Oleh: Ace Somantri
Dinamika pemilihan kepala wilayah (Pilkada) serentak di seluruh Indonesia telah selesai. Hiruk-pikuk kampanye di beragam wilayah pun sudah usai tanpa ada huru-hara yangg merugikan bangsa. Alhamdulillah, atas izin-Nya, semua melangkah lancar dan sukses. Bangsa Indonesia patut berterima kasih atas kesuksesan kerakyatan dalam Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) yangg dilakukan secara langsung di seluruh provinsi, kota, dan kabupaten.
Meski ada sedikit riak-riak di beberapa titik, perihal itu tetap dapat dikategorikan wajar dan dapat diselesaikan dengan sigap dan tepat. Ini adalah pertanda baik untuk masa depan bangsa Indonesia, menjadi modal dasar untuk kemajuan melalui sinergitas antara pemerintah pusat dan wilayah di seluruh Indonesia.
Versi quick count telah beredar, dan standar penghitungan sigap pada umumnya dapat dipertanggungjawabkan, sehingga hasilnya menjadi referensi sementara. Hal ini telah menjadi pengalaman sebelumnya, bahwa hasil quick count nyaris tidak berbeda jauh dengan hasil hitung manual yangg dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Para kandidat yangg diunggulkan umumnya sukses meraih bunyi terbanyak, dengan sedikit pengecualian. Salah satu contoh yangg menjadi sorotan publik adalah Pilkada DKI Jakarta, yangg sukses mengubah opini politik mainstream.
Pasangan Pramono-Rano, yangg semula tidak diunggulkan, pada akhirnya menunjukkan hasil mengejutkan dan memberikan pelajaran berharga, baik bagi perseorangan kandidat maupun partai pengusungnya. Meskipun awalnya tidak banyak yangg mengira pasangan ini bakal menang, pada detik-detik terakhir ada dorongan positif yangg membikin pasangan tersebut mendapatkan support signifikan dari pemilih, yangg dalam istilah orang Sunda bisa diartikan “kaurugan menyan putih”.
Dunia politik memang unik dan menarik. Kita bisa memandang dua kasus Pilkada di provinsi yangg berdekatan, ialah DKI Jakarta dan Jawa Barat, yangg memperlihatkan hasil yangg sangat berbeda. Di DKI Jakarta, sebuah perubahan signifikan terjadi, di mana masyarakat bisa mengubah keadaan yangg sebelumnya sangat susah diprediksi. Begitu pula dengan Pilkada di Jawa Barat, yangg menampilkan hasil luar biasa.
Pasangan Kang Dedi Mulyadi sukses mendulang bunyi hingga 60 persen lebih meskipun dalam kejuaraan yangg melibatkan empat pasangan. Figur Kang Dedi yangg juga seorang YouTuber dan content creator dengan style unik bahasa Sunda telah menembus pemisah kota dan kabupaten hingga desa-desa di seluruh Jawa Barat, menjadikannya sosok yangg sangat terkenal dan mempunyai pengaruh kuat.
Di sisi lain, hasil Pilkada DKI Jakarta menunjukkan ironisnya, tokoh politik ternama dengan support partai besar justru meraih bunyi yangg tidak signifikan. Banyak aspek yangg mungkin dapat dijadikan bahan evaluasi, termasuk kondisi objektif pemilih, sikap partai yangg tidak tepat, dan ketidakmampuan kandidat dalam meraih hati pemilih.
Kang Emil, yangg selama ini telah menjadi sosok terkenal dan mempunyai tim imajinatif dalam memainkan media sosial, rupanya tidak dapat mengubah opini pemilih secara signifikan. Semua ini terjadi lantaran kehendak Tuhan yangg tidak bisa diintervensi, dan ini adalah pelajaran berbobot bagi semua pihak.
Pilkada serentak telah selesai, dan para pemenang yangg meraih bunyi terbanyak sekarang siap dilantik menjadi gubernur, wakil gubernur, wali kota, wakil wali kota, bupati, dan wakil bupati. Bagi mereka yangg kalah, inilah saat yangg tepat untuk mengevaluasi diri, mempelajari kesalahan dan kekurangan, dan memperbaiki diri untuk masa depan jika suatu saat mau kembali berkompetisi.
Jadikan pengalaman ini sebagai ibroh, motivasi untuk tetap optimis, dan pahami bahwa kemenangan bukan hanya sekadar raihan suara, tetapi juga kemenangan dalam menghadapi segala tantangan yangg ada. Semua itu ada di bawah kehendak Ilahi. Pengorbanan kekayaan dan tenaga adalah bagian dari akibat dan akibat dalam berkontestasi.
Selamat mengemban amanah bagi para pemimpin wilayah yangg terpilih. Segera tunaikan janji-janji yangg telah disampaikan selama kampanye dengan upaya maksimal dan kekuatan izin yangg berpihak kepada kesejahteraan masyarakat.
Hasil pemilihan adalah legitimasi politik untuk memperoleh kekuasaan, namun yangg lebih krusial adalah gimana bunyi rakyat tersebut betul-betul diwujudkan dalam pelayanan yangg nyata untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan negara. Kekuatan dalam kekuasaan mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan yangg dapat membawa kemajuan dan kemakmuran bagi masyarakat.
Bagi penduduk pemilih, jangan larut dalam euforia kemenangan hasil suara. nan krusial adalah ikut mengawal kebijakan yangg berpihak kepada rakyat dan memastikan bahwa bunyi yangg telah diberikan betul-betul diterjemahkan dalam kebijakan yangg membawa kebaikan bagi bangsa dan negara.
Harapan dan cita-cita para pendiri bangsa kudu kita pahami dengan baik. Untuk mewujudkan kemerdekaan yangg sejati, kita memerlukan pemimpin yangg mempunyai jiwa ksatria dan semangat keperwiraan. Pemimpin yangg siap melawan kolonialisme di beragam bagian yangg merusak kedaulatan bangsa, baik itu kedaulatan politik, ekonomi, maupun teknologi.
Kedaulatan pangan juga kudu menjadi prioritas utama untuk mencapai swasembada yangg dapat menciptakan kemandirian bangsa. Selain itu, kedaulatan teknologi kudu mendapatkan perhatian serius lantaran di era dunia seperti sekarang ini, kedaulatan teknologi menjadi kunci peradaban masa depan.
Penting bagi kita untuk merumuskan sistem pendidikan yangg integratif guna mempercepat penyesuaian dengan peradaban masa kini. Pendidikan yangg bisa mempersiapkan generasi mendatang untuk bisa bersaing dengan bangsa-bangsa maju.
Legitimasi kepemimpinan wilayah kudu menjadi momentum untuk mewujudkan kepemimpinan yangg kokoh dan bersinergi, baik dari pusat maupun daerah. Pemerintah pusat dan wilayah kudu mengubah paradigma dari “dilayani dengan fasilitas” menjadi “melayani dengan fasilitas” demi kesejahteraan rakyat. Pemimpin adalah fasilitator, bukan sebaliknya.
Kepercayaan rakyat kepada pemimpin terletak pada kemampuannya untuk mengelola kekuasaan dengan bijak demi kemajuan negara. Jangan sampai kekuasaan yangg dimiliki disalahgunakan untuk kepentingan pribadi alias kelompok, tetapi gunakanlah untuk memajukan rakyat dan negara.
Bangsa Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam dan jumlah masyarakat yangg besar, semestinya tidak lagi terjebak dalam kemiskinan dan keterbelakangan. Indonesia kudu menunjukkan kekuatannya dan memperjuangkan kedaulatan di bumi internasional. Jangan biarkan negara-negara besar mendikte dan memperkosa hak-hak negara-negara kecil. Saatnya Indonesia menjadi negara yangg berdiri tegak di bumi internasional, dengan soliditas kepemimpinan yangg bisa mengubah nasib bangsa dan mengangkat kesejahteraan rakyat.
Jika para pemimpin, baik di pusat maupun daerah, terus berperilaku korup, mendukung pengusaha yangg melanggar aturan, dan melayani kepentingan pribadi alias kelompok, maka bangsa ini tidak bakal bisa bertahan. Kedigjayaan Indonesia hanya bakal terwujud jika kepemimpinan kita kuat, berani, dan bisa menjaga kedaulatan bangsa serta melayani rakyat dengan penuh keadilan.
Semoga Indonesia semakin maju, makmur, dan jaya. Wallahu’alam.