Malang, KLIKMU.CO – Istilah childfree akhir-akhir ini banyak dibicarakan oleh masyarakat. Childfree merupakan keputusan pasangan untuk tidak mempunyai anak alias keturunan. Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Vina Salviana Darvina Soedarwo MSi turut memberikan pendapat.
Dilihat dari konsep modern, menurutnya, childfree biasanya selaras dengan kebijakan negara. Misalnya, kebijakan negara bahwa family hanya boleh mempunyai satu anak. Pun negara nan mempunyai nilai kebutuhan nan tinggi tentu bakal memengaruhi keputusan pasangan.
“Pasangan nan memilih untuk childfree berpikiran bahwa anak bakal membebani secara ekonomi. Mengurus anak juga bakal membebani secara waktu, apalagi jika kedua pasangan sama-sama bekerja di luar rumah. Jika perihal ini diadopsi oleh negara-negara nan punya muslim nan banyak, tentu bakal bertentangan dari konsep Islam. Kedudukan anak di dalam Islam adalah sebagai amanah nan diberikan Allah kepada hambaNya,” urainya.
Vina mengungkapkan bahwa anak juga dinilai sebagai sebuah anugerah. Sehingga orangtua kudu merawat dan membesarkannya. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa anak juga dapat menjadi ujian bagi orang tua.
Hal ini sebenarnya tergantung gimana orang tua bisa merawat dan menyelesaikan ujian-ujian itu. Anak juga merupakan penerus generasi, karenanya idealisme childfree jika terus berkembang dapat memengaruhi jumlah generasi di masa nan bakal datang.
“Misalnya saja, ada 125 juta pasangan. Satu pasangan berpikir bahwa hanya dia dan pasangannya saja nan memilih untuk childfree, namun rupanya banyak pasangan lain nan berpikiran perihal nan sama. Maka jumlah pasangan childfree makin banyak dan menyebabkan penerus generasi berkurang,” paparnya.
Di Indonesia, kebanyakan pasangan tetap banyak nan mau mempunyai family dan mempunyai anak. Tetapi di sisi lain, menurut Vina, sebagai makhluk nan berelasi, manusia kudu saling menghargai keputusan orang lain.
“Dalam kehidupan sehari-sehari, kita kudu menghargai keputusan mereka. Namun, kita juga bisa kembali kepada konsep Islam. Jika memang bisa punya anak, kenapa tidak memilikinya. Karena Allah menjanjikan pahala dan hidayah nan berlimpah bagi orang tua dan itu kudu dipercaya,” tutupnya. (Wildan/AS)