
“Muhammadiyah Sudah mempunyai 30 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah(PCIM)di seluruh dunia. Dan ada 4 Muhammadiyah yang sudah berbadan hukum di negara setempat. Pertama Australia, kedua Jepang, ketiga Jerman dan keempat Amerika Serikat.” kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti dalam acara Silaturrahmi idul fitri 1444 H dan Peluncuran Buku” Pribadi Bererkemajuan” karya PCIM Malaysia pada Jum’at 12 Mei 2023.
Prof, Mu’ti tiba di tempat acara TPA PRIM-PRIA Kampung Baru sekitar jam 2:30 siang. Sebelum acara di mulai sempat makan siang bersama keluarga besar Muhammadiyah Malaysia di WASOLA (Warung Soto Lamongan) amal usaha PCIM Malaysia yang terletak di depan TPA tempat acara.
Prof. Abdul Mu’ti datang ke Malaysia untuk menjadi salah satu narasumber dalam seminar PERSIDANGAN SERANTAU KE-2 HIDUP BERSAMA DALAM BUDAYA DAMAI dengan tema, “Pendekatan MADANI: Mengurus Kepelbagaian dalam Bingkai Kesatuan” yang diselenggarakan oleh Institut Pemikiran dan Kepemimpinan Siddiq Fadzil (IPKSF), Universiti Selangor (UNISEL) dan Institut Darul Ehsan (IDE) pada Jum’at 12 Mei 2023 di Acappella Suite Hotel, Shah Alam, Selangor Malaysia. Acara di mulai jam 8 :30 dan selesai jam 11 pagi.
Melihat peluang yang ada, PCIM Malaysia mengambil kesempatan membawa Prof. Abdul Mu’ti bersilaturrahmi dengan warga Muhammadiyah Malaysia.
Ketua PCIM Malaysia Ustadz Muhammad Ali Imran dalam sambutannya berkata,
“Kami tidak bisa menyia-nyiakan peluang ini, maka dengan bantuan Pak Sonny dan koordinasi yang baik dari panitia, kami berhasil ‘menculik’ Pak Sekum usai seminar untuk hadir pada acara silaturahmi ini”. Pada masa yang sama Umai juga melaporkan perkembangan PCIM-PCIA Malaysia yang insya Allah Kepemimpinan periode 2023-2025 akan dilantik/dikukuhkan pada 27 dan 28 Mei 2023.
Umai juga memberi tahu tentang rencana pembelian rumah dakwah.
“Selama ini, rumah dakwah PCIM Malaysia ini masih menyewa, jadi kami mempunyai keinginan yang mendalam untuk mempunyai rumah dakwah sendiri, dan kami mohon do’a restunya,” kata Umai.
Prof Mu’ti mengapresiasi dan sangat mendukung hasrat PCIM Malaysia untuk mempunyai rumah dakwah sendiri. Beliau berpesan agar rumah dakwah itu nanti menjadi pusat dakwah dan rumah multifungsi.
PCIM Malaysia ini sangat besar menurut kami. Dan sempat menjadi bahan diskusi di Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Apakah anggaran dasar, anggaran rumah tangga Muhammadiyah itu bisa kita rubah dengan memberi ruang dibentuk Pimpinan Daerah Istimewa Muhammadiyah (PDIM) kata Mu’ti.
“Muhammadiyah Malaysia, termasuk salah satu dari 3 besar cabang istimewa yang kami harapkan bisa menjadi model, bagaimana bentuk Muhammadiyah di luar negeri dan juga bagaimana Internasionalisasi Muhammadiyah itu dikembangkan, dan 3 besar PCIM itu ialah Australia, Mesir dan Malaysia.
Sejak abad ke-2 misi internasionalisasi Muhammadiyah sudah dicanangkan. Dan PCIM Malaysia mempunyai potensi yang sangat besar dan sangat strategis dalam agenda Internasionalisasi Muhammadiyah.
Semangat menjadikan Muhammadiyah Malaysia ini sebagai model dakwah di luar negeri menjadi agenda besar yang bisa kita pikirkan bersama sama. Tentu saja tidak mudah, tapi bukan sesuatu yang mustahil, tutur Mu’ti
Menurut Mu’ti, pilihan internasional itu ada tiga, yaitu: (1) Muhammadiyah network: melalui sister organisasi dan PCIM di seluruh dunia; (2) Mempublikasikan Muhammadiyah seluas- luasnya: publikasi tentang Muhammadiyah dalam bahasa bahasa dunia adalah merupakan bagian dari Internasionalisasi Muhammadiyah. (3) Membawa warga negara asing kuliah, sekolah di Muhammadiyah.
Nabi Muhammad saw. diutus sebagai Rasul semesta alam. Di sinilah internasionalisasi menjadi pilihan dakwah Muhammadiyah.
Muhammadiyah tidak hanya sebatas menjadi pengikut Nabi Muhammad, akan tetapi juga mengembangkan misi dakwah Nabi Muhammad saw.
Di akhir tausiyahnya, Prof Mu’ti berpesan agar Warga Muhammadiyah di Malaysia ini mengikuti perkembangan Muhammadiyah dari sumber yang betul, dan tidak mudah percaya serta tidak membagikan atau berkongsi tulisan tulisan tentang Muhammadiyah yang belum jelas sumbernya.
“Warga Muhammadiyah harus menjadi contoh, bagaimana menjadi warga negara Indonesia yang baik dan juga menjadi penduduk Malaysia yang baik. Karena itu adalah menjadi bagian kita menunjukkan kepada dunia dan masyarakat Malaysia ini bahwa Muhammadiyah itu adalah gerakan yang para anggotanya adalah orang-orang atau pribadi-pribadi berkemajuan,” pungkasnya.
MPI PCIM Malaysia