Jakarta, mu4.co.id – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin (APH) tidak melakukan perlawanan ketika ditangkap oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri di Jombang. Sebaliknya, AP Hasanuddin justru meminta dilindungi oleh polisi.
Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid mengatakan, AP Hasanuddin ketakutan ketika ditangkap. Sebab, komentar tentang “halalkan darah Muhammadiyah” yangg ditulisnya di FB membikin penduduk Muhammadiyah marah.
“Pada saat penangkapan beliau tidak melakukan perlawanan, yangg berkepentingan minta perlindungan. nan berkepentingan sudah ketakutan lantaran dia tidak sadar bahwa kata-katanya membangkitkan kemarahan seluruh umat Muhammadiyah,” ujar Vivid dalam bertemu pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (1/5/2023).
Vivid mengatakan, AP Hasanduddin tidak betul-betul beriktikad membunuh penduduk Muhammadiyah mengenai dengan beda pendapat soal penetapan Idul Fitri 2023. Pasalnya, dia mempunyai latar belakang sebagai seorang ilmuwan.
“Kemudian, ada kemungkinan yangg berkepentingan melakukan untuk mewujudkan kata-katanya untuk membunuh, saya rasa tidak. Karena yangg berkepentingan latar belakangnya adalah keilmuan,” kata Vivid.
Lebih lanjut, Vivid mengungkapkan, AP Hasanuddin mengaku capek terus menerus berdebat mengenai beda penetapan hari Lebaran 2023. Oleh lantaran itu, pada akhirnya kata-kata yangg tidak layak pun muncul darinya di Facebook. “Dan tidak ada kewujudan untuk betul-betul mau membunuh, tidak ada,” ujar Vivid. (kompas.com)