Magelang, 23 Juli 2024 – Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan keahlian remaja di Desa Pucungrejo mengenai kekerasan seksual, Kelompok 2 dari Mata Kuliah Proyek Kepemimpinan Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Program Studi Bimbingan dan Konseling menyelenggarakan training berjudul “Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual: Menumbuhkan Kesadaran Remaja di Desa Pucungrejo untuk Mencegah Terjadinya Kekerasan Seksual”. Acara ini dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Juli 2024, di Pendopo Semaken, Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Pelatihan ini didampingi oleh pengajar Aprilia Setyowati, M.Pd., dan menghadirkan pemateri utama Antonius Ian Bayu Setyawan, M.Pd., seorang mahir di bagian pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Tujuan utama dari training ini adalah untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan seksual kepada personil Karang Taruna Dusun Semaken.
Antonius Ian Bayu Setyawan, M.Pd., dalam sesi training memaparkan beragam corak kekerasan seksual serta akibat negatifnya bagi korban. Beliau menekankan pentingnya peran aktif masyarakat, khususnya remaja dalam mencegah kekerasan seksual di lingkungan mereka. Selain itu, peserta mendapatkan training praktis mengenai langkah-langkah yangg kudu diambil dalam menghadapi alias menangani kasus kekerasan seksual, baik dari segi norma maupun psikologis. “Pencegahan dan penanganan kekerasan seksual bukan hanya tanggung jawab korban, tetapi juga tanggung jawab kita berbareng sebagai personil masyarakat,” ujar Antonius.
Pelatihan ini mengintegrasikan kesehatan reproduksi, kesetaraan gender, dan kekerasaan seksual dalam konteks yangg saling mendukung. Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi memberikan dasar yangg kuat untuk menjaga kesehatan seksual. Kesetaraan kelamin memastikan kewenangan dan kesempatan yangg setara bagi semua individu, yangg dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kekerasan. Memahami kekerasan seksual dan langkah pencegahannya membantu membangun masyarakat yangg lebih kondusif dan lebih responsif terhadap isu-isu kekerasan seksual. Masyarakat yangg teredukasi secara menyeluruh tentang ketiga aspek ini dapat lebih baik dalam mencegah, mengenali, dan menangani kekerasan seksual, serta mempromosikan kesetaraan dan kesehatan seksual secara keseluruhan.
Ketua Karang Taruna, Rifqi Angga Prasetya dalam sambutannya menyatakan bahwa training ini sangat krusial untuk generasi muda agar lebih peka dan responsif terhadap rumor kekerasan seksual. “Saya berambisi dengan training ini, personil Karang Taruna Dusun Semaken dapat menjadi pemasok perubahan yangg aktif dalam menciptakan lingkungan yangg kondusif dan nyaman bagi semua,” ujarnya.
Peserta training menunjukkan antusiasme tinggi dengan aktif berperan-serta dalam obrolan dan simulasi yangg dirancang untuk memperkuat pemahaman serta keahlian mereka dalam menangani kasus kekerasan seksual. Di akhir sesi, mereka berkomitmen untuk mengimplementasikan pengetahuan yangg telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Aprilia Setyowati, M.Pd., sebagai pengajar pendamping, mengapresiasi partisipasi aktif para peserta dan berambisi training ini tidak berakhir begitu saja, namun dapat dilakukan secara berkelanjutan. “Pencegahan dan penanganan kekerasan seksual memerlukan kerjasama dari beragam pihak. Melalui training ini, kami berambisi dapat membangun kesadaran dan tindakan nyata dari masyarakat,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya training ini, diharapkan Remaja di Dusun Semaken dapat menjadi contoh bagi remaja di wilayah lain dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, serta menciptakan lingkungan yangg lebih kondusif dan harmonis. Pelatihan ini bermaksud untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi rumor kekerasan seksual dan mempromosikan lingkungan yangg lebih kondusif untuk semua.