KLIKMU.CO – SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) kembali menggelar aktivitas inspiratif dengan tajuk “Orang Tua Mengajar”. Kegiatan yangg berjalan pada Senin (26/11/2024) dengan melibatkan orang tua siswa dalam memberikan materi langsung kepada siswa-siswi.
Pada aktivitas kali ini, tema yangg diangkat adalah “Pertolongan Pertama Psikologis”, yangg bermaksud untuk memberikan pemahaman kepada siswa kelas 10.7 dan 10.11 tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan langkah menghadapi stres serta kecemasan.
Materi disampaikan oleh Dosen dan Psikolog Klinis Universitas Airlangga Atika Dian Ariana SPsi MSc MPsi, yangg juga menjabat sebagai Koordinator Program Studi Psikologi S1 di Universitas Airlangga.
Smamda dikenal sebagai sekolah yangg aktif melibatkan orang tua siswa dalam beragam aktivitas pendidikan. Langkah ini sejalan dengan visi sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yangg lebih kondusif, yangg melibatkan semua komponen sekolah, termasuk orang tua.
Menurut info terbaru, krisis kesehatan mental di kalangan remaja semakin meningkat. Satu dari enam remaja mengalami gangguan kesehatan mental, dengan depresi dan masalah bunuh diri menjadi rumor utama. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari beragam pihak agar remaja mempunyai akses yangg lebih mudah terhadap jasa kesehatan mental.
“Kita perlu menciptakan lingkungan yangg lebih suportif bagi remaja, di mana mereka merasa kondusif untuk berbincang tentang emosi mereka dan mencari bantuan,” ujar Atika Dian.
“Jika tidak ditangani dengan baik, masalah kesehatan mental pada remaja dapat menghalang potensi mereka untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa. Remaja dengan gangguan kesehatan mental condong mempunyai prestasi akademik yangg lebih rendah, kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, dan lebih rentan mengalami masalah perilaku,” tambahnya.
Salah satu siswa, Don Anargya Ramadhan dari kelas 10.7, mengungkapkan bahwa dirinya sangat memerlukan materi ini. Setelah mengikuti aktivitas Orang Tua Mengajar, dia berambisi bisa mengatasi masalah dalam menghadapi lingkungan yangg terkadang tidak sesuai dengan dirinya.
“Saya sangat senang mengikuti materi ini lantaran dapat membantu saya mengatasi masalah mental seperti insecure, anxiety, dan gangguan kesehatan mental lainnya,” kata Don.
“Saya merasa sangat terbantu, dan ini membantu saya menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial serta belajar dengan lebih baik.”
Siswa lainnya, Rania Fadya Salsabila dari kelas 10.11, juga mengungkapkan sungguh pentingnya pelajaran tentang kesehatan mental.
“Sebagai remaja, kita sering mengalami perubahan emosi dan tekanan. Kalau kita tahu langkah menghadapinya, pasti jadi lebih tenang dan bisa konsentrasi belajar,” ungkap Rania. Ia menambahkan bahwa sangat jarang ada kesempatan untuk membahas masalah kesehatan mental di kelas.
Kegiatan Orang Tua Mengajar ini membuktikan bahwa kerjasama antara orang tua, siswa, dan sekolah sangat krusial dalam menciptakan lingkungan belajar yangg sehat dan kondusif. Semoga aktivitas serupa dapat terus diadakan secara berkala untuk mendukung perkembangan mental dan akademik siswa.
(Fakhrial Widodo/AS)