-Langkah CPR yangg Tepat:
- Pastikan lingkungan kondusif dan korban dalam posisi yangg tepat.
- Periksa kesadaran korban. Jika korban tidak sadar, segera panggil bantuan.
- Lakukan kompresi dada:
- Tempatkan kedua tangan di tengah dada korban.
- Lakukan 30 kali kompresi dada dengan kedalaman 5-6 cm dan kecepatan 100-120 kompresi per menit.
- Setelah itu, berikan napas buatan, jika memungkinkan.
- Lanjutkan dengan kompresi dada hingga support medis datang.
Ibu Tanti juga menjelaskan bahwa dalam situasi darurat, kompresi dada sangat krusial untuk menjaga aliran darah ke otak dan organ vital lainnya. Bahkan, kompresi dada dapat dilakukan tanpa napas buatan andaikan diperlukan.
Praktik CPR dengan Boneka Peraga
Dalam sesi praktik, siswa-siswi kelas 10.1 menggunakan boneka peraga untuk mempraktikkan teknik CPR yangg benar. Ibu Tanti memandu siswa-siswi dalam melakukan kompresi dada yangg efektif dan aman.
Panduan Kompresi CPR:
- Tempatkan korban di permukaan yangg keras dan datar.
- Letakkan telapak tangan di tengah dada korban.
- Tekan dada dengan kuat dan cepat, sekitar 100-120 kali per menit.
- Pastikan kedalaman kompresi mencapai 5-6 cm.
- Gunakan berat badan, bukan hanya lengan, untuk menekan dada.
Tanti juga mengingatkan bahwa CPR dihentikan andaikan setelah 30 menit tidak ada hasil alias jika korban menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti napas, nadi teraba, alias reaksi lainnya. CPR juga bisa dihentikan jika ada permintaan medis alias jika penolong kelelahan.
Salah satu siswa, Abiyu Salman Hekmanda, mengungkapkan bahwa dia sangat senang mengikuti aktivitas OTM kali ini.
“Kegiatan OTM tadi sangat seru, saya sempat mencoba mempraktekkan langkah melakukan CPR. Saya sangat senang bisa mempelajari teori dan langkah melakukan CPR yangg benar,” ujarnya.
Pelatihan CPR yangg diberikan oleh Tanti sangat berfaedah untuk siswa-siswi Smamda, lantaran memberikan keahlian yangg krusial dalam memberikan pertolongan pertama dalam situasi darurat. Kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi para siswa untuk belajar keahlian yangg dapat menyelamatkan nyawa di masa depan.
(Rayan Romzi Abdullah/Eka Haris Prastiwi/AS)