Jakarta, InfoMu.co – Muhammadiyah siap menjalankan program makan bergizi cuma-cuma )MBG) . Bahkan, Muhammadiyah memiliki ekosistem yangg siap mendukung program tersebut.
Ketua Koordinator Nasional Makan Bergizi Muhammadiyah , M. Nurul Yamin menyebut kesiapan Muhammadiyah untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis menindaklanjuti Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Gizi Nasional yangg ditandatangani pada Sidang Tanwir Muhammadiyah di Kupang, Desember 2024 lalu.
“Ekosistem ini kudu mencakup seluruh rantai, mulai dari penyediaan bahan baku, standar gizi dan menu, dapur yangg higienis, transportasi dan distribusi, monitoring pertimbangan hingga pengelolaan limbah makanan,” ujar Yamin seperti dimuat dalam laman muhamadiyah.or.id dilansir Sabtu (11/1).
Yamin juga menyoroti kebutuhan kajian keuangan, pembiayaan, pengelolaan sumber daya manusia, serta pembentukan karakter siswa sebagai aspek krusial dalam keberhasilan program Makan Bergizi Gratis ini.
Dia menyebut, Muhammadiyah bakal mengoptimalkan jaringan organisasi yangg kuat di seluruh Indonesia untuk mendukung program ini melalui lebih dari 120 rumah sakit, 172 perguruan tinggi. Di mana 25 di antaranya mempunyai Program Studi Gizi, ribuan sekolah, dan pesantren yangg tersebar di seluruh Indonesia.
“Selain itu, kesiapan lahan wakaf serta aset untuk sektor pertanian, perikanan, dan pembangunan dapur menambah daya dukung inisiatif ini,“ ucapnya.
Dukungan Akar Rumput
Selanjutnya, Muhammadiyah bakal memanfaatkan support aktivitas di akar rumput seperti keberadaan Jemaah Tani Muhammadiyah (JATAM) dan Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JALAMU), yangg tersebar di beragam wilayah untuk menyuplai kebutuhan bahan pangan seperti beras, sayuran, dan ikan.
Yamin menyebut, beberapa sekolah dan pesantren Muhammadiyah telah menerapkan program makan siang yangg bisa menjadi model dapur berbasis sekolah alias pesantren. Menurutnya, kelebihan model dapur sekolah dan pesantren ialah tidak memerlukan transportasi untuk distribusi, sehingga lebih efisien.
“Keunggulan dapur berbasis sekolah alias pesantren adalah efisiensi distribusi, lantaran tidak memerlukan transportasi tambahan,” jelasnya.
Dengan ekosistem yangg dimiliki, Muhammadiyah konsentrasi untuk mengonsolidasikan seluruh potensi untuk menjalankan program makan bergizi gratis. Potensi ini mencakup sumber daya manusia, kelembagaan, dan jaringan organisasi yangg dapat berkontribusi pada keberhasilan program makan bergizi cuma-cuma di Indonesia. (merdeka)