Pesan Ilahi di Balik Kisah Bencana dalam Al-Quran dan Hadis - MuhammadiyahNews.com

foto: aihms

Kisah-kisah musibah yangg termuat dalam Al-Quran dan sabda bukan sekadar catatan sejarah. Kisah-kisah tersebut mengandung pelajaran krusial bagi umat manusia.

Bencana-bencana ini diungkapkan dengan perincian yangg menggambarkan sebab, akibat, serta hikmah yangg dapat diambil dari peristiwa tersebut.

1. Banjir Nabi Nuh: Simbol Pengharapan bagi Orang Beriman

Bencana banjir pada masa Nabi Nuh adalah salah satu kisah yangg paling dikenal. Peristiwa ini terjadi selama 40 hari 40 malam, menghancurkan kehidupan seluruh makhluk hidup selain mereka yangg alim mengikuti perintah Allah, termasuk binatang-binatang yangg naik ke atas bahtera Nabi Nuh.

Dalam QS. Asy-Syu’ara ayat 117-119 dan QS. Hud ayat 25-26, Allah menjelaskan bahwa banjir tersebut merupakan balasan bagi kaum yangg ingkar kepada risalah Nabi Nuh. Meski membawa kehancuran, kisah ini juga menjadi simbol angan bagi orang-orang beragama yangg menaati perintah-Nya.

2. Hujan Batu di Kota Sodom: Peringatan atas Penyimpangan Moral

Bencana yangg menimpa kaum Nabi Luth di kota Sodom, yangg sekarang dikenal sebagai wilayah perbatasan Israel-Yordania, adalah peringatan keras dalam Al-Quran.

Dalam QS. Hud ayat 82, Allah menyebut balasan berupa hujan batu yangg menghancurkan kota tersebut.

Azab ini diturunkan lantaran perilaku kaum Nabi Luth yangg menyimpang secara moral, termasuk orientasi seksual sesama jenis.

Kisah ini mengingatkan bahwa perbuatan dosa kolektif oleh suatu masyarakat membawa akibat serius bagi keseluruhan komunitas.

Nilai yangg ditekankan adalah pentingnya tanggung jawab berbareng dalam menjaga moralitas dan kepatuhan terhadap nilai-nilai ilahi.

3. Kelaparan di Mesir: Pelajaran tentang Ketahanan Pangan

Bencana kelaparan selama tujuh tahun berturut-turut yangg dialami Mesir, sebagaimana tercatat dalam QS. Yusuf ayat 47-49, menjadi ujian berat.

Namun, perencanaan bijak Nabi Yusuf, termasuk pengelolaan sumber daya secara cermat, menyelamatkan bangsa Mesir dari kehancuran.

Kisah ini mengajarkan pentingnya ketahanan pangan dan kesiapan menghadapi krisis yangg tidak terduga, sekaligus menjadi bukti hikmah Allah dalam setiap peristiwa.

4. Tha’un di Syam: Panduan Islam Menghadapi Wabah

Selain musibah alam, Islam juga mencatat musibah kesehatan seperti pandemi penyakit menular (tha’un) yangg melanda Syam pada tahun 638-639 M (17-18 H).

Wabah ini menyebabkan kematian lebih dari 30% masyarakat Syam, termasuk sahabat-sahabat Nabi seperti Muadz bin Jabal dan Suhail bin Amr.

Rasulullah saw memberikan pedoman menghadapi wabah, seperti larangan keluar masuk wilayah yangg terkena pandemi untuk mencegah penyebarannya.

Prinsip ini menunjukkan gimana Islam menekankan tindakan preventif untuk menjaga kesehatan masyarakat.

Refleksi dan Hikmah dari Kisah Bencana

Kisah-kisah ini bukan sekadar pengarsipan peristiwa masa lalu, tetapi peringatan yangg relevan sepanjang masa.

Bencana sering kali menjadi refleksi atas perilaku manusia sekaligus ujian atas kesabaran dan keimanan.

Sebagai umat Islam, mengambil hikmah dari peristiwa ini dapat membantu kita lebih bijak menghadapi tantangan zaman.

Dengan menjaga nilai-nilai ketakwaan dan keagamaan kepada Allah, kita dapat memahami bahwa di kembali setiap bencana, selalu ada pelajaran yangg mengingatkan kita untuk kembali kepada-Nya. (*/tim)

Referensi:

• Mardan Mardan, “The Qur’anic Perspective on Disaster Semiotics”, Jurnal Adabiyah, 18 (2) (2018).
• Pimpinan Pusat Muhammadiyah, “Fikih Kebencanaan”, dalam Berita Resmi Muhammadiyah: Nomor 08/2010-2015/Syawal 1436 H/Agustus 2015 M, Yogyakarta: Gramasurya, 2015.
• Suyadi, Zalik Nuryana, dan Niki Alma Febriana Fauzi, “The fiqh of disaster: The mitigation of Covid-19 in the perspective of Islamic education-neuroscience”, International Journal of Disaster Risk Reduction, 51 (2020). DOI: https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2020.101848.