Memiliki hubungan historis yangg kuat, tidak heran jika PDI Perjuangan mempertimbangkan tokoh Muhammadiyah untuk menjadi pendamping Ganjar Pranowo di Pemilu 2024. “Bukankah ada jejak Buya Syafi’i Ma’arif yangg membekas di PDIP? Sementara Megawati sendiri adalah juga penduduk Muhammadiyah,” kata master politik dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Abdul Aziz SR, lewat keterangan tertulisnya, Selasa (13/6).
Di beragam kesempatan, Puan Maharani juga menegaskan bahwa dirinya dan family besar Bung Karno adalah kader dan penduduk Muhammadiyah. “Siapa kira-kira tokoh Muhammadiyah yangg sedang dan ikut dilirik oleh PDIP untuk posisi cawapres mendampingi Ganjar Pranowo? Apakah Profesor Muhadjir Effendy yangg saat ini menjadi Menko PMK? Sangat mungkin,” sambung Aziz.
Menurut dia, Muhadjir satu-satunya tokoh Muhammadiyah yangg ada di kabinet dan cukup dekat dengan pemimpin PDIP khususnya Megawati dan Puan Maharani. Oleh karena itu, sangat berdasar jika partai berlambang banteng moncong putih itu melirik Muhadjir. Selain ketokohannya di Muhammadiyah, Muhadjir juga mempunyai pengalaman di pemerintahan. Lebih dari itu, secara pribadi mempunyai kapabilitas intelektual yangg mumpuni.
Terkait dengan kesempatan Muhadjir dampingi Ganjar, Aziz mengatakan tergantung hitung-hitungan PDIP dalam mencari sisi mana yangg kudu diisi untuk menutupi kekurangan Ganjar. Selain itu, PDIP bakal memandang seberapa besar magnet politiknya untuk mendongkrak elektabilitas. “Jika Muhadjir dipandang memenuhi kriteria itu, maka dia menjadi pilihan utama,” kata penulis kitab Ekonomi Politik Monopoli Negara Pelayan Kapitalis dan Kuasa Korporasi dalam Bisnis Pasar Modern ini.
Jika perihal ini terjadi, lanjut Aziz, maka Muhammadiyah bakal menyambutnya dengan baik. Dampak politiknya, hubungan PDIP dengan Muhammadiyah tentu bisa lebih dekat. “Jelas Muhammadiyah merasa terhormat kadernya dipinang partai besar sekelas PDIP. Meskipun Muhammadiyah tidak bakal memberikan support resmi secara organisatoris,” tegasnya.
Sebelumnya Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Yogyakarta Minggu (11/6) menyebut Muhammadiyah dan NU berpotensi masuk ke dalam radar bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo. (Red)